ACEHTREND.COM – Banda Aceh – Dosen Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Dr. Rahmat Fadhil M.Sc, dan dosen FEBI UIN Ar Raniry, Dr. Muhammad Yasir, berhasil memenangkan hibah Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Ini merupakan rekor pertama untuk Aceh yang sebelumnya belum pernah tembus hingga mendapat pendanaan.
Riset ini mengangkat kajian tentang Pengembangan Kebijakan Sistem Asuransi Pertanian Syariah untuk Pemberdayaan Petani dan Peternak di Provinsi Aceh.
“Alhamdulilah kita berhasil melampaui seluruh tahapan seleksi yang sangat ketat untuk memenuhi standardisasi riset berdampak tinggi. Mulai dari seleksi institusi, seleksi administrasi, desk evaluasi, dan tahap akhir adalah visitasi/presentasi,” kata Rahmat Fadhil selaku ketua peneliti, Jumat (15/11/2019).
Ketatnya seleksi riset ini bukan tanpa alasan, mengingat dana yang juga cukup besar untuk proposal yang lolos untuk didanai mencapai Rp1 miliar.
Paling berat dari seluruh tahapan seleksi ini adalah pada saat visitasi/presentasi. Dimana tim reviewer dari LPDP ditambah reviewer independen dari perguruan tinggi lainnya memverifikasi seluruh rencana dari tahapan yang akan dilakukan berdasarkan proposal yang telah diajukan.
Bahkan reviewer tidak segan-segan mengkritisi dengan sangat tajam, terutama berkaitan dengan komitmen luaran (output) dari penelitian yang diajukan tersebut. Namun walaupun demikian, satu persatu pertanyaan, konfirmasi, klarifikasi, dan kritisi dijawab dengan lugas oleh tim peneliti tersebut.
Penelitian ini merupakan kolaborasi riset antara dua perguruan tinggi yaitu Universitas Syiah Kuala dengan Univeritas Islam Negeri Ar Raniry. Para peneliti dari Unsyiah selain Dr Rahmat Fadhil juga ada T. Saiful Bahri, MP, sedangkan peneliti dari UIN Ar Raniry yaitu Dr. Muhammad Yasir Yusuf, MA yang juga pemenang Award Tokoh Penggerak Ekonomi Syariah se-Sumatera dari Bank Indonesia tahun 2018, juga terdapat Hafiizh Maulana, SP, SHI, ME dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar Raniry.
Selain itu riset ini juga bermitra dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh, termasuk juga Dinas Pertanian dan Perkebunan, serta Dinas Peternakan Provinsi Aceh. Harapannya riset ini dapat diaplikasikan langsung untuk membantu para petani dan peternak di Aceh dalam menjamin usaha tani padi dan usaha ternak sapi/kerbau bila suatu waktu mengalami musibah.
“Ini sejalan dengan perintah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang salah satu pasalnya menjelaskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkewajiban melindungi usaha petani melalui asuransi pertanian,” ujar Rahmat Fadhil.
Sementara itu Dr. Muhammad Yasir Yusuf MA menambahkan, riset ini sudah dinanti-nanti oleh para pelaku bisnis di Aceh, khususnya asuransi pertanian, karena skema asuransi pertanian yang ada saat ini adalah sistem konvensional, sementara sistem asuransi pertanian syariahnya belum ada.
Apalagi mengingat sejak disahkannya Qanun Aceh Nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah yang salah satu penegasannya bahwa seluruh lembaga keuangan yang berlaku di Aceh, tiga tahun setelah disahkan qanun tersebut maka harus berubah dalam sistem syariah, termasuk soal asuransi pertanian nantinya.
“Hasil riset ini juga menjadi wawasan baru bagi pelaku keuangan syariah khususnya perbankkan syariah untuk memberikan pemodalan/pembiayaan pada sektor pertanian,” jelas Dr Yasir yang juga Dewan Pengawas Syariah Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh itu.[]
Editor : Ihan Nurdin