ACEHTREND.COM,Banda Aceh- Sepanjang tahun 2018, Propinsi Aceh dihumbalang oleh 127 bencana ekologi . Dampak yang ditimbulkan oleh ratusan kali musibah itu, Aceh mengalami kerugian mencapai 969 miliar Rupiah.
Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Daerah (Ekda) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Propinsi Aceh, Muhammad Nur, Kamis (27/12/2018) di Banda Aceh, dalam Laporan Akhir Tahun 2018.
M. Nur menjelaskan, di Aceh, hingga akhir tahun, pertambangan ilegal perkiraan mencapai 6.000 ha yang tersebar di enam kabupaten/kota yaitu Pidie, Aceh Selatan, Aceh Barat, Nagan raya, Aceh Tengah dan Aceh Besar. Selain itu WALHI Aceh juga menemukan 32 titik illegal logging yang tersebar di 17 kabupaten/kota dengan jumlah ± 70.186 ton kayu. Perkiraan pihaknya, luas kawasan hutan yang rusak mencapai 175 ha.
Hingga 27 Desember 2018, WALHI Aceh mencatat telah terjadi sebanyak 127 kali bencana ekologi di Aceh, dengan total kerugian mencapai ± 969 milyar rupiah. Akibat dari ratusan bencana ekologi tersebut adalah rusaknya hutan dan lahan mencapai 24.910 ha. Sedangkan jumlah manusia terdampak mencapai 50.270 jiwa, termasuk 1.728 jiwa yang mengalami krisis air akibat bencana kekeringan.
“Laju investasi SDA berbasis kawasan hutan, illegal logging, perambahan hutan, pertambangan illegal, dan pembangunan infrastruktur menjadi faktor penyebab kerusakan dan hilang fungsi kawasan hutan di Aceh,” ujar M. Nur.
Ia melanjutkan, riwayat bencana di Aceh belum menjadi basis pemikiran Pemerintah Aceh dalam perencanaan pembangunan yang patuh pada kebijakan tata ruang. []