• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Kolom: Gelagat

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Senin, 12/08/2019 - 09:50 WIB
di Kolom, Oase by Bung Alkaf, OPINI
A A
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019). - Istimewa

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019). - Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Bung Alkaf

Kita tidak pernah tahu, maunya politisi itu apa. Atau, kita juga tidak tahu, langkah demi langkah politisi hendak kemana. Kita malah sibuk menafsirkan. Padahal tanpa diminta. Tapi riuh memberi makna dari perilaku atau perkataan politisi. Entah itu tentang wayang, tempat pertemuan, simbol, pidato, sindiran, nasi goreng maupun aksi yang lebih remeh lagi.

Jelasnya, apa yang dipikirkan politisi, kita gelap! Tidak tahu. Kecuali kita membaca dengan seksama, gelagat demi gelagat yang muncul. Moga-moga benar. Padahal, bilapun salah, tak juga mengapa.

Misalnya, kita ambil beberapa peristiwa politik akhir-akhir ini. Prabowo jumpa Megawati. Anies bertemu Paloh. Di hari yang sama, bahkan pada jam yang berdekatan. Lalu, Prabowo yang sowan ke Kongres PDIP dan berbicara, selama ini gerbongnya ada penumpang gelap.

BACAAN LAINNYA

Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

ASN yang Diamankan oleh Densus 88 Merupakan Bendahara MAA Aceh Timur

23/01/2021 - 12:07 WIB
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Humas Polda Aceh Benarkan Penangkapan Dua Terduga Teroris di Langsa

22/01/2021 - 20:35 WIB
Kajati Aceh Dr Drs Muhammad Yusuf SH MH didampingi oleh Kajari Pidie Jaya Mukhzan SH MH menerima Dr. M. Gaussyah, SH MH.

Fakultas Hukum USK Apresiasi Kinerja Kejati Aceh Dalam Mengusut Kasus Korupsi

22/01/2021 - 19:36 WIB
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Diduga Teroris, Satu PNS Diringkus Densus 88 di Langsa

22/01/2021 - 19:17 WIB

Entah siapa yang dimaksud penumpang gelap. Lagi-lagi kita berusaha menangkap itu dari gelagatnya. Apakah itu kelompok garis tidak lunak, atau teman koalisi yang mencla-mencle.

Tapi jangan bertindak untuk potong kompas, menanyakan langsung kepada politisi tentang langkah catur mereka. Tidak akan dijawab. Malah yang ada menambah drama. Ya, tafsirkan sendiri, dijawabanya, dengan senyum mengembang.

Atau, memberi jawaban normatif, “kita harus berfikir demi bagsa dan negara. Itu komitmen politik kami.”

Berpolitik dengan menunjukkan gelagat mungkin diawali oleh tradisi politik Orde Baru, dengan Suharto sebagai porosnya. Segala sikap tanduknya dimaknai. Mulai dari diamnya, gerak tangannya, senyum, nama yang berganti dengan tambahan nama Arab sebelum nama Jawanya, atau mukul beduk di hari tuanya bahkan juga soal gebuk-menggebuk.

Sukarno tidak melakukan itu. Dia tidak pandai menunjukkan gelagat. Semuanya terang benderang. Sebab dia senang dengan keterus-terangan. Adu konsepsi, kubur partai politik dan berteriak lantang – kalau idenya ditolak. Tapi dia tanpa gelagat. Begitu juga Hatta. Demikian juga Natsir, Sjahrir dan deretan nama lainnya – kalau mau ditulis.

Tetapi terlalu lama menunjukkan gelagat malah bikin jengah. Membuat susah orang yang menyaksikan. Mengapa politisi tidak langsung-langsung saja untuk menunjukkan apa yang dikehendaki. Dalam hal ini, politisi Aceh dapat jadi suri tauladan.

Misalnya, mau bendera daerah yang mereka putuskan diizinkan untuk digerek ke atas tiang. Ya terang-terang aja, “kalau gak direstui, maka kami akan kembali ke jalan yang dulu,” kata politisi yang dulunya manggul senjata. Langsung dipidatokan. Disampaikan di muka umum. Tanpa perlu menunjukkan simbol, tanda, atau sinyal, seperti manggul senapan angin tau menembak burung di hutan.

Keterus-terangan penting dalam dunia politik. Misalnya, katakan saja maunya apa? Kursi menteri? Ya langsung sampaikan, “kami mau kursi menteri yang banyak dan strategis.” Jangan katakan tidak minta jatah menteri, tapi di belakang kasak-kusuk.

Atau, karena hendak dapat kawan baru, lalu kawan lama dilupakan. Harusnya katakan saja. Kenapa harus pakai gelap-gelapan segala.

Akan tetapi kalau politisi tidak lagi dipenuhi gelagat. Semua berterus terang. Terus kita, mau menyaksikan apa lagi. Jangan-jangan, kita ikut menikmati, gelagat demi gelagat itu.

Tag: #HeadlinemegawatipdippolitikPrabowo
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

IPAU Salurkan Hewan Kurban di Riseh Teungoh Sawang

Selanjutnya

Miliki Narkoba, Pria Setengah Abad Diringkus Polres Abdya

BACAAN LAINNYA

Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Kamis, 21/01/2021 - 09:40 WIB
Mukhlis Puna
OPINI

Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

Rabu, 20/01/2021 - 11:46 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

Selasa, 19/01/2021 - 18:48 WIB
Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Senin, 18/01/2021 - 10:52 WIB
Sadri Ondang Jaya. Foto/Ist.

Sadri Ondang Jaya dan Singkel

Sabtu, 16/01/2021 - 23:47 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
RL @ist

Miliki Narkoba, Pria Setengah Abad Diringkus Polres Abdya

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

    ASN yang Diamankan oleh Densus 88 Merupakan Bendahara MAA Aceh Timur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seorang Ayah di Aceh Utara Dilaporkan ke Polisi karena Memukul Anaknya dengan Sapu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Teroris, Satu PNS Diringkus Densus 88 di Langsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prof. Dr. Afridar Akan Dikukuhkan Sebagai Rektor UNIKI Bireuen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Nasya Febrila
BUDAYA

Puisi-Puisi Nasya Febrila

Redaksi aceHTrend
23/01/2021

Prof. Afridar. Foto:aceHTrend/Muhajir Juli
Pendidikan

Prof. Afridar Akan Wujudkan UNIKI Kampus Merdeka Berbasis Penguatan Karakter

Muhajir Juli
23/01/2021

Zulma Amalia
BUDAYA

[Puisi]: Sekolah yang Bersih

Redaksi aceHTrend
23/01/2021

Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)
Hukum

ASN yang Diamankan oleh Densus 88 Merupakan Bendahara MAA Aceh Timur

Syafrizal
23/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.