ACEHTREND.COM, Banda Aceh- Kabar tak sedap kembali menyeruak di Serambi Mekkah. Beredar sas-sus bila seorang pengusaha kontruksi yang disebut-sebut sangat dekat dengan penguasa di Aceh, telah memonopoli paket yang ditender di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Aceh yang dipimpin oleh Sayed Azhari.
Kabar tersebut telah sampai pula ke telinga Parlemen Aceh. Sekretaris Komisi IV DPRA, Zulfadhli alias Cut Abang. Pihaknya berencana memanggil Kepala ULP Aceh, untuk dimintai keterangannya terkait kabar tak sedap tersebut.
Kepada aceHTrend, Selasa (17/3/2020) Zulfadhli mengatakan, menurut kabar, seseorang yang dikenal sangat berpengaruh di lingkaran Pemerintah Aceh, telah memonopoli sejumlah proyek yang ditender oleh ULP.
“Kami sudah mendengar itu. Bila benar tentu tidak bisa dibiarkan. Di Aceh pengusaha kontruksi bukan hanya satu orang. Banyak pengusaha lain yang juga memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing,” ujar Zulfadhli yang ditemui di kawasan Ule Kareng, Banda Aceh.
Politisi Partai Aceh (PA) tersebut mengatakan, sebagai wakil rakyat yang membidangi pembangunan dan tataruang, pihaknya merasa harus turun tangan untuk meluruskannya langsung. Komisi IV secara tupoksi bermitra dengan Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Pengairan dan ULP.
“Komisi IV dalam waktu dekat akan panggil Kepala ULP Aceh Sayed Azhari untuk dimintai keterangan. Ini tidak main-main. Bila benar seperti kabar yang beredar, maka tidak boleh dibiarkan,” ujar Zulfadhli.
Sebelumnya, pada awal Maret 2020, sejumlah pengusaha kontruksi di Aceh mengeluh tentang adanya “mal praktik” di ULP Aceh. Bahkan sejumlah pengusaha yang mengaku ikut menyumbang ketika memenangkan paket Irwandi-Nova pada Pilkada 2017, kini tak seorang pun mendapatkan proyek, kecuali satu kelompok yang kini dekat dengan pemerintah.
“Bila bicara balas jasa, tentu harus dilakukan. Tapi kami tidak hendak bicara ke arah itu. Hanya saja berharap Pemerintah Aceh melalui ULP bekerja secara fair. Masak kami tidak bisa memenangkan satupun. Kan aneh. Padahal perusahaan kami juga memiliki kompetensi yang sama dengan pihak yang memonopoli itu,” ujar salah satu pengusaha yang minta namanya untuk sementara waktu disamarkan saja.
“Bayangkan, tahun 2020 ini, semua proyek yang dibiayai oleh APBA, seluruhnya dikuasai oleh mereka. Ini tentu tidak sehat,” tambahnya lagi.
Sementara itu, Kepala ULP Aceh Sayed Azhari yang dihubungi oleh aceHTrend, tidak tersambung. Dua nomor hp yang ditelepon oleh media ini, tidak satupun dapat menerima panggilan. Sementara pesan singkat yang dikirim via SMS, belum dibaca hingga berita ini ditulis. []