ACEHTREND.COM, Blangpidie – Wakil Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya, Muslizar MT, langsung menemui pejabat Rumah Sakit Teungku Pekan (RSUDTP) Aceh Barat Daya begitu mengetahui adanya kabar pengunduran diri para penata anestesi di rumah sakit tersbut. Pertemuan dengan Dewan Pengawas Rumah Sakit dan para dokter berlangsung di RSUDTP sore tadi, Rabu (28/11/2018).
Berdasarkan hasil pembicaraan dalam pertemuan itu, Muslizar mengatakan para penata anestesi tersebut bukanlah mengundurkan diri, melainkan sebagai bentuk protes karena volume kerja mereka dinilai melebihi batas waktu.
“Sebenarnya mereka bukan mengudurkan diri, hanya saja mereka meminta untuk bekerja sesuai dengan jadwal. Maka dari itu untuk saat ini kita batasi dulu, mulai dari pukul 08:00-16:00 WIB. Terkcuali ada emergency, dan itu sudah kita minta kepada pihak dokter dan para penata anestesi supaya untuk dibantu secara kemanusiaan,” ungkap Muslizar kepada awak media setelah melakukan musyawarah dengan pihak rumah sakit.
Muslizar meminta agar pihak penata anestesi bisa bersabar dalam satu bulan ke depan, selama masa perbaikan Peraturan Bupati (Perbup).
“Kami minta agar mereka bersabar dan alhamdulillah para penata anestesi di ruang operasi tetap mau membantu. Namun jadwal operasi itu diatur sesuai dengan kemampuan fisik dari pada dokter bedah, para anestesi, dan para perawat anestesi,” ujarnya.
Muslizar menyebutkan, mogoknya para penata anestesi tersebut disebabkan padatnya jadwal kerja. Sehingga mereka merasa lelah. “Artinya mereka tidak bisa beristirahat, dan nantinya kita akan atur jadwal mereka,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kegiatan operasi di ruang bedah Rumah Sakit Umum Teungku Pekan (RSUDTP) Kabupaten Aceh Barat Daya terpaksa dihentikan sementara. Pasalnya, seluruh penata anestesi yang bertugas di rumah sakit itu ramai-ramai mengundurkan diri.
Baca: Seluruh Penata Anestesi RS Teungku Pekan Mundur, Operasi Pasien Dihentikan Sementara
Dokter spesialis bedah RSUDTP dr. Ismail Muhammad, membuat status terkait hal itu lewat akun Facebook pribadinya, Rabu (28/11/2018). Dalam pengumuman tersebut, dr. Ismail Muhammad menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Abdya atas terjadinya ganguan pelayanan tersebut. Menurutnya, proses pelayanan operasi pasien di kamar bedah itu akan berjalan kembali setelah semua persoalan teratasi.[]
Editor : Ihan Nurdin