• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Kisah Saifullah, Warga Kajhu yang Bangkit Usai Tsunami

Taufik Ar RifaiTaufik Ar Rifai
Kamis, 27/12/2018 - 11:30 WIB
di Inspirasi, LIFE STYLE
A A
Saifullah dan istrinya Rini serta anak bungsunya @aceHTrend/Taufik Ar-Rifai

Saifullah dan istrinya Rini serta anak bungsunya @aceHTrend/Taufik Ar-Rifai

Share on FacebookShare on Twitter

ACEHTREND.COM, Jantho – Rumah itu tergolong kecil, maklum bantuan tsunami. Sejumlah tanaman dan aneka bunga-bungaan tumbuh asri di pekarangan rumah. Suasanya nyaman dan teduh. Dua bocah terlihat bermain mobil-mobilan di teras depan, keduanya terlihat ceria.

Kicauan burung dan suara jangkrik terdengar saling sahut menyahut di balik pohon dan hijau persawahan. Seorang pria paruh baya terlihat semringah tatkala saya memasuki pekarangan rumahnya.

“Neupiyoh keunoe, meu’ah agak bacut kuto ban lon woe dari lampoh jak koh naleung keu eumpeun leumoe (Silahkan mampir, maaf agak sedikit kotor karena baru selesai pulang memotong rumput untuk pakan ternak sapi di kebun),” ujar pria paruh baya saat menyambut saya dengan ramah, Rabu sore (27/12/2018).

Pria itu bernama lengkap Saifullah, warga Dusun Lambateung, Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Di rumah bantuan salah satu NGO asing ini, Saifullah beserta istrinya, Rini, dan kedua anaknya mulai menata kehidupannya kembali. Betapa tidak, musibah gempa berkekuatan 9,3 SR dan disusul gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 lalu telah mematahkan asa lelaki kelahiran Aceh Besar tersebut.

BACAAN LAINNYA

Refleksi Tsunami Dan Kekuatan Masyarakat Aceh Dalam Menghadapi Covid-19/FOTO/Disbudpar Aceh.

Hadirkan Syekh Ali Jaber, Peringatan 16 Tahun Tsunami Aceh Digelar Melalui Daring Dan Luring

18/12/2020 - 09:06 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

LMC (47): Aceh, Haiti, Kolaborasi dan Bencana (II)

22/09/2020 - 08:45 WIB
Masjid Al-Maghfirah Habib Chiek Kajhu @aceHTrend/Taufik Ar-Rifai

Masjid Kajhu, Saksi Bisu Tsunami Melumat Aceh

26/12/2019 - 05:00 WIB
Hendra Syahputra dan Akmal Nasery Basral (kiri) @ist

Kisah Meutia, Penyintas Tsunami Aceh dalam Novel “Te O Teriatte” Karya Akmal Basery Nasral

25/12/2019 - 16:00 WIB

“Ini istri kedua saya, Rini, yang asli dari Medan,” kata Saifullah.

Pria yang sudah memasuki usai setengah abad ini menceritakan, saat musibah tsunami menerjang desanya, istri pertamanya, Irhamna, dan satu putrinya, Desi Andriani, ikut tersapu gelombang tsunami. Selain itu, hampir separuh sanak familinya juga ikut menjadi korban keganasan gelombang tsunami. Pasalnya, sebagian besar keluarganya tinggal dan hidup berdampingan dengannya di Desa Kajhu, Aceh Besar. Rumahnya hanya terpaut sekitar 4 kilometer dari bibir pantai.

Saifullah mengaku, saat tsunami meluluhlantakkan bumi Serambi Mekkah, ia sedang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) lama Lampulo, Banda Aceh. Di sana, pria berusia 51 tahun ini bekerja sebagai buruh angkut ikan.

“Saat itu, istri saya beserta dua anak saya, Muhammad Rizki dan Desi Andriani masih berada di rumah di Kajhu. Pascagempa dan air laut naik, istri saya beserta putri bungsu saya jadi korban, sedangkan putra sulung saya, alhamdulillah selamat. Ia lari bersama sepupunya, Fazkur ke arah Darussalam. Kebetulan jarak rumah saya dengannya berdampingan. Begitu juga dengan ibu saya, Khatijah beserta saudara saya lainnya ikut terbawa gelombang tsunami,” kenang Saifullah.

Saifullah yang turut serta dibawa arus gelombang tsunami menuturkan, ia sudah pasrah tatkala melihat gelombang air laut berwarna hitam pekat menggulungnya. Menurutnya, saat ia ikut terbawa arus, kekuatan ombak raksasa menariknya seperti dililit ular besar.

“Watee nyan bandum ureueng hana tu’oh mengadu lee, sebab watee digulong le ie lagee diuet lam pruet uleu raya (saat itu semua orang tidak bisa mengadu kepada siapa pun, sebab ketika kami digulung gelombang air rasanya seperti ditelan dalam perut ular besar),” ujar Saifullah.

Meski sempat terombang-ambing di dalam air laut, akhirnya Saifullah berhasil menyelamatkan diri setelah naik ke atas bongkahan kayu yang ikut terbawa tsunami. Saifullah berhasil menyelamatkan diri setelah merangkak dari reruntuhan kayu dan material beton yang ikut terbawa arus tsunami di kawasan Lamdingin, Banda Aceh.

Hari itu juga, ia kembali ke desanya di Kajhu. Di sana, Saifullah melihat pemandangan Keude Kajhu yang sebelumnya penuh dengan bangunan rumah megah dan pertokoan kini sudah rata dengan tanah. Ia mengaku hampir tidak mengenali lagi desa kelahirannya. Pasalnya, Keude Kajhu ini diibaratkan terbabat habis oleh pisau cukur raksasa.

Semua bangunan telah hancur, baik itu rumah, pertokoan, pepohonan maupun tiang listrik yang berdiri tegak kini hilang tak berbekas. Begitu juga halnya ribuan mayat bergelimpangan di setiap sudut, bau anyir kian menusuk hidung.

“Semuanya telah hancur, kecuali satu masjid yang tersisa. Bahkan saat itu saya sendiri tidak tahu di mana letak lokasi rumah saya,” kenangnya.

Saifullah bersyukur, rasa kepedulian dan uluran tangan dari sejumlah NGO lokal maupun asing telah mengubah kehidupannya. Dari sinilah, Saifullah beserta istri keduanya, Rini, yang dipersuntingnya pada awal 2006 lalu mulai bangkit menata kembali kehidupannya. Untuk menyambung hidupnya, Saifullah terpaksa menjadi buruh bangunan dari pagi hingga siang hari. Sorenya, ia dibantu istrinya membersihkan ladangnya untuk jadikan lahan pertanian dan mengurusi ternak. Dari hasil pertanian dan ternak inilah, Saifullah mampu menyekolahkan anaknya hingga ke pendidikan tingkat akhir.

“Jadi, kalau diingat-ingat terus tidak ada gunanya juga. Sebab jika Allah berkehendak, apa saja isi dunia milik-Nya ini bisa hilang seketika. Dari sinilah, saya beserta keluarga kecil saya ini mulai kembali dari nol lagi,” ujar Saifullah.

Kini, empat belas tahun sudah musibah gempa dan tsunami memporak-porandakan Aceh. Usaha ternak dan pertanian milik Saifullah kian berkembang seiring waktu. Bersama istri dan ketiga anaknya, Saifullah terus mencoba bangkit dari kesedihan tsunami. Tujuannya adalah satu, yakni membesarkan dan sekaligus menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.

“Saya ajak istri dan anak saya untuk kembali menetap di Lambateung tempat rumah orang tua saya dulu. Saya katakan kepada istri dan anak saya, apa pun yang terjadi, kita tetap bertahan di sini, karena ini rumah dan tanah warisan keluarga kita,” ujar Saifullah.[]

Editor : Ihan Nurdin

Tag: 14 tahun tsunamiTsunami aceh
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Ziarah Kubur dan Doa Bersama Warnai Peringatan 14 Tahun Tsunami di Leupung

Selanjutnya

Pemkab Aceh Singkil Musnahkan 8.855 Lembar E-KTP

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com
LIFE STYLE

20 Calon Sineas Muda Akan Ikuti Basic Training Aceh Documentary Junior

Selasa, 23/02/2021 - 09:06 WIB
aceHTrend.com
LIFE STYLE

Traveler Ini Naik Vespa dari Aceh Demi Berziarah ke Makam Pocut Meurah Intan di Blora

Senin, 22/02/2021 - 09:13 WIB
Hairil.
LIFE STYLE

Mahasiswa BBG Raih Perunggu di Ajang Olimpiade Sains Bahasa Inggris

Jumat, 19/02/2021 - 09:13 WIB
aceHTrend.com
LIFE STYLE

Mahasiswa STAIN Meulaboh Juara I Lomba Catur Universitas Teuku Umar

Senin, 15/02/2021 - 12:22 WIB
Ayi Jufridar @ist
LIFE STYLE

Penulis Ayi Jufridar Terbitkan Kumpulan Cerpen “Cinta Dalam Secangkir Sanger”

Sabtu, 13/02/2021 - 18:00 WIB
Bukhari Daud, M. Ed, Bupati Aceh Besar 2007-2012. Foto: Dikutip dari Facebook Mawardi Hasan (Bang Ady).

Bupati Aceh Besar 2007-2012 Meninggal Dunia

Kamis, 11/02/2021 - 08:18 WIB
Tim STAIN Meulaboh di salah satu SMA di Simeulue. Foto/ist.
Kampus

‘Jemput’ Calon Mahasiswa, STAIN Meulaboh Mamoti ke Simeulue

Rabu, 10/02/2021 - 16:48 WIB
Malam penyerahan anugerah PWI Aceh di Anjong Monmata, Banda Aceh,Senin (8/2/2021) malam.
Komunitas

PWI Aceh Anugerahkan Tokoh Berprestasi Kepada Tu Sop

Selasa, 09/02/2021 - 15:50 WIB
Penyerahan piagam kepada pemenang lomba
Kampus

Pemenang Lomba Menulis Unimal Diumumkan, Ini Nama-namanya

Selasa, 09/02/2021 - 09:19 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Pemkab Aceh Singkil Musnahkan 8.855 Lembar E-KTP

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Massa AGAH melakukan unjuk rasa di depan Dinas Perhubungan Aceh, Kamis (25/2/2021). Mereka menduga bila 3 unit KMP Aceh Hebat dibangun dari kapal bekas pakai. Foto/Ist.

    Tuding Kapal Aceh Hebat Dibangun dari ‘Rongsokan’, Massa Demo Dishub Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Babah Lhung Blangpidie Temukan Bayi Dalam Goodie Bag di Warungnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jumlah Pengangguran di Aceh Berada di Peringkat 8 Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria di Idi Tunong Tusuk Besannya dengan Pisau karena Kesal pada Menantu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Wakil Wali Kota Langsa, Dr H Marzuki Hamid, MM, saat disuntik vaksin tahap dua, Kamis (25/2/2021).
BERITA

Wakil Wali Kota Langsa Disuntik Vaksin Sinovac Tahap Dua

Syafrizal
25/02/2021

aceHTrend.com
BERITA

PNS Abdya Sumbang Rp54 Juta untuk Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel

Masrian Mizani
25/02/2021

Sulaiman di RS Graha Bunda Idi Rayek.
BERITA

Pria di Idi Tunong Tusuk Besannya dengan Pisau karena Kesal pada Menantu

Syafrizal
25/02/2021

Muslim Ayub/Foto/Istimewa.
Hukum

Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

Redaksi aceHTrend
25/02/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.