• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Melihat Rumah Peristirahatan Belanda di Tangse dan “Kulam Kaphe” yang Tak Lagi Berjejak

Taufik Ar RifaiTaufik Ar Rifai
Senin, 06/05/2019 - 14:43 WIB
di Jalan-Jalan, LIFE STYLE
A A
Rumah peristirahatan Belanda di Tangse, Kabupaten Pidie @aceHTrend/Taufik Ar-Rifai

Rumah peristirahatan Belanda di Tangse, Kabupaten Pidie @aceHTrend/Taufik Ar-Rifai

Share on FacebookShare on Twitter

ACEHTREND.COM, Sigli – Kedua lelaki itu satu per satu menaiki anak tangga. Pada anak tangga ke-12, langkah kaki mereka tiba di selasar sebuah rumah tua di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Minggu (5/5/2019). Selain memiliki panorama alam yang indah, Tangse juga menyimpan warisan pusaka berupa rumah tua yang sudah berusia seabad lebih. Rumah tua yang berada persis di kaki bukit Singgah Mata ini merupakan peninggalan Belanda. Kedua lelaki tadi, yaitu Hasnanda Putra dan Bakhtiar Minggu kemarin bertandang ke rumah tua tersebut untuk tapak tilas.

Rumah tua itu dalam bahasa Belanda disebut sebagai Het gezelschap met olifanten te Tangse in Atjeh (Rumoh Peusanggrahan di tahun 1931). Amatan aceHTrend, rumah tua ini masih kokoh berdiri menghadap ke jantung pusat Kecamatan Tangse. Kondisi rumah berkonstruksi kayu ini terlihat tidak terawat. Rerumputan liar dan ilalang terlihat tumbuh subur mengelilingi rumah. Begitu halnya dengan kondisi kayu dan langit-langit rumah yang sudah mulai lapuk dimakan usia.

“Ciri khas rumah yang dibangun Belanda adalah ukuran pintu setinggi 2 meter. Ini dikarenakan postur badan orang Belanda yang rata-rata di atas 175 cm,” ujar Hasnanda Putra.

Berdasarkan penelusuran resmi pustaka digital Belanda http://media-kitlv.nl, potret rumah lengkap dengan pemilik rumahnya diambil di tahun 1931. Kuat dugaan, rumah tersebut dibangun sekitar tahun 1920. Rumah ini dibangun sebagai tempat peristirahatan (pesanggarahan) perwira Marsose bersama none-none kulit putihnya lengkap dengan kolam renang bertingkat.

BACAAN LAINNYA

RA Kartini.

Menebak Agama Kartini, Islam Atau Budha?

21/04/2021 - 13:48 WIB
Usman Sulaiman (kanan) dan Hasan (kiri).

Mafia Sabu yang Ditangkap di Aceh Timur Ternyata Salah Satu Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Bireuen

20/04/2021 - 16:21 WIB
Usman Sulaiman, politisi PKB yang terlibat jaringan peredaran narkoba.

Bawa Sabu – sabu, Anggota DPRK Bireuen Diringkus Polisi

20/04/2021 - 13:43 WIB
Mopti, Mali.

Saling Bunuh Antar Dua Kelompok, 40 Warga Mali Dilaporkan Tewas

20/04/2021 - 05:37 WIB

“Dari data yang berhasil kita telusuri, tidak dijelaskan nama-nama pemilik rumah tua ini. Yang Jelas, rumah ini adalah rumah peristirahatan perwira-perwira militer Belanda,” ujar Hasnanda Putra, warga Tangse kepada aceHTrend.

aceHTrend.com
Keindahan panorama membentang di kejauhan. @aceHTrend/Taufik Ar-Rifai

Hasnanda Putra merupakan salah satu dari sekian “aneuk bineh glee” Tangse penakluk Kota Gemilang. Meski sudah memegang posisi empuk sebagai orang nomor wahid di BNP Kota Banda Aceh, ia tak sungkan menjadi pemandu bila kebetulan sedang ada di kampung kelahirannya. Rupanya, sosok yang kini bertansformasi nama kerennya menjadi Bang Has, memiliki pengetahuan luar biasa soal jejak Belanda ke Tangse.

Begitu juga halnya dengan Bakhtiar atau akrab disapa Dekyan ini. Bila dilihat sekilas, sosok berkulit gelap dan bermata tajam ini seperti tipikal pria berwajah garang, tetapi enggan dipanggil bengis.

“Tapi lon got akai hai, casing luwa sagai leumah lagee ureueng bingkeng,” ujar Bakhtiar sambil tertawa terkekeh.

Lantas, kapan nama Tangse itu muncul? Pertanyaan ini seringkali ditanyakan banyak orang. Jawabannya pun seringkali beragam, yang populer adalah Tangse berasal dari kata “tangsi” atau barak militer. Berbeda dengan nama-nama daerah lain yang lebih mudah dilacak asal usul nama, Tangse termasuk sulit ditelusuri asal mula daerah ini dan siapa yang pertama memberi nama untuk dataran tinggi ini.

“Mungkin kata tangsi inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya nama kota Tangse,” kata Hasnanda Putra.

Hasnanda menuturkan, Tangse menjadi tempat peristirahatan perwira-perwira Belanda. Selain berfungsi menjadi markas penting untuk menangkis serangan mujahidin Aceh, Belanda juga menjadikan Tangse sebagai rumah peristirahatan. Ini dibuktikan adanya Kompleks Pesanggrahan Belanda yang lengkap dengan kolam renang bertingkat dan asrama prajurit Belanda. Menurut cerita yang diceritakan para orang tua terdahulu, rumah Pesanggrahan ini merupakan rumah kedua terbesar di Aceh setelah di Seulawah.

“Sebagian masih tersisa bukti, selebihnya seperti kolam renang bertingkat atau dikenal ‘Kulam kaphe” kondisinya sangat menyedihkan karena sekitar tahun 1990-an telah ditimbun menjadi sawah. Di masa konflik, rumah tua ini pernah dijadikan pos militer,” ujar Hasnanda Putra.

Ia berharap adanya keseriusan Pemkab Pidie agar menjaganya serta menjadikannya sebagai salah satu situs peninggalan bersejarah. Pasalnya, rumah tersebut salah satu aset bersejarah yang berusia seratus tahun lebih dan harus mendapat perhatian dari pemerintah. Bukan hanya menjadikannya sebagai salah satu objek wisata sejarah, tetapi juga turut serta melakukan perawatan terhadap bangunan dan rumah bekas kapiten Belanda tersebut.

Hal senada juga diungkapkan Bakhtiar yang miris melihat kondisi rumah kian memprihatinkan. Ia mengaku akan berusaha sekuat mungkin memperjuangkan keberadaan berbagai aset-aset bersejarah di kota Tangse, sehingga nantinya menjadi saksi peradaban yang pernah maju pada masa Belanda.

“Kami merasa miris melihat kondisi bangunan bersejarah ini. Seharusnya kita semua peduli dan membantu mempertahankan bangunan tua bersejarah yang telah dimakan usia tua ini,” tambah Baktiar.[]

Editor : Ihan Nurdin

Tag: #Headlinerumah belanda di acehtangsewisata aceh
Share571TweetPinKirim
Sebelumnya

Monty, Ular Bermata Tiga asal Australia

Selanjutnya

Empat Provinsi Ini Paparkan Potensi Daerahnya Jadi Ibu Kota Baru RI

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com
LIFE STYLE

Nur Afina Ulya, Mahasiswi Prodi HKI IAIN Langsa Sidang Skripsi dengan Bahasa Inggris

Rabu, 21/04/2021 - 14:25 WIB
Ilustrasi Lion Air
LIFE STYLE

Informasi Dasar Seputar Maskapai Lion Air yang Jarang Diketahui

Selasa, 20/04/2021 - 08:06 WIB
Azizah Mernissi atau sering disapa Zee, meluncurkan lagu perdana, Sahabat Hatee.
Hiburan

Zee Mernissi Luncurkan Lagu Perdana

Senin, 19/04/2021 - 16:34 WIB
aceHTrend.com
LIFE STYLE

Guru MAN 1 Kutacane Terbitkan Buku Budaya Alas

Minggu, 18/04/2021 - 12:38 WIB
aceHTrend.com
LIFE STYLE

Bea Serendy Kenalkan Pop Falsetto Harmonies Lewat Single Solo Perdana ‘Sampai Matahari Berhenti Bersinar’

Jumat, 16/04/2021 - 11:03 WIB
Lidya Hidayatullah
LIFE STYLE

Mahasiswa STKIP BBG Jadi Peserta Young Muslim Women Summit 2021 Tingkat Internasional

Jumat, 16/04/2021 - 10:19 WIB
Ilustrasi sayuran sehat @Shutterstock
LIFE STYLE

6 Makanan Sehat yang Harus Anda Konsumsi Setiap Hari agar Tubuh Makin Sehat

Kamis, 15/04/2021 - 11:17 WIB
Ilustrasi UTBK
LIFE STYLE

Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2021 Dimulai! Simak Tips Mengerjakan Soal Saintek

Rabu, 14/04/2021 - 09:21 WIB
Mendoan burger hasil kreasi Mutiara Mendoan. Rasanya perpaduan antara Eropa dan Nusantara. Foto/acehtrend/Muhajir Juli.
KoPI Aceh

Mengudap Tempe Mendoan Lezat di Kupi Nanggroe

Senin, 12/04/2021 - 14:59 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Kantor Bappenas di Jakarta @detik

Empat Provinsi Ini Paparkan Potensi Daerahnya Jadi Ibu Kota Baru RI

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
Koni Ramadhan 2021
  • Usman Sulaiman (kanan) dan Hasan (kiri).

    Mafia Sabu yang Ditangkap di Aceh Timur Ternyata Salah Satu Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Bireuen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bawa Sabu – sabu, Anggota DPRK Bireuen Diringkus Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekda Aceh Larang PNS & Tenaga Kontrak Ikut Bukber, serta Tak Boleh Pulang Kampung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Memasak untuk Suami yang Tidak Berpuasa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengaku Sebagai Nabi ke-26, Perti Abdya Desak Polri Tangkap Jozeph Paul Zhang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
LIFE STYLE

Nur Afina Ulya, Mahasiswi Prodi HKI IAIN Langsa Sidang Skripsi dengan Bahasa Inggris

Syafrizal
21/04/2021

RA Kartini.
Sejarah

Menebak Agama Kartini, Islam Atau Budha?

Redaksi aceHTrend
21/04/2021

Fajrol Islami
MAHASISWA MENULIS

Menabung; Langkah Awal Kebebasan Finansial bagi Milenial

Redaksi aceHTrend
21/04/2021

aceHTrend.com
BERITA

43 Sekolah di Pidie Jalin Kerja Sama Peningkatan SDM dengan ARC-USK

Ihan Nurdin
21/04/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.