ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Jurnalis Aceh yang tergabung dari berbagai organisasi menggelar doa bersama untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah yang dikemas dalam kegiatan “Jurnalis Aceh 4 Palu”. Kegiatan ini berlangsung di Taman Bustanussalatin (Taman Sari) Banda Aceh, Minggu malam (14/10/2018).
Doa bersama ini merupakan bentuk solidaritas bersama dari para jurnalis Aceh kepada jurnalis dan masyarakat Sulawesi Tengah yang menjadi korban bencana alam berupa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.
Acara ini diisi dengan penggalangan donasi untuk Palu, pelelangan foto, dan juga tausiyah singkat dari Ustaz Masrul Aidi. Pada kesempatan tersebut, ustaz muda lulusan dari Mesir itu mengingatkan bahwa apa pun yang terjadi di muka bumi ini telah dicatat oleh Sang Pencipta di lauhul mahfudz termasuk selembar daun yang jatuh dari tangkai. Konon lagi kejadian-kejadian besar yang menimpa manusia, seperti halnya bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah.
“Tetapi semua tulisan-tulisan itu dirahasiakan oleh Allah dan menjadi misteri,” ujar Ustaz Masrul Aidi.
Ia juga mengatakan, setiap kali berbicara mengenai mitigasi bencana yang sering dibahas ialah aspek fisiknya seperti bagaimana menciptakan gedung-gedung yang lebih kokoh dan tahan bencana. Padahal, kata Ustaz Masrul Aidi, di luar aspek fisik tersebut khususnya bagi umat Islam ada aspek yang lebih penting, yaitu kekuatan doa dan sedekah.
“Ada dua hal yang paling ampuh untuk menolak bala, yaitu doa dan sedekah. Orang yang ke luar rumah diiringi dengan doa maka ia akan diselamatkan oleh Allah sampai ia kembali. Sementara sedekah itu merupakan asuransi keselamatan terhebat di dunia,” ujarnya.
Hal inilah menurutnya yang telah menyelamatkan umat-umat terdahulu dari bencana, mulai dari zaman Nabi Nuh saat pertama kali terjadi tsunami di muka bumi hingga Nabi Yunus yang selamat dari perut ikan.
“Mitigasi yang lebih penting, mereka berzikir, tasbih ini pula yang menyelamatkan Nabi Yunus di perut ikan.”
Di akhir tausiyahnya Ustaz Masrul Aidi mengajak semua yang hadir untuk mendoakan seluruh masyarakat Indonesia yang saat ini sedang mengalami bencana seperti di Sulawesi Tengah, Sumbar, dan Sumatera Utara.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman yang hadir bersama istri Nurmiaty AR, mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh para jurnalis Aceh tersebut. Ia mengatakan, dalam situasi bencana bantuan yang diberikan tak hanya berupa materi tetapi bisa juga dalam bentuk doa.
Amin menceritakan kilas balik kondisi Aceh yang pernah diamuk gempa dan tsunami pada 2004 silam, saat itu kata dia dalam kondisi keterpurukan dan kepasrahan masyarakat Aceh akhirnya bisa bangkit kembali berkat bantuan dari berbagai penjuru dunia.
“Ini waktunya kita bantu saudara-saudara kita di Palu dan sekitarnya. Sampai saat ini masih banyak korban yang belum terevakuasi. Terima kasih dan apresiasi saya kepada teman-teman jurnalis, ini bentuk solidaritas kita,” ujar Amin.
Pada kesempatan itu Aminullah juga membeli foto bertajuk “Satu Indonesia” karya Chaideer Mayuddin yang dilelang seharga Rp3 juta. Sementara total donasi yang berhasil dihimpun panitia sebesar Rp4.625.000 dan 10 riyal. Aminullah kemudian menggenapkan angkanya menjadi Rp10 juta. Hasil donasi tersebut disalurkan panitia melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).[]