ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh menggelar Customs Facility Expo 2019 dan Focus Group Discussion yang dilaksanakan di Kantor DJBC Aceh, Jalan Tgk Imuem Lueng Bata, Banda Aceh, Selasa (12/11/19).
Kegiatan ini terbuka untuk umum yang berisi kegiatan sosialisasi yang bertujuan memberikan pemahaman yang utuh kepada para pengusaha dan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas bea cukai. Kegiatan expo digelar di halaman parkir Kantor Wilayah DJBC Aceh. Turut dimeriahkan dengan stand booth dari berbagai instansi, perusahaan, dan ndustri kecil menengah.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Aceh, Safuadi dalam sambutannya menjelaskan, ini merupakan kegiatan pertama kali Bea Cukai Aceh melakukan expo, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat yang belum begitu paham tentang kinerja Bea Cukai.
“Yang mana selama ini masyarakat mengenal bea cukai cuma bekerja di pelabuhan, menangkap para penyelundup, nangkapin narkotika, memungut biaya masuk. Di balik semua itu bea cukai sebetulnya punya peran yang lebih besar yaitu sebagai salah satu agen kemajuan di Indonesia,” terang Safuadi.
Safuadi juga menerangkan peran bea cukai dalam memajukan Indonesia selama ini terlihat dari pemberian fasilitas-fasilitas oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai kepada entitas di dalam negeri di seluruh Indonesia. Pemanfaatannya sudah dirasakan bukan tahun-tahun terakhir saja tapi sudah puluhan tahun sebelum ini.
“Kami berharap bea cukai Aceh dapat menjadi salah satu entitas kemajuan Aceh. Prinsip kami Aceh maju Indonesia maju. Kami juga berharap Bea Cukai Aceh dapat menjadi agen investasi dan juga agen perubahan dengan melihat potensi di Aceh yang bisa dikatakan sempurna,” harap Safuadi.
FGD sendiri digelar di Aula Lantai 3 Kantor wilayah DJBC Aceh yang menghadirkan narasumber dari Pemerintah Aceh, Kasubdit Tempat Penimbunan Berikat (TPB) dari Kantor Pusat DJBC, Pimpinan PT Great Giant Pineapple, Bupati Bener Meriah atau yang mewakili dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh.
Para peserta FGD terdiri atas akademisi, masyarakat, pengusaha akademik dan instansi pemerintah serta para mahasiswa dari Univeritas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry.[]
Editor : Ihan Nurdin