ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Direktur Katahati Institute, Raihal Fajri, mengimbau para calon anggota legislatif (caleg) perempuan agar tidak melakukan praktik politik uang dalam berkampanye.
Caleg perempuan menurutnya harus memiliki strategi-strategi jitu dalam menarik simpati konstituen. Cara-cara yang menurutnya lebih mengedepankan nilai-nilai edukasi sehingga event demokrasi lima tahunan ini tidak semata-mata menyasar masyarakat sebagai penyumbang suara, tetapi juga bisa mencerdaskan mereka dalam berpolitik.
“Jangan cuma bagi-bagi kerudung. Perempuan harus menghormati perempuan dengan tidak melakukan kampanye dengan pola seperti itu. Jangan hargai suara perempuan dari selembar kerudung,” ujar Raihal dalam acara Ngopi Kebangsaan bertema “Perempuan dan Ketahanan Nasional” (Peran Perempuan dalam Pemilu Damai) yang dibuat Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas di Aula RRI Banda Aceh, Sabtu (22/12/2018).
Sejauh ini Raihal melihat, pola-pola kampanye yang dilakukan caleg perempuan belum ada perbedaan yang signifikan. Sementara di sisi lain, rendahnya pemahaman politik membuat kaum perempuan tidak menyadari bila menerima pemberian dalam bentuk apa pun merupakan politik uang.
“Dan itu berkonsekuensi pada hukuman sampai kurungan,” ujar Raihal saat dikonfirmasi kembali oleh aceHTrend.
Ia juga melihat sejauh ini masih ada caleg-caleg perempuan ‘karbitan’ yang dicomot partai tanpa melewati proses kaderisasi sebelumnya.
“Satu lagi yang ingin saya sampaikan bahwa setelah terpilih mereka tidak lagi melaju ke langkah berikutnya, yaitu meningkatkan kualitas sehingga kesannya tidak berkontribusi saat berada di parlemen. Sehingga kehadiran mereka yang senyap itu tidak memberikan dampak yang signifikan,” ujarnya.[]