ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Komisioner Bawaslu RI, Mochammad Afifuddin, mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Panwaslih se-Aceh dan juga masyarakat Aceh atas partisipasi selama palaksanaan Pemilu 2019.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan di malam pembukaan Expo Bawaslu Aceh di Lapangan Tugu Unsyiah, Minggu malam (8/12/2019).
Expo yang dilakukan Panwaslih (Bawaslu) Aceh kataya merupakan salah satu tugas dari pengawas pemilihan dalam untuk menyatu dengan seluruh elemen masyarakat.
“Sebenarnya tugas dari pengawas itu salah satunya menyatu dengan masyarakat, menyatu dengan mahasiswa, menyatu dengan seluruh kalangan, baik tokoh agama, budayawan, LSM, wartawan, dan seluruh elemen masyarakat lainnya. Maka tidak boleh ada jarak antara Panwaslih dengan masyarakat,” ungkap Mochammad Afifuddin.
Sejatinya, kata Afifuddin, pemilu ini harus dilakukan dengan kegembiraan, jangan ada rasa ketakutan, itulah kehebatan Indonesia. Sebab, banyak negara di luar sana ketika adanya pergelaran pemilu akan timbul rasa ketakutan, baik takut datang ke TPS, dan takut menggunakan hak pilih.
“Kalau di Indonesia datang ke TPS itu nuansanya adalah nuansa silaturrahmi, kegembiraan, ada yang ketemu dengan tetangga yang bisa jadi jarang ketemu, ketemu teman dan lain sebagainya. Tentu samangat ini yang harus kita jaga, kegembiraan dalam melakukan pemilu, termasuk dalam pengawasan,” ujarnya.
Kemudian, sambungnya, mengawasi ini sejatinya perbuatan atau kegiatan yang tidak disukai oleh orang yang diawasi, sebab tidak ada orang suka diawasi. Maka Bawaslu memiliki kewenangan yang sifatnya adalah pencegahan.
“Jadi kita panduan dan aturan dalam melakukan pengawasan, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan dalam pemilu itu, sehingga kita harapkan pelanggaran dalam pemilu menjadi sedikit. Jadi enggak boleh juga Panwas itu menjebak peserta pemilu, menjebak masyarakat. Tapi kalau sudah dicegah, dikasih tau yang dilakukan itu tidak benar, tapi juga dilanggar, itu baru ditindak,” paparnya.
Dalam pelaksanaan pemilu, lanjut Afifuddin, kebersamaan sangat tinggi nilainya, sebab pemilu itu butuh kepercayaan masyarakat. Jka masyarakat tidak lagi pergi percaya kepada Panwaslih dan KIP, maka akan berbahaya terhadap pelaksaan pemilu.
“Kita patut bersyukur dalam perheletan pemilu 2019 ini. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik, kalaupun ada ketegangan, ada demo-demo besar terutama di kantor Bawaslu RI, itu bagian menyampaikan ketidakpuasan yang kemudian disalurkan sudah sesuai dengan jalur dan arahnya. Itulah cara masyarakat Indonesia berdemokrasi, dewasa dalam politik, pilihan boleh berbeda, tapi kalau pemilu sudah selesai, proses mekanisme orang menggugat, keberatan, mempertanyakan hasil sudah dialakukan baik di Bawaslu maupun di MK maka semua sudah tutup buku,” tuturnya.
Ia mengajak agar seluruh elemen masyarakat bergandengan tangan demi menjaga keutuhan NKRI.
“Mari bersama–sama kita bergandengan tangan membangun Indonesia, membangun Aceh. Sebab tanpa persatuan dan kesatuan tidak mungkin umur republik ini akan sampai sekarang ini. Keragaman Indonesia ini, keragaman Aceh ini kita jaga dalam bingkai NKRI,” pesan Afifuddin.[]
Editor : Ihan Nurdin