• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Aceh Termiskin, Jangan Salahkan Rakyat Kecil

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Minggu, 19/01/2020 - 10:57 WIB
di Artikel, OPINI
A A
Spanduk yang terpasang di Blang Bintang, Aceh Besar @foto warga

Spanduk yang terpasang di Blang Bintang, Aceh Besar @foto warga

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Azharul Husna

Merujuk catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Aceh mendapat ranking pertama provinsi termiskin se-Sumatera dan keenam seluruh Indonesia. Secara nasional, urutan pertama ditempati oleh Papua diikuti Papua Barat lalu berturut-turut Nusa Tenggara Timur, Maluku, Gorontalo dan Aceh. Meskipun demikian, secara nasional kita masuk dalam tujuh provinsi dengan penurunan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia.

Dalam berita resmi statistik mengenai profil kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk Aceh periode September 2019 yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Aceh dituliskan persentase penduduk miskin Aceh adalah 15,01 %. Angka sakral 15 koma sekian sudah bertengger sejak bertahun-tahun lalu. Perdebatan panas di Facebook dan status-status media sosial hingga spanduk di jalan (beberapa sudah dicopot). Lalu ada pledoi dari pemerintah di media (beberapa berupa advetorial). Pada kenyataan ini, kenapa kita baru terkejut?

Setelah sekian lama kita mengelola Dana Otonomi Khusus yang terbilang besar ditambah Dana Desa yang tidak sedikit demi gampong yang mandiri dan berdaya. Pertanyaannya, mengapa bisa Aceh tetap miskin? Mengenai masalah ini, saya kutip jawaban dari Wahyuddin, Ketua BPS Aceh.

BACAAN LAINNYA

Polisi melakukan identifikasi dua kerangka yang ditemukan di tambak oleh warga @ist

Dua Kerangka Manusia Ditemukan di Aceh Timur, Diyakini Ayah dan Anak serta Korban Konflik

27/01/2021 - 20:22 WIB
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy, S. H., S. I. K., M. Si.

Teroris yang Tertangkap Rencanakan Bom Bunuh Diri di Aceh

27/01/2021 - 11:59 WIB
Aryos Nivada/FOTO/ Humas Dinsos Aceh.

Aryos: Pilkada Aceh Seharusnya Tunggu Keputusan KPU Pusat

27/01/2021 - 09:15 WIB
aceHTrend.com

Syekh Ali Jabeer dan Guru Sekumpul, Yang ‘Hidup’ Setelah Wafat

27/01/2021 - 07:22 WIB

“Kita hanya ingin bagaimana Aceh keluar dari angka kemiskinan tertinggi di Sumatera. Salah satu solusinya dengan program lebih efektif. Sebenarnya sudah banyak program yang dilaksanakan pemerintah, termasuk program perlindungan sosial. Tapi memang keterjangkauannya belum merata dan sasarannya mungkin belum tepat.”

Jawaban lainnya diberikan oleh juru bicara Pemerintah Provinsi Aceh yang mengatakan bahwa kemiskinan juga disebabkan pekerja-pekerja yang dipasok dari luar Aceh serta masyarakat Aceh yang tidak melibatkan diri dalam proyek-proyek kerja baik yang dijalankan oleh Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Pusat melalui APBN.

Baiklah, mari kita samakan frekwensi. Seumpama kemiskinan adalah sebuah penyakit. Barangkali kita akan bersepakat bahwa perlu dilakukan pemeriksaan dengan baik dan benar agar dapat diberikan penanganan yang tepat. Kesalahan dalam mendiagnosa bisa menyebabkan pemberian resep yang salah. Hal ini dapat memperparah penyakit bahkan berakibat kematian. Kemiskinan pun demikian, perlu ada pembacaan yang baik mengenai akar permasalahan dan penanganan yang bijaksana. Itulah mengapa, jawaban dari dua institusi negara ini layak direspon secara kritis. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi highlight.

Pertama, melihat kemiskinan dan akarnya ada di mana. Program perlindungan sosial sebagaimana yang disampaikan oleh kepala BPS Aceh perlu dilihat sebagai affirmative yang diharapkan dapat menjadi katalisator yang mempercepat kemandirian masyarakat. Kedua, apakah pelibatan masyarakat kedalam proyek-proyek pemerintah dan swasta yang mana didominasi oleh infrastruktur dan berjangka waktu pendek terbukti mampu mengurangi kemiskinan? Kerja-kerja non-skill tertentu seperti yang disampaikan oleh pemerintah merupakan kerja buruh yang tentu saja sangat terbatas periode dengan upah rendah. Hanya fisik semata tanpa ada peningkatan kemampuan tertentu.

Terakhir adalah pola pikir. Dalam hal kemiskinan hampir tidak ada perdebatan bahwa yang menjadi korban adalah rakyat kecil. Saat begini pun, kembali rakyat yang disalahkan. Dianggap tidak mau bekerja dan kurang pro aktif melibatkan diri. Inilah dapat disebut blaming the victim dengan kata lain dituduh menjadi sumber dari petaka yang sedang mereka derita. Sebagai pemegang kewajiban, tentu saja ini bukan perspektif yang dari negara.

Sebagai masyarakat, secara terbuka saya hendak memberi usulan memerangi kemiskinan ini yang setidaknya berangkat dari pernyataan pemerintah di atas. Ada dua prinsip yang hendak disampaikan. Pertama, pilihan sektor jangka panjang. Sebagaimana yang kita lihat, pilihan pemerintah (termasuk gampong) umumnya jatuh pada proyek yang cepat selesai. Ini boleh jadi sebab terbatasnya aparatur dalam menerjemahkan secara konkrit gagasan pemberdayaan ini atau karena hasilnya yang butuh waktu lama dan sulit diukur. Program-program kerja berkarakter pemberdayaan (empowerment) kebanyakan tidak berjalan. Di situlah titiknya, perlu dibuat sistem dengan pengukuran-pengukuran tertentu untuk memastikan ia berlanjut.

Kedua, ia haruslah pada sesuatu yang rakyat Aceh sendiri memiliki keahlian melakukannya. Basisnya mesti ada di rakyat. Misalnya usaha-usaha di komunitas. Ia akan terus bergerak dan bekerja dalam kontrol kelompok masyarakat itu sendiri. Tentu saja dengan pengampuan pemerintah dan tersistem. Seperti adanya jenis pendampingan tertentu dan berkala termasuk evaluasi yang reflektif.

Pada akhirnya, setelah segala upaya dilakukan. Seperti sebuah ungkapan terkenal yang mengatakan biarkan waktu menjadi hakim. Dalam penantian ini kami berdoa, semoga periode ke depan, Aceh dapat melepas gelar termiskin se-sumatera segera. Amin.

Penulis adalah staf KontraS Aceh.

Tag: #acehmiskin#Headline#PejabatAcehKaya
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Santri Baitul Arqam Mulai Ikuti Kelas Mentoring Menulis

Selanjutnya

Wabup Aceh Utara Hadiri Haul Abon NUDI di Meurah Mulia

BACAAN LAINNYA

Ida Hasanah. Alumnus UGM Yogyakarta.
Artikel

Peran Lembaga Penyiaran Di Aceh Dalam Pelestarian Cagar Budaya

Selasa, 26/01/2021 - 17:23 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Era Islam Klasik: Wabah dan Peradaban (II)

Selasa, 26/01/2021 - 12:44 WIB
Dian Guci
OPINI

Tangan Jahil Kita, Monstera, dan Efek Kupu-Kupu

Selasa, 26/01/2021 - 09:56 WIB
Sadri Ondang Jaya
OPINI

Pelestarian Budaya Lokal Mengangkat Citra Daerah

Senin, 25/01/2021 - 12:46 WIB
Cut Fitri Yana
OPINI

Memaksimalkan Pembelajaran di Masa Pandemi

Senin, 25/01/2021 - 12:34 WIB
Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Kamis, 21/01/2021 - 09:40 WIB
Mukhlis Puna
OPINI

Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

Rabu, 20/01/2021 - 11:46 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

Selasa, 19/01/2021 - 18:48 WIB
Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Suasana pengajian memperingati haul Abon NUDI, Minggu, 19 Januari 2020 @ist

Wabup Aceh Utara Hadiri Haul Abon NUDI di Meurah Mulia

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • aceHTrend.com

    Kelompok Tani Aceh Utara Terima Bantuan Traktor

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bila Mau Pindah ke Aceh, Warga Malang, Jawa Timur Dapat Jatah 1 Hektar Lahan/KK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teroris yang Tertangkap Rencanakan Bom Bunuh Diri di Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aryos: Pilkada Aceh Seharusnya Tunggu Keputusan KPU Pusat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luncurkan Produk Busana Muslim, Yalsa Boutique Optimis Diterima Pasar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
BERITA

Alumni MAN Singkil Angkatan 2018 Adakan Try Out Masuk Perguruan Tinggi

Sadri Ondang Jaya
28/01/2021

Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati.
BERITA

Seorang Bocah di Abdya Meninggal Diduga Akibat Keteledoran Petugas Puskesmas , Ini Penjelasan Kadinkes

Masrian Mizani
27/01/2021

Anggota DPRA Tgk H Irawan Abdullah @ist
BERITA

Pemerintah Aceh Diminta Serius Berlakukan Zakat Pengurang Pajak

Ihan Nurdin
27/01/2021

Polisi melakukan identifikasi dua kerangka yang ditemukan di tambak oleh warga @ist
BERITA

Dua Kerangka Manusia Ditemukan di Aceh Timur, Diyakini Ayah dan Anak serta Korban Konflik

Syafrizal
27/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.