ACEHTREND.COM,Banda Aceh- Gerilnya N Sihombing, seorang pengusaha travel dan pemilik sebuah yayasan di Banda Aceh, sangat rapi dan terstuktur. Berikut pengakuan Des dan Jul, dua ibu rumah tangga yang bermukim di Banda Aceh. Pengakuan ini disampaikan kepada tim Arimatea dan masuk dalam risalah laporan Dinas Dayah Kota Banda Aceh.
D atau biasa dipanggil Bu Des bekerja di rumah N Sihombing karena diajak oleh S sekitar dua tahun yang lalu. Awalnya Des menceritakan kondisi keluarga mereka yang terlilit hutang sebanyak Rp. 300.000,00 dan sudah jatuh tempo, tapi tidak ada uang untuk membayar. Sampai pernah berniat melarikan diri. Namun S mencarikan solusi dan ditawarkan bekerja sebagai tukang masak dirumah N Sihombing.
Des berteman dengan Jul, pada saat itu Jul juga sedang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan ada tanggungan harus merawat ibu dan anak. Des mengajak Jul untuk bekerja di rumah N Sihombing.
Des dan Jul bekerja di rumah itu sesuai dengan porsinya masing-masing. Des sebagai tukang masak dan Jul sebagai cleaning service.
Dari pengakuan keduanya, beberapa kali mereka pernah terlibat diskusi agama dengan N Sihombing, namun keduanya masih teguh dengan pendirian islamnya. N beberapa kali membawa Des dan Jul serta keluarga mereka (anak-anak) untuk liburan. Menurut pengakuan Des pernah di ajak ke Sabang dengan membawa serta dua orang anaknya K dan I. Ia tidak tahu pasti acara apa di Sabang. Tapi acaranya berhubungan dengan keimanan umat kristiani. Des ditugaskan sebagai tukang masak, bersama S. Acara yang di Sabang tersebut diikuti juga oleh AS, siswi SMP di Banda Aceh yang sudah sabgat cerdas melakukan ceramah penginjilan.
Des dan Jul pernah di ajak liburan akhir tahun ke Medan, mereka tidak menolak. Alasannya karena mereka belum pernah ke Medan, keperluan liburan mereka semua dibiayai oleh N Sihombing. Des membawa anaknya K ikut serta. Mereka menginap di hotel. Kemudian diajak jalan-jalan ke Carrefour (Plaza Medan fair) dan diajak juga ke Danau Toba. Mereka juga diajak masuk gereja.
Saat masuk gereja mereka mengaku terpaksa dan di saat orang gereja bernyanyi dan membaca doa mereka hanya beristigfar karena menurut pengakuan, mereka sudah bersepakat untuk tidak akan pernah menukarkan aqidah apalagi hanya karena materi.
Namun secara tidak sadar mereka diarahkan untuk melalukan prosesi baptis, pertama mereka ditawarkan untuk mandi di kolam yang sudah disediakan, namun mereka menolak, alasannya bukan karena mereka tahu jika mandi salah satu dari proses baptis. Akan tetapi karena mereka melihat banyak lumut di dalam air yang sekilas terlihat seperti rambut manusia. Saat kejadian ini mereka juga bersama S. Kemudian mereka ditawarkan minum anggur dan makan roti (salah satu prosesi baptis), mereka mengaku melakukannya karena mereka berasumsi anggur dan roti hanya makanan biasa, jadi mereka makan tanpa ada niat untuk merubah aqidah. Mereka juga mengaku dibelanjakan barang-barang untuk Des berupa 2 buah jam tangan, dan untuk AS berupa kalung salib.
***
Jumat, 7 Desember 2018 pukul 13.00 WIB, pensyahadatan terhadap Des, Jul dan lima orang lainnya. Proses itu dilakukan di Dinas Dayah Kota Banda Aceh.