• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Ada Beruang Dipukul?

Khairil MiswarKhairil Miswar
Minggu, 18/08/2019 - 11:31 WIB
di Kolom, OPINI, Tuanku Nan Kacau
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini di beranda media sosial beredar sebuah video dugaan pemukulan terhadap seorang anggota DPR Aceh oleh oknum polisi. Dalam narasi video yang di-share tersebut tertulis sebuah kalimat unik: “Ada Beruang Dipukul.” Namun sayangnya dalam video tersebut sama sekali tidak terlihat seekor beruang pun.

Awalnya saya tidak paham dengan kalimat yang berbentuk “majas” itu. Karena didorong rasa penasaran saya pun membiarkan video itu “berputar.” Dalam video itu terlihat seorang anggota dewan dari Partai Aceh sedang dikeroyok oleh beberapa anak manusia yang di antaranya berpakaian mirip polisi.

Karena saya tidak berada di lokasi, jadi saya tidak berani memastikan apakah itu polisi betulan atau mungkin anak karnaval yang sedang latihan untuk perayaan HUT RI. Makanya saya menyebutnya mirip polisi karena ia berpakaian polisi–pakaian yang juga sering dipakai anak-anak dalam karnaval.

Setelah video habis, saya baru paham bahwa yang dipukul itu seorang anggota dewan bernama Cage yang jika diterjemahkan sesuai KBBI bermakna beruang, salah satu jenis binatang buas berbulu tebal, bercakar, bermoncong panjang dan bisa berdiri seperti manusia. Beruang yang oleh orang Aceh disebut “cage” adalah salah satu binatang yang paling ditakuti manusia. Karenanya tidak ada seorang pun yang bercita-cita ingin dikejar beruang.

BACAAN LAINNYA

Ilustrasi/FOTO/VOAIndonesia.

Miris, Seorang Ibu di Aceh Utara Mendekam di Penjara Usai Terjerat UU ITE

03/03/2021 - 12:09 WIB
Rektor University Malaya Professor Dato' Ir. Dr. Mohd Hamdi Abd Shukor memberikan apresiasi atas pencapaian Universitas Syiah Kuala yang telah berkembang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir.

Masuk 500 Besar Asia, Rektor University Malaya Puji Prestasi USK

03/03/2021 - 06:31 WIB
Kredit foto: Bea Cukai.

Bila Direspons Negatif, Investor Tak Akan Tanam Modal di Bidang Minuman Keras di Indonesia

02/03/2021 - 07:32 WIB
Ketua Umum Partai Emas Hasneni. Doc: PE

Bila KLB Partai Demokrat Digelar, Ketua Partai Emas Akan Maju Sebagai Caketum

02/03/2021 - 06:44 WIB

Saking takutnya, bahkan orang yang ingin bunuh diri sekali pun lebih memilih melompat dari gedung yang tinggi daripada melompat ke kandang beruang. Melompat dari gedung tinggi lebih disukai karena efeknya yang seketika dan cepat sehingga prosesi bunuh diri itu pun bisa segera selesai.

Lain halnya dengan melompat ke arah beruang. Kalau yang diterkam adalah kepala mungkin tidak menjadi soal sebab efeknya sama seperti melompat dari gedung. Tapi yang dikhawatirkan adalah pada saat beruang itu sedang menjalankan diet. Hari ini dimakannya tangan kanan dulu, besok dilanjutkan menggigit kuping, besoknya lagi jari kaki, dan seterusnya. Jika begini, maka orang-orang yang awalnya ingin bunuh diri justru merasa menyesal sebab prosesnya yang tak mudah.

Saya tidak tahu, apakah penggunaan nama Cage oleh abang kita itu karena terinspirasi dari beruang atau mungkin ada alasan-alasan filosofis yang lebih akademis. Terlepas dari segala asumsi, yang jelas abang kita memang sudah populer dengan nama Cage sejak sebelum menjadi anggota dewan.

Di kalangan GAM sendiri penggunaan nama-nama samaran semisal “cage”, “geuleupak”, “sidom apui”, dan “sungiek”, adalah hal yang lazim. Meskipun pada awalnya nama itu hanya sebagai strategi kamuflase untuk mengelabui tentara Republik Indonesia. Namun dalam perkembangan selanjutnya nama-nama itu justru menjadi kebanggaan. Artinya mereka lebih bangga dipanggil “geuleupak” daripada nama aslinya disebut-sebut.

Pertanyaannya kemudian, kenapa ada netizen yang menulis beruang dipukul? Saya mencoba ber-husnudhan. Mungkin maksud abang netizen menulis kata “beruang” agar semua pembaca di luar Aceh tidak kebingungan. Artinya si netizen paham bahwa menggunakan istilah-istilah asing dalam penulisan dapat menyiksa pembaca. Sebab itulah dia memilih menerjemahkan istilah itu ke dalam bahasa yang lebih umum.

Seandainya dia menulis Cage dipukul, mungkin dia akan kewalahan menjawab pertanyaan di kolom komentar yang di antaranya berbunyi: “Cage itu apa ya?” Seorang netizen yang cerdas dan bijak tentu akan memangkas peluang munculnya pertanyaan-pertanyaan konyol serupa ini. Sebab membiarkan kekonyolan terjadi akan berdampak pada munculnya kekonyolan-kekonyolan baru.

Lagi pula seperti kita ketahui bersama, netizen yang bermukim di dunia maya memang punya hak yang melebihi warga biasa. Mereka bisa berkomentar apa saja sambil ongkang-ongkang kaki atau sambil tiduran di jambo jaga. Sesuatu yang tidak mungkin mereka lakukan di dunia nyata yang jika salah sedikit langsung keunong paleut.

Nah, kira-kira pelajaran apa yang bisa dipetik dari kejadian pemukulan beruang? Tentu ada banyak hal yang bisa dipetik, tapi saya memilih memetik setangkai saja; bahwa membiasakan membaca tuntas sebuah tulisan dan menonton habis sebuah video hingga selesai itu lebih selamat.

Buktinya, ketika saya membaca kalimat “Beruang dipukul,” saya sempat gembira karena sudah ada manusia yang berani memukul beruang. Tapi setelah melanjutkan menonton, saya justru harus berduka karena yang kena pukul ternyata bukan beruang yang ada dalam imajinasi saya, tapi hanya seorang anak manusia yang “kagum” pada beruang dan mungkin sedang “beruang”.

Semoga saja abang-abang kita dari kepolisian bisa segera mengungkap insiden pemukulan terhadap Cage alias beruang demi tegaknya hukum. Jika nantinya pelaku itu benar anak karnaval, mohon dimaafkan. Tapi kalau pelakunya polisi betulan, ya kiban gop meunan tanyo.[]

Editor : Ihan Nurdin

Tag: #Headlineanggota dpra dipukul polisiazhari cage
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Upacara HUT RI di Gosong Telaga Singkil Berlangsung di Sungai

Selanjutnya

Tangis Haru Nek Ramlah Saat Menerima Daging Kurban dari Relawan MRI

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com
OPINI

Peran Guru PJOK dalam Membangun Karakter Peserta Didik

Rabu, 03/03/2021 - 12:13 WIB
Herlina, SKM. Foto/doc. Pribadi.
Celoteh

Campur Sari Antara Ide dan Perencanaan Pembangunan Aceh

Rabu, 03/03/2021 - 07:10 WIB
Nanda Suriani
OPINI

Menjadi Role Model Pendidikan

Selasa, 02/03/2021 - 08:22 WIB
Ilustrasi/FOTO/umroh.com.
Artikel

Aceh Dan Umar Bin Abdil Azis

Senin, 01/03/2021 - 14:40 WIB
Ilustrasi potret kemiskinan Aceh/FOTO/Hasan Basri M.Nur/aceHTrend.
Artikel

APBA 2021 Tidak Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan?

Jumat, 26/02/2021 - 07:32 WIB
Marthunis M.A.
OPINI

Anggaran, Kemiskinan, dan Investasi Pendidikan Aceh

Kamis, 25/02/2021 - 12:26 WIB
Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Rabu, 24/02/2021 - 13:10 WIB
aceHTrend.com
Artikel

Aceh & Hikayat Som Gasien, Peuleumah Hebat

Senin, 22/02/2021 - 17:41 WIB
Dwi Wulandary
OPINI

Melek Teknologi dengan Mengenali Vektor Versus Raster

Senin, 22/02/2021 - 08:38 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Ramlah (75), janda miskin yang tinggal seorang diri menangis haru setelah menerima daging kurban yang diserahkan MRI Bireuen - ACT Aceh.

Tangis Haru Nek Ramlah Saat Menerima Daging Kurban dari Relawan MRI

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Rustam Efendi (berdiri dan memegang mic) saat berdialog dengan Surya Paloh, Jumat (11/5/2018). Foto: Masrian Mizani (aceHTrend).

    Pakar Ekonomi: Di Aceh, yang Dibangun Hanya Ekonomi Pejabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polisi Tangkap Dua Lelaki Tersangka Pembunuh Ibu dan Anak di Simpang Jernih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar dari Syaikh Barshisa, Ulama yang Mati Sebagai Kafir

    35 shares
    Share 35 Tweet 0
  • Duar! Benda Diduga Bom Meledak di Banda Aceh, Gerobak Pedagang Hancur Menjadi Puing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tolak Legalitas Industri Miras, GERAM Lakukan Unjuk Rasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
OPINI

Peran Guru PJOK dalam Membangun Karakter Peserta Didik

Redaksi aceHTrend
03/03/2021

Ilustrasi/FOTO/VOAIndonesia.
Daerah

Miris, Seorang Ibu di Aceh Utara Mendekam di Penjara Usai Terjerat UU ITE

Redaksi aceHTrend
03/03/2021

aceHTrend.com
BERITA

Senator dan KPA Tanam Mangrove di Pulo Aceh

Teuku Hendra Keumala
03/03/2021

aceHTrend.com
BERITA

Polres dan PCNU Aceh Singkil Jalin Kerja Sama untuk Mengurangi PSM

Sadri Ondang Jaya
03/03/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.