ACEHTREND.COM, Meulaboh – Panglima Laot Lhok Langung, Li Asmi, menyatakan dua perusahaan pertambangan yang beroperasi di Aceh Barat, PT Mifa Bersaudara dan PLTU Nagan Raya belum membersihan limbah batu bara yang mencemari pantai Desa Peunaga Pasie, Peunaga Rayeuk, dan Langung, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat.
“Tidak ada dilakukan pembersihan di tiga desa, tapi hanya Desa Peunaga Pasie yang dilakukan pembersihan. Itu pun pihak Mifa dan PLTU saja dan tidak dilibatkan masyarakat. Kalau pihak perusahaan mengatakan melibatkan masyarakat setempat, itu bohong,” kata Panglima Laot melalui rilis yang diterima aceHTrend, Rabu (18/9/2019).
Menurut Bang Mi, sapaan akrab Li Asmi, pengakuan pihak perusahaan yang telah membersihkan pantai sangat bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.
“Aparatur desa dan masyarakat merasa sangat dirugikan. Bukan hanya karena pencemaran batu bara di pantai. Melainkan karena pernyataan pihak perusahaan di beberapa media yang mengatakan pembersihan itu dilakukan di tiga desa dan melibatkan warga. Itu sama sekali tidak benar,” jelas Bang Mi.
Sementara itu, Ketua Pemuda Peunaga Rayeuk Zulkarnaini mengatakan, pernyataan pihak PT Mifa Bersaudara dan PLTU Nagan Raya yang telah membersihkan batu bara di tiga desa terkesan sebagai pencitraan semata. Agar publik menilai persoalan pencemaran batu bara di pantai sudah selesai.
“Pengakuan itu sangat mengganggu masyarakat. Dan publik menilai seolah-olah sudah terjalin kerja sama pihak desa beserta panglima laot lhok terkait pembersihan tumpahan dan pencemaran batu bara di wilayah pesisir Meureubo. Padahal tidak,” katanya.
Menurut Zulkarnaini, persoalan pencemaran lingkungan batu bara di laut dan pantai ini sudah sangat memprihatinkan. Bukan lagi lagi kasus biasa, karena banyak masyarakat dan para nelayan yang dirugikan.
Dia mengaku, sebelumnya tokoh masyarakat dan pemuda sudah melakukan audiensi bersama pihak PT. Mifa Bersaudara, bahkan sudah ada komitmen dan solusi terkait penyelesaian persoalan tersebut. Tapi yang terjadi hari ini pihak perusahaan tidak merespons dengan baik sesuai hasil kesepakatan.
“Kalau memang pihak perusahaan tidak merespons baik keinginan warga setempat, maka tidak menutup kemungkinan hal yang tidak kita inginkan akan terjadi di kemudian hari, karena ini berbicara masalah hajat hidup orang banyak,” tegasnya.
Pantauan aceHTrend Rabu sore,(18/9/2019) di lokasi Desa Peunaga Rayek masih terdapat ceceran batu bara yang mencemari pantai. Kawasan pantai kini mulai dikunjungi sejumlah muda-mudi yang ingin berfoto selfie guna mengikuti lomba foto selfie limbah batu bara yang digelar sejumlah wartawan peduli lingkungan di Aceh Barat.[]
Editor : Ihan Nurdin
Komentar