ACEHTREND.COM, Tapak Tuan – Sejak tamat MAS tahun 2017 lalu, Yuslitawani (20) tidak memiliki kegiatan, selain masak, cuci, kasur/tidur. Setahun dalam keadaan tidak produktif seperti ini membuatnya jenuh.
Lalu, temannya yang baru selesai ikut pelatihan menjahit di Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh Selatan di Kota Fajar, mengabari informasi telah dibuka pendaftaran pelatihan periode berikutnya di BLK tersebut.
“Saya pun langsung mendaftar dan ikut seleksi di BLK Kota Fajar walau dengan modal dasar nihil, mulai dari nol,” kata Yuslitawani kepada aceHTrend, Rabu (28/11/2018), di sela-sela pelatihan menjahit di BLK setempat.
“Sudah 21 hari saya ikut pelatihan, dari 48 hari yang dijadwalkan. Saya tinggalkan kampung di Trumon, menginap di BLK selama pelatihan,” katanya.

“Alhamdulillah, saat ini saya sudah mulai bisa menjahit,” ujar Ita sembari memperlihatkan busana hasil jahitannya dengan bangga.
Ita mengaku berniat membuka usaha menjahit di rumah orang tuanya seusai pelatihan. Namun, ia mengeluhkan tidak memiliki mesin jahit.
Kasubbid Ekonomi dan Investasi Bappeda Aceh, Aswar Liam MAP, yang meninjau BLK Kota Fajar, menyarankan agar kechik dari desa Ita berasal menggunakan Dana Desa untuk program pemberdayaan ekonomi kaum perempuan melalui pengadaan mesin jahit.
“Dibenarkan penggunaan Dana Desa untuk pengadaan mesin jahit dalam program pemberdayaan ekonomi kaum perempuan pedesaan. Dana Desa harus digunakan secara berimbang, jangan hanya digunakan untuk infrastruktur pedesaan,” kata Aswar.[]