ACEHTREND.COM, Blangpidie – Wakil Bupati Abdya Muslizar MT siang tadi menyambut kedatangan Miftahul Jannah di Kantor Bupati Abdya di Blangpidie, Kamis (18/10/2018).
Pengalungan bunga oleh istri Wakil Bupati Abdya, Safira, dan iringan salawat oleh kelompok rebana menyambut kedatangan Miftahul dan keluarganya yang dijemput dengan mobil dinas dan dikawal kepolisian Abdya.
Selain Wakil Bupati, di sana juga sudah menunggu Kapolres Abdya, Dandim 0110 Abdya, Sekda, anggota DPRK, para kelapa SKPK, guru SD-SMP, serta ratusan pelajar.
Muslizar mewakili masyarakat Abdya mengucapkan selamat datang kepada Miftahul Jannah beserta dengan keluarga. Selain itu, Muslizar juga mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas sikap serta keyakinan Miftah dalam mempertahankan identitasnya sebagai seorang muslimah.
Muslizar mengatakan, kerja keras Miftahul Jannah selama berlatih untuk berjuang sebagai tulang punggung daerah dan Indonesia pada umumnya merupakan sebuah prestasi yang harus dibanggakan. Tentunya, kata Muslizar, prestasi itu tidak hanya membanggakan bagi atlet dan keluarganya samata. Namun kebanggaan itu juga dirasakan oleh daerah Aceh Barat Daya.
“Untuk mencapai sebuah prestasi dunia, kita tidak harus menggadaikan sebuah keyakinan dan jati diri yang sudah melekat dan mendarah daging bagi daerah kita. Dan kita menyadari bahwa bangsa kita saat ini sedang mengalami krisis akhlak yang berimbas pada semua sektor kehidupan, tidak terkecuali di Aceh dan lebih khusus lagi di Aceh Barat Daya,” ungkap Muslizar.
Maka, sambungnya, di tengah krisis akhlak ini, diperlukan sosok-sosok yang mampu berpikir dan mengelola keterpurukan tersebut menjadi sebuah prestasi optimal, yaitu sosok yang tidak gampang berputus asa, dan itulah modal kekuatan untuk menggalang kebersamaan dalam mewujudkan segala keinginan di dalam setiap keterbatasan.
“Banyak opini yang menyudutkan Islam di media massa, baik cetak maupun elektronik, sebagian umat muslim kehilangan percaya diri untuk sekadar menampakkan identitas muslimnya. Apalagi untuk menjalankan rincian ajaran agama yang berkonsekuensi mendapat cibiran atau gunjingan orang. Sehingga dalam benaknya, cukuplah identitas muslim itu dalam Kartu Tanda Penduduk, atau dalam ritual-ritual keagamaan saja, atau memakai jilbab, gamis, sarung, baju koko, kopiah, dan atribut muslim lainnya sangat berat rasanya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Muslizar juga menyebutkan, Miftahul Jannah merupakan salah satu duta terbaik Abdya tingkat nasional. Tentu katanya, prestasi yang mungkin tidak tercatat dalam bidang olahraga itu, namun menjadi prestasi kebanggaan yang harus dipertahankan dan terus tingkatkan.
“Semoga ke depannya akan lahir atlet-atlet berbakat yang tidak hanya mahir dalam hal olahraga, namun juga mempunyai karakter, identitas dan jati diri, yang akan terus mengharumkan nama Abdya di tingkat provinsi, nasional bahkan internasional dalam berbagai event,” kata Muslizar.
Di akhir seremoni tersebut, Muslizar menyerahkan beasiswa kepada Miftahul Jannah sebesar Rp45 juta atas nama Pemkab Abdya.
Miftahul Jannah (21) merupakan pejudo perwakilan Indonesia di Asian Para Games yang didiskualifikasi dari pertandingan Blind Judo kelas 52 kg dengan klasifikasi low vission saat hendak melawan pejudo Mongolia, Oyun Gantulga, di JIExpo Kemayoran, Senin (8/10/2018) lalu karena tak ingin membuka kerudung.
Salah satu aturan dalam dalam federasi olahraga tersebut yaitu atlet dilarang menggunakan penutup kepala atau sejenisnya yang dinilai bisa membahayakan atlet karena di dalam judo terdapat salah satu teknik yaitu cekikan.[]
Editor : Ihan Nurdin