ACEHTREND.COM, Mataram – SEKITAR dua puluhan pelajar berseragam putih hitam terlihat berlesehan di lantai berlapis keramik di depan sebuah ruang kelas. Para pelajar perempuan terlihat mengenakan kerudung hitam, sedangkan para pelajar lelaki mengenakan peci hitam.
Mereka merupakan pelajar kelas VII SMP Islam Al-Azhar NW Kayangan di Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Jam digital di ponsel saya menunjukkan angka pukul 10.50 Wita saat tim jurnalis dari Aceh dan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) tiba di kompleks sekolah itu siang tadi, Selasa (25/09/2018).
Kedatangan kami rupanya berhasil mengusik perhatian para pelajar tersebut. Beberapa di antara mereka terlihat mulai lirik-lirikan dan saling lempar senyum. Kebiasaan para bocah yang menggelitik ruang batin.
Usai gempa besar yang mengguncang Lombok pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018 lalu, para peserta didik di kompleks sekolah ini terpaksa belajar dalam kondisi darurat karena sekolah mereka ikut rusak akibat guncangan gempa.
Hampir seluruh bangunan sekolah terlihat rusak, terutama yang di bagian depan dan di lantai dua. Hanya beberapa ruangan saja di bagian belakang yang di dalamnya terlihat masih bisa difungsikan. Seperti ruang laboratorium dan perpustakaan.
“Sekarang semua aktivitas sekolah terpusat di bagian belakang,” kata Kepala SMA Al Azhar, Zulkarnain.
Bila pun ada yang tidak seluruhnya rusak, mereka tetap tidak berani beraktivitas di dalam ruangan karena bagian atasnya banyak yang bolong-bolong atau retak. Para guru tak berani ambil risiko. Bahkan kami harus melewati puing-puing bekas reruntuhan saat masuk ke kompleks sekolah.

Ketika saya mendekati mereka, salah satu pelajar perempuan langsung menghampiri saya. Ia menunjukkan buku pelajaran yang sedang dipegangnya. Buku paket bahasa Indonesia.
Tanpa ragu-ragu gadis kecil itu menanyakan salah satu soal yang ada dalam buku tersebut kepada saya. Begitu saya menjelaskan dan membantunya menjawab, ia pun langsung balik arah kembali ke tempatnya semula. “Terima kasih,” ucapnya riang.
Di kompleks sekolah ini kata Zulkarnain terdapat SD, SMP, dan SMA. “Jumlah siswa seluruhnya mencapai 450 lebih. 153 di antaranya siswa SMA,” ujarnya.
Sebelumnya kata Zulkarnain, para siswa tersebut belajar di tenda darurat bantuan ACT yang didirikan di halaman sekolah. Namun, hujan lebat yang mengguyur wilayah ini beberapa hari sebelumnya membuat mereka tak mungkin belajar di tenda.
“Karena halamannya datar jadi tergenang air saat hujan lebat beberapa hari lalu, akhirnya ada yang kembali belajar di ruangan, ada yang di teras seperti ini,” katanya lagi.
Untuk saat ini kata Zulkarnain, yang menjadi fokus mereka ialah bagaimana mengembalikan semangat peserta didik agar kembali bersekolah. Masih banyak di antara mereka yang masih trauma karena musibah tersebut.
“Kalau sudah mati listrik, kalau sudah malam Senin (Minggu malam-red) itu anak-anak sudah takut. Bahkan ada yang sampai pingsan saking traumanya bila mengingat kejadian itu,” ujarnya.

Karena terbatasnya ruang kelas, pihak sekolah pun menyiasatinya dengan membagi ruang kelas menjadi dua bagian. Mereka menyekatnya dengan terpal. Melalui relawan ACT dan para jurnalis dari Aceh, Zulkarnain menitip secuil pesan kepada masyarakat Indonesia khususnya dari Aceh.
“Kembalikan kami ke kondisi sebelum gempa,” ujarnya perlahan. “Sebelum gempa pikiran kami bisa tenang melakukan proses belajar mengajar, kalau sekarang yang kita pikirkan bagaimana anak-anak ini mau sekolah,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Posko ACT Nusa Tenggara Barat, setidaknya ada 1.154 bangunan sekolah yang rusak akibat gempa. Sebelumnya kami juga mampir di Pondok Pesantren Raudlatul Muslimin yang bersebelahan dengan Al-Azhar. Kondisinya setali tiga uang. Saat kami tiba di sana terlihat sejumlah siswa sedang belajar di bawah tenda darurat.
Meski tak nyaman para siswa tersebut tetap berusaha menyimak materi yang disampaikan oleh gurunya. Melalui tatapan para pelajar di sekolah darurat di Lombok Barat itu, seolah mereka ingin mengatakan, tolong bangun kembali sekolah kami, agar kami bisa belajar dengan tenang dan nyaman.[]