Sudah dua malam lelaki jangkung murah senyum itu tidak sempat tidur pulas. Ia hanya sempat memejamkan mata satu jam saja, setiap harinya. Semenjak ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Paslon Joko Widodo-Ma’ruf Amin, kesibukan Teungku Irwansyah semakin meningkat. Nyaris tak ada waktu yang tersisa untuk keluarga.
“Kita harus selamatkan Pak Joko Widodo dari badai fitnah. Kita tak mungkin mampu menjangkau semua orang, tapi menyampaikan kebenaran kepada siapapun yang berhasil kita jumpai, adalah dakwah, juga bukti bahwa kita masih memegang teguh nilai keacehan yang islami,” ujar Teungku Irwansyah alias Muksalmina, mantan pentolan Teuntra Neugara Aceh (TNA) yang merupakan sayap militer Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Kami bertemu di Aceh Utara, tepatnya di Geudong, Sabtu pagi (24/11/2018). Kala itu dia sedang dalam agenda bertemu dengan 25 pimpinan dayah di Aceh Utara, yang berkumpul di Dayah Nurul Hasanah, Simpang Paya, Kecamatan Nibong.
“Untuk kampanye?” saya bertanya.
“Bukan kampanye, karena semua alim ulama itu sudah mengetahui kinerja Pak Jokowi. Di mata mereka Pak Jokowi harus melanjutkan ke periode selanjutnya. Sukses atau tidaknya berbagai program yang sudah dijalankan dan yang sudah dicanangkan, sangat tergantung pada siapa presiden ke depan. Hari ini hanya untuk konsolidasi saja,” katanya, yang didampingi Direktur Kominfo TKD Aceh Ali Raban.
Wajah Muksalmina memang agak kurang cerah. Dua hari sebelumnya dia tidak sempat tidur nyenyak. Dirinya sibuk membangun komunikasi dengan berbagai sektor. Untung saja, Bang Mek, begitu ia akrab disapa, memiliki fisik yang prima. Bahkan ia tidak membawa sopir, dirinya menyetir sendiri mobil Toyota Cruiser warna biru. Padahal jarak Banda Aceh dan Aceh Utara bukan jarak yang dekat.
Turut serta dalam rombongan itu adalah istrinya Muksalmina. Perempuan berkulit kuning langsat itu, dengan tidak banyak bicara, menyertai perjalanan yang panjang tersebut.
Ketika rombongan tiba di Dayah Nurul Hasanah, para cendekia Islam, tokoh masyarakat dan unsur lainnya telah menunggu. Muksalmina didapuk sebagai pembicara akhir, setelah sejumlah pimpinan dayah memberikan ceramah dukungan politik untuk paslon Presiden dan Wakil Presiden RI nomor urut 1 Ir.H. Joko Widodo-Prof. Kyai. H. Ma’ruf Amin.
Memulai pidatonya, Irwansyah menyampaikan berbagai program yang sudah dilakukan oleh Joko Widodo dalam bidang pembangunan Islam. Seperti lahirnya Hari Santri, yang sebelumnya santri dijadikan warga kelas dua di Indonesia. Di masa Jokowi pula banyak Ma’had ‘Ali didirikan di seluruh Indonesia. Kehadiran dua program itu sebagai langkah nyata tentang keberpihakan Jokowi kepada penguatan pendidikan Islam.
Ke depan, Presiden Jokowi juga akan mendirikan Kementerian Pesantren, yang RUU-nya saat ini sedang digodok di DPR RI.
Khusus tentang Kementerian Pesantren, ulama-ulama di Aceh ikut mengusulkannya via Muksalmina yang olehnya kemudian disampaikan kepada Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin. Kedua putra bangsa itu menjawab dengan penuh sukacita. Mereka sepakat dan memang sudah masuk agenda ke depan.
Di hadapan para ulama, Irwansyah juga mengatakan rakyat harus diberitahu tentang komitmen Jokowi membangun Indonesia. UU Desa yang kemudian melahirkan Dana Desa merupakan program yang paling populer dan dampak langsungnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Tapi di lapangan program itu dipelintir oleh sejumlah pihak, akan-akan itu bukan program pemerintah.
“Termasuk para bupati, camat dan kepala desa, tidak mensosialisasikan tentang program itu. Mereka membiarkan hoax berjalan di lapangan. Mereka diam seribu bahasa,” kata Muksalmina.
Muksalmina juga menyampaikan tentang kerja keras Joko Widodo membangun infrastruktur yang dulunya merupakan sesuatu yang mustahil. Waduk raksasa, jalan tol, serta lainnya, termasuk pembangunan sumber energi baru, merupakan fokus utama Jokowi yang sedang dan terus dilakukan.
“Khusus untuk dayah, tahun 2019, di Aceh akan mendapatkan 12 klinik kesehatan yang dibantu oleh Kementerian Kesehatan RI. Lengkap dengan seorang dokter umum dan dokter gigi. Bukan hanya santri, warga tempatan pun boleh berobat ke sana dan gratis. Klinik ini juga dilengkapi ambulans multi fungsi yang akan dikelola secara mandiri oleh dayah,” ujar Muksalmina.
***
Usai dari Dayah Nurul Hasanah, rombongan Muksalmina pun kembali mengaspal. Melalui jalan-jalan “tikus” Bang Mek melaju menuju tempat kegiatan lainnya. Ada dua tempat yang disinggahi olehnya, yaitu sebuah balai pengajian yang sedang dirintis sebagai dayah, yang terletak di Baktiya dan pertemuan dengan warga di sebuah rumah penduduk yang jataknya lumayan jauh dengan balai pengajian itu, walau masih dalam satu kecamatan yaitu Baktiya.
Di dua forum berbeda itu, Muksalmina menyampaikan hal yang sama. Tentang apa yang sudah dilakukan oleh Joko Widodo dan apa yang akan dia lakukan kelak. Di dua tempat itu Muksalmina disambut dengan baik.
Rombongan melaksanakan shalat magrib di sebuah kampung di pedalaman Aceh Utara. Tujuan tim adalah ke Bener Meriah. Muksalmina memilih jalur tengah yang merupakan jalur eks PT KKA yang kini sudah diaspal. Jalur ini lumayan berat karena jalannya yang banyak menaiki punggung gunung serta melintasi hutan rimba yang telah banyak dirambah.
Seorang anggota tim menyarankan agar menginap saja di Lhokseumawe, subuh baru bergerak ke Bener Meriah. Tapi Ketua TKD Aceh menolak. Ia mengatakan sebuah kegiatan penting haruslah dijalankan secara serius. Kalau mau nyaman ya tidur di rumah.
“Kita sedang bertugas menjalankan amanah yang dibebankan. Kita harus melaksanakannya dengan dedikasi yang penuh. Kalau ingin tidur nyenyak ya di rumah,” katanya sembari tertawa kecil, meyakinkan rombongan, walau belum tidur ia masih mampu menerabas perjalanan yang masih cukup jauh.
Tiba di Bener Meriah pada pukul 21.30 WIB, Irwansyah mengumpulkan beberapa orang di sana. Mereka berbincang hingga larut. Di antara kepulan asap rokok dan aroma arabica Gayo, Muksalmina berdiskusi banyak hal dengan tamu-tamu yang menyambanginya di sebuah guest house sederhana yang menyebut dirinya hotel syariah. Ya, hotel syariah yang serba sederhana, kunci pintu kamar mandi rusak, tak disediakan sabun mandi serta tempat tidur yang tidak simetris. Serta lantai “hotel” yang jungkat-jangkit, karena dibuat dari kayu yang tak lagi menyatu dengan paku.
Usai shalat subuh, Minggu (25/11/2018) Muksalmina tidak lagi tidur. Dia menyiapkan diri, dua jam tidur di malam yang beku karena dekapan udara dingin tanoh Gayo, cukuplah baginya yang memang sudah terlatih sedikit tidur kala masih di rimba.
Pukul 08.30 WIB, Irwansyah bergerak ke pendopo Wakil Bupato Bener Meriah Teungku Sarkawi. Sarkawi adalah ulama sekaligus Plt Bupati Bener Meriah yang memberikan dukungan untuk Joko Widodo.
Sejam di sana dan bertemu dengan beberapa orang, Irwansyah pun bergerak ke Redelong, bertemu dengan relawan Jowin dari empat kabupaten tanoh Gayo yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara.
Bertemu dengan para relawan yang mencapai ratusan orang, Irwansyah kembali menyampaikan mengapa penting mendukung Jokowi. Sambutannya disambut gegap gempita para relawan.
“Kepada relawan dan timses lainnya, jangan lalai dengan SK, karena tanpa kerja yang nyata, SK tidak akan membawa perubahan apapun,” katanya sembari mengingatkan tentang pentingnya road map kerja serta prosentase yang ingin dicapai.
Acara bersama relawan Jowin wilayah tengah, berlangsung hingga jelang Ashar. Muksalmina pun pamit dan pulang ke Banda Aceh melalui jalur Takengon-Bireuen.
“Nanti di Sigli, Pidie, saya harus singgah sebentar. Paginya harus terbang ke Jakarta. Di Banda Aceh sudah ada tim yang menunggu untuk konsolidasi,” katanya.
“Wah, tak sempat tidur juga,” kata saya bercanda.
Muksalmina tersenyum sembari menyundut kretek filter yang putingnya berasa manis. “Setelah bulan April 2019, semua kesibukan ini akan berakhir,” katanya sembari meneguk segelas kopi.