ACEHTREND.COM, Jakarta – Penerbangan global saat ini semakin menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, khususnya terkait pembangunan bandara internasional di segala penjuru negara di belahan dunia.
Indonesia sebagai negara maritim yang wilayah teritorialnya terpisah oleh laut dan pulau-pulau menuntut perubahan pola pikir pembangunan dan kemajuan kedirgantaraan Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia asal Aceh yang mengambil konsentrasi School of Environmental Science (SEA) Studies, Muhammad Ichsan.
“Indonesia harusnya menambah Bandara Bandara skala Internasional di wilayah wilayah yang berbatasan dengan negara lain seperti, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, NTT, Maluku Tenggara, Serta Provinsi Papua,” jelas Muhammad Ichsan kepada aceHTrend, Kamis (25/9/2019).
Pemerhati teritorial kewilayahan dan khususnya kawasan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Asia Tenggara ini juga mengatakan, saat ini sangat dibutuhkan koneksi antarpulau bahkan antarnegara perbatasan dengan investasi masuk.
“Perbatasan sudah harus dibangun bandara bandara skala internasional sebagai penunjang pariwisata, investasi dan terpenting adalah keamanan teritorial negeri yang sangat luas ini,” tegas Ichsan.
Khususnya untuk Aceh kata dia, butuh setidaknya dua atau tiga bandara berskala internasional. Aceh sebagai contoh wilayah paling barat Indonesia berbatasan pada negara India, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
“Bandara internasional di Aceh hanya Sultan Iskandar Muda, kapan maju itu provinsi?” ujarnya.
Ichsan juga mengajak pemerintah untuk membangun bandara lain seperti menggadangkan pembangunan Bandara Internasional Sabang untuk dimasukkan dalam Plot Anggaran dan Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Juga perlu adanya peningkatan status Bandara Malikussaleh Lhokseumawe menjadi status internasional sehingga ekonomi selat Malaka ke depannya menjadikan Triangle North Malacca Strait Connecting, Lhokseumawe, Sabang, Phuket, dan Penang (Malaysia).
Bahkan juga bisa menambahkan opsi lain seperti Port Blair (Andaman Nicobar Island), Phuket, Banda Aceh Line Connecting ini juga akan menutup kedigdayaan Jalur Sutra Modern China (One Belt One Road) Laut China Selatan.
“Seharusnya bisa dibangun 2-3 bandara internasional lainnya seperti engan peningkatan status Bandara Internasional Malikussaleh, Lhokseumawe dan juga memperpanjang runway atau jalau pacu menjadi 3.000 m,” tambahnya lagi.
Di samping itu, Ichsan juga mengatakan bila Aceh menjadi rebutan tiga negara sekaligus, yaitu Turki, India, dan Amerika. Aceh sangat potensial lepas dari NKRI saat ini, menurutnya isu santer terdengar Turki dan Amerika berminat membangun pangkalan militer di pulau paling barat Indonesia, yaitu di KM 0 Sabang.
“Belum lagi India juga berminat karena memiliki historis perdagangan dan ingin mendekatkan masyarakat Pulau Andaman dan Nicobar dengan Aceh ini juga ada unsur terselubung negeri Bollywood tersebut di Samudra Hindia,” jelasnya.
“Ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat, agar serius memperbaiki kedirgantaraan kita khususnya pembangunan bandara militer atau nonmiliter lebih diutamakan, Turki dan Amerika melihat Aceh sebagai isue ‘sexy’ ke depan untuk masuk ke jantung NKRI,” tutup Ichsan.[]
Editor : Ihan Nurdin