ACEHTREND. COM, Banda Aceh – Rencana ketibaan dua mobil listrik karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Budi Luhur di Aceh juga mendapat sambutan dari Unsyiah.
“Ya, kita siap sambut, saya juga sudah diberitahu rencana kedatangan dua mobil listrik ke Aceh, kita juga siap sharing experience, pengetahuan dengan Tim Blits Expolere Indonesia yang akan tiba di Aceh, ” kata Rektor Unsyiah, Samsul Rizal, Jumat (23/11).
Sebelumnya, kesediaan untuk menyambut kedatangan dua mobil listrik jenis BLITS dan Kasuari juga disampaikan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Prestasi terbaru mobil listrik Unsyiah yang diberinama Malem Diwa Urban adalah mengikuti kompetisi Internasional Shell Eco Marathon awal Maret lalu di Singapura.
Di ajang kompetisi Asia ini, karya Unsyiah menempati posisi kedelapan untuk subkategori baterai elektrik dengan 57 km/kWh.
“Kita, mengalahkan mobil Genetro Suryo dari Universitas Muhammadiyah Malang, dan juga mengalahkan tim dari Singapura yang merupakan tuan rumah acara tersebut, yaitu mobil ElectroLiTE dari Institute of Technical Education (ITE) pada posisi ke sepuluh dengan 51 km/kWh, dan mobil Nanyang E Drive dari Nanyang Technological University dengan 43 km/kWh,” kata Reza saat ditemui di Lab Desain dan Manufaktur Unsyiah, Sabtu (24/11) pagi.
Dalam hal riset mobil non BBM, Unsyiah juga kaya pengalaman. Dr Iskandar ST M.Eng.sc mengaku jejak mobil listrik rancangan Unsyiah bermula dari mobil tenaga surya (solar cell) tahun 2014.
“Mobil ini dipasangi empat solar panel di bagian atap dan belakang, solar charger controller, motor (penggerak), empat aki, serta empat roda seukuran ban Vespa,” kata Dr Iskandar sambil melihat jejak mobil yang diberinama Legend.

Disebutkan, karya awal mobil solar cell Unsyiah karya mahasiswa bermula dari inisiatif Dr Iskandar ST M.Eng.sc, Muhammad Tajuddin, M.Eng.sc dan Teuku Firsa M.Eng.sc. Ketiganya sebagai dosen pembimbing.
“Dari riset pengabdian masyarakat yang didukung dana 32 juta dari Pak Rektor inilah berkembang menjadi mobil listrik sekarang ini, ” kata Iskandar sambil memperkenalkan Syahriza dari Tim Seulawah untuk Robot terbang yang telah menghasilkan robot terbang Aneuk Kleung dan Cempala Kuneng.
Selagi di Malaysia, Iskandar mengaku sudah terbiasa dengan riset mobil non BBM. “Dulu, di Malaysia saya pernah ikut World Sollar Challenge. Saat berada di Aceh kami menyakinkan Pak Rektor bahwa kami bisa membuat mobil listrik, dan beliau mendukung, ” kisah Iskandar.
Untuk mobil listrik, Reza menyebut sejumlah prestasi yang sudah pernah diraih, yaitu juara 4 di Malang, juara 7 dan 6 di Yogyakarta, juara 5 dan 6 di Surabaya, dan terkini juara 8 di kompetesi yang digelar di Singapura.

“Prestasi terbaru mobil listrik ini juga berkat dukungan Bapak Tadjuddin sebagai Ketua Lab Desain dan Manufaktur. Beliau juga sebagai pembimbing sistem motor listrik dan sistem kontrol. Untuk pembuatan Body di bimbing oleh Pak Akram, MT, sedangkan Pak Iskandar dan Pak Firsa sebagai pembimbing Design dan Analisis FEA,” kata Reza.
Reza menambahkan, spesifikasi untuk mobil listrik yang menghabiskan biaya perakitan Rp64 juta adalah sebagai berikut: Chasis: Galvanized Alumanium Hollow, Body: Fiber Glass Composites, Battery: Lithium ION 48V, Transmission: Chain and Sprocked, Braking: Hidrovics Disc Brake System, Steering: Go kart Steering System.
Saat ini, mobil listrik karya mahasiswa Unsyiah sudah dibawa ke Padang untuk mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) keempat yang digelar di Kota Padang, Sumatra Barat pada 27 November – 2 Desember 2018 mendatang. Sebanyak 74 tim dari 48 perguruan tinggi se-Indonesia akan bertanding, termasuk Unsyiah.

Direktur Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS Muhammad Nur Yuniarto yang juga sebagai Ketua Tim Blits Explore Indonesia kemarin melaporkan perkiraan ketibaan mereka di Aceh 15 hari lagi.
“Jika tidak ada halangan, paling cepat diperkiran 15 hari lagi tiba di Aceh,” kata Dr. Ir. Muhammad Nur Yuniarto, Dosen ITS yang menjadi Ketua Tim Blits Explore Indonesia.