ACEHTREND.COM, Meulaboh – Kondisi daerah aliran sungai Krueng Tujoeh yang berlokasi di kawasan Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat semakin memprihatinkan. Air sungai itu mulai tercemar limbah batu bara yang diduga milik salah satu perusahaan tambang di wilayah itu.
Anwar, warga Ujong Tanoh Darat kepada wartawan Kamis siang (12/3/2020) menjelaskan, saat musim kemarau datang, kondisi air Krueng Tujoh itu berubah warna menjadi kehitaman. Dan sangat berdampak buruk bagi aktivitas warga yang menggunakan air tersebut.
“Jangankan untuk diminum, mandi atau berwudu saja terasa gatal. Kalau warga kami yang selama ini mencari kerang memang sudah berhenti, nggak mungkin mencari kerang lagi. Karena dampaknya satu kali menyelam, lima hari gatal-gatal,” jelas Anwar, yang juga dipercayakan sebagai Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Krueng Tujoh.
Selain itu, keluhan juga dirasakan nelayan yang menggantungkan hidupnya di Krueng Tujoh untuk mencari ikan lele. Biasanya, dalam satu malam bisa menghasilkan sekitar 5 kg ikan lele, tapi kondisi sekarang sudah minim sekali hasil tangkapannya.
“Dulu Krueng Tujoeh ini dikenal dengan ikan lele. Paling banyak di sini. Tapi sejak empat tahun terakhir ini kalau musim kemarau air sungai seperti air susu. Kadang-kadang berubah menjadi hitam. Sekarang ikan lele memang gak ada lagi. Dulu kami satu malam bisa dapat 5 kilogram. Tapi kondisi sekarang ini satu kilo saja susah, Pak,” katanya.
Ia mengaku, permasalahan tersebut belum ada yang merespons sama sekali, baik dari pemerintah daerah maupun pihak perusahaan. Untuk itu ia berharap agar pemerintah turun tangan karena permasalahan tersebut menyangkut lingkungan dan hajat hidup warga setempat.
“Kepada pihak perusahaan kami meminta janganlah limbah batu bara itu dibuang ke area sungai Krueng Tujoh. Karena ini sangat merugikan kami,” harapnya.
Anwar menambahkan, pihaknya bersama perwakilan warga dari sejumlah desa lain sudah membentuk wadah advokasi bersama yang diberi nama Aliansi Masyarakat Peduli Krueng Tujoh.[]
Editor : Ihan Nurdin