Oleh Rahmad,S.Sos, MAP
Sikap Pemerintah yang dituding tidak bertaji dalam menanggulangi wabah corona alias covid-19 boleh dikatan benar. Karena kunci dari penanganan wabah corona adalah transparansi dan kejujuran dari pemerintah itu sendiri.
Cara pemerintah menangani wabah corona virus sangat buruk. Setiap pejabat tinggi seenaknya mengeluarkan komentar dan kebijakan. Sudah saatnya Presiden sebagai pimpinan tertinggi di negeri ini menertibkan dengan keras jajaran di bawahnya.
Saya berpendapat apapun daya dan upaya, harus ditempuh agar penularan virus tersebut tidak meluas. Celah sekecil apa pun harus ditutup. Kemungkinan munculnya penyebaran harus diantisipasi dan diisolasi agar terkendali dan tidak meluas.
Sebenarnya Pemerintah Indonesia sudah melarang penerbangan dari empat negara untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) agar tidak semakin meluas. Penerbangan itu termasuk seluruh kedatangan, baik yang tiba maupun transit. Ketiga negara tersebut ialah China, Iran, Italia, dan Korea Selatan. Kebijakan ini patut dipuji, namun dalam pelaksanaanya tidak sejalan dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan. Pengawasan di bandara menurut saya masih lemah.
Buktinya, baru-baru ini saya yang melakukan perjalan dari Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Kuala Namu menuju Bandar Udara Internasional Pulau Pinang. Di Bandara Pulau Pinang saya mendapatkan pemeriksaan yang sangat ketat dari petugas kesehatan sebelum memasuki Imigrasi, bagi saya ini langkah tepat yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia. Tidak hanya di bandara, beberapa pusat keramaian di Pulang Pinang juga mendapatkan pengawasan dari otoritas pemerintah.
Ini artinya Pemerintah Malaysia ingin benar-benar memberikan rasa nyaman bagi warganya. Hal yang serupa tidak terjadi ketika saya melakukan perjalanan dari Pulang Pinang ke Medan, saya membayangkan akan dilakukan pemeriksaan yang sama ketika saya tiba di Pulau Pinang dari Medan. Sesaat sebelum landing di Kuala Namu kami diinformasikan akan dilakukan penyemprotan di kabin pesawat dengan spray. Selanjutkan kami diarahkan untuk mengisi form yang sudah disediakan oleh pramugari.
Setibanya di terminal sebelum memasuki pemeriksaan, tidak ada medical check-minimal pemeriksaan suhu tubuh–apapun dari petugas. Bahkan form yang berwarna kuning yang dibagikan dalam pesawat juga tidak diminta untuk dikembalikan.
Dalam hati saya berpikir kenapa tidak ada sedikitpun antisipasi dalam menghadapi penyebaran virus corona di Indonesia. Saya berpendapat bandara merupakan tempat yang pertama yang paling mudah untuk mendeteksi penyebarannya. Tapi kok diabaikan?
Sekarang penyebaran semakin membahayakan, baru ada tindakan tegas dari pemerintah dalam implementasi kebijakan. Andaikan hal ini dilakukan sejak lama, ceritanya akan lain. Tapi tidak ada yang terlambat untuk melakukan tindakan penting menyelamatkan rakyat.
Perihal apakah Indonesia harus lockdown, itu keputusan mutlak pemerintah. Tapi yang harus diperhatikan, komunikasi lintas sektor harus berjalan seirama. Pemerintah juga harus lebih transparan serta para pejabat di level kementerian tidak perlu mengeluarkan statemen yang bisa menyakiti hati rakyat. Karena mereka di sana, bukan karena negeri ini milik keluarga [pejabat tinggi]. Indonesia ini milik 260 juta penduduk. Dari Sabang sampai Marauke. Para menteri dan pejabat tinggi harus menjaga lisan dan tulisan mereka.
Presiden Jokowi harus memantau pola komunikasi bawahannya di level kementerian/sederajat. Karena mereka ada di jabatan itu bersebab Jokowi memilih mereka. Jokowi bisa menempatkan mereka, karena rakyat kembali mempercayakan Ir. Joko Widodo sebagai Presiden RI pada Pilpres 2019.
Kita sedang melawan covid-19. Virus yang pergerakannya sangat cepat. Banyak hal yang membuat Indonesia akan kalang kabut bila situasi tambah buruk. Sebelum semakin tak menentu, maka sikap tegas pemerintah menjadi sangat penting. []
Penulis adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Umuslim, Peusangan, Bireuen, Aceh.