• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Buya Krueng Tasedia Jeurat, Buya Tamong Tajok Laba

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Jumat, 03/04/2020 - 10:15 WIB
di Kolom, OPINI
A A
Muhajir Al-Fairusy, akademisi STAIN Meulaboh. [Ist]

Muhajir Al-Fairusy, akademisi STAIN Meulaboh. [Ist]

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Muhajir Al-Fairusy

Selama hampir seminggu di Singkil, salah satu kabupaten perbatasan Aceh, saya harus mengapresiasi kesadaran pemerintah dan masyarakat di sini menanggapi Covid-19. Hampir seluruh tempat, mulai dari pasar inpres, swalayan, kedai kopi hingga pom bensin kini siaga menyediakan handsanitizer, istilah yang tiba-tiba membumi seiring gempuran virus corona. Pernah, saya berkunjung ke satu pusat pembelanjaan sayur di sudut kota ini, dan di depannya sudah disediakan alat pencuci tangan, saya sengaja langsung masuk, lantas kasir mengingatkan saya untuk kembali ke luar dan mencuci tangan sebelum berbelanja. Tegas dan pesannya menyentuh. Singkil yang kerap tertinggal dari pembangunan akibat letaknya yang amat jauh dari pusat Provinsi Aceh, tampak lebih peka pada ancaman bahaya Corona. Tak berlebihan, dalam konteks pelayanan publik, Singkel pernah mendapat juara dua pada tahun 2015 yang diumumkan di Colombo, karena mampu memberi solusi dengan menyatukan “dukun beranak” dan bidan pemerintahan khusus pada penangangan proses ibu melahirkan. Meskipun, kualitas kesehatan terutama mutu Rumah Sakit Singkel juga harus diakui masih perlu perhatian lebih pemerintah setempat.

Tak hanya perhatian ketat pada kebersihan tangan sebagai media utama tempat corona berdiam sebelum bersentuhan, Pemerintah Singkel juga komit dan tegas menutup akses jalur wisata ke Pulau Banyak bagi turis asing. Padahal, selama ini tak terhitung jumlah turis yang terus lalu Lalang masuk ke Pulau Banyak, umumnya mereka datang dari Medan dan terus ke Singkil, selanjutnya menyeberang ke Pulau Banyak. Dalam hal ini Sumatera Utara memang diuntungkan banyak dari industri wisata kawasan perbatasan tersebut dibanding Pemerintah Aceh sendiri. Tindakan Pemkab Singkel ini, sekilas memang telah membunuh industri wisata Kepulauan Banyak yang kini kian diserbu pengunjung. Namun, jika dibiarkan, maka potensi terbunuhnya nyawa sipil di kepulauan tersebut akibat corona akan terbuka lebar. Sikap ini seperti pesan tersurat Presiden Ghana Nana Akufo Addo yang viral “…kami tahu cara pulihkan ekonomi, tapi tidak tahu cara menghidupkan kembali manusia.”

Di saat bersamaan, tindakan kocak justru dipertontonkan oleh Pemerintah Aceh dalam menghadapi ancaman bahaya corona. Mulai dari kecoplosan Jubir Pemerintah Aceh berbicara di luar kontrol etika komunikasi seiring kepanikan publik, dengan pernyataan kontroversi mengenai kuburan massal bagi korban coronan layaknya menanti korban bencana tsunami. Bukannya menenangkan publik dan memberi solusi menghadapi corona, malah membikin guyon yang sama sekali tak bermutu.
Tidak berhenti di situ, pola komunikasi Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah pun mendapat sorotan publik lewat surat cintanya yang wadaw bagi paramedis di Aceh, mereka yang di garda depan sedang berjuang melawan teror Covid-19, sebagaimana disatir oleh Bung Alkaf seorang essay nasional di laman blog bagbuding.com “Surat Cinta Nova yang Wadaw,” tampaknya penguasa Aceh ingin meniru kesuksesan Anies di Jakarta. Namun, ujungnya tak mengena, bahkan tidak autentik sama sekali. Bandingkan dengan surat Irwandi pungkas Bung Alkaf, meski dalam jeruji besi namun autentik. Pada paragraph ini, penulis bukan sedang berkampanye.
Di tengah dua kondisi kocak di atas, tiba-tiba kita kembali dikejutkan oleh kedatangan tujuh pekerja asing dari China ke Nagan Raya. Ya, dari China, negara tempat pertama sekali Corona berkembang. Jelas, masyarakat semakin panik melihat kondisi anomali ini. Satu sisi tubuh masyarakat didisiplinkan mulai dari pemberlakuan jam malam, hingga pembatasan keramaian. Pun, saat situasi genting begini, justru pekerja asing masih bisa keluar masuk Aceh. Absurd dan culas. Pada saat bersamaan, rumah-rumah penduduk dan kampung dipaksa tutup, namun bandara sebagai pintu gerbang keluar masuknya corona masih dibiarkan terbuka. Kondisi ini persis seperti sindiran sebagian masyarakat Aceh “…Tôp gampong, puehah bandara, tôp ulee, leumah punggông.”

BACAAN LAINNYA

Sufri alias Boing (kiri) saat melaporkan pengeroyokan terhadap dirinya, Kamis (25/2/2021). Foto/Ist.

Pidato Rusyidi Keluar Jalur, Munawar Memukul Meja, Boing Dikeroyok di depan Ketua DPRK Bireuen

26/02/2021 - 16:33 WIB
Salah satu rumah dosen di Kopelma Darussalam, Sektor Selatan, yang telah difungsikan sebagai kos-kosan. Foto/acehtrend.com/Muhajir Juli.

Balada Rumah Dinas Dosen, dan Rencana Pembangunan Kampus USK

26/02/2021 - 08:44 WIB
Ilustrasi potret kemiskinan Aceh/FOTO/Hasan Basri M.Nur/aceHTrend.

APBA 2021 Tidak Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan?

26/02/2021 - 07:32 WIB
Wakil Wali Kota Langsa, Dr H Marzuki Hamid, MM, saat disuntik vaksin tahap dua, Kamis (25/2/2021).

Wakil Wali Kota Langsa Disuntik Vaksin Sinovac Tahap Dua

25/02/2021 - 22:03 WIB

Jika butuh lesson learn dan komitmen serius menangani Covid-19 serta tidak tegang, elit Aceh mungkin perlu belajar sikap pada Kabupaten Singkil, meskipun tertinggal dan kerap diabaikan perhatiannya, tapi tak pernah kolot menghadapi bencana global. Apalagi, dalam konteks pelayanan publik, kabupaten ini telah mendapat pengakuan dunia. Paling penting secara tersirat dalam konteks sekarang, mereka berfalsafah “…Buya krueng tajaga, buya tamong tawaspada.”

Penulis Buku Singkel : Sejarah, Etnisitas & Dinamika Sosial. Antropolog dan juga akademisi di STAIN Meulaboh.

Tag: #Headlineaceh hadapi coronacovid-19juru bicara pemerintah acehkabupaten singkilkuburan massal covid-19Muhajir al fairusy
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Begini Mekanisme untuk Dapatkan Keringanan Tagihan Listrik Prabayar dan Pascabayar

Selanjutnya

Lawan Corona Bukan Dengan Darurat Sipil

BACAAN LAINNYA

Marthunis M.A.
OPINI

Anggaran, Kemiskinan, dan Investasi Pendidikan Aceh

Kamis, 25/02/2021 - 12:26 WIB
Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Rabu, 24/02/2021 - 13:10 WIB
aceHTrend.com
Artikel

Aceh & Hikayat Som Gasien, Peuleumah Hebat

Senin, 22/02/2021 - 17:41 WIB
Dwi Wulandary
OPINI

Melek Teknologi dengan Mengenali Vektor Versus Raster

Senin, 22/02/2021 - 08:38 WIB
Ilustrasi Kemiskinan/FOTO/Media Indonesia.
Artikel

Aceh Tidak Miskin, Aceh Dimiskinkan!

Minggu, 21/02/2021 - 20:01 WIB
Muhajir Juli
Jambo Muhajir

Rokok Rakyat dan Cerutu Pejabat

Sabtu, 20/02/2021 - 16:57 WIB
Ilustrasi: FOTO/Jawapos.
Artikel

Gurita Korupsi Di Aceh, Siapa Peduli?

Jumat, 19/02/2021 - 12:18 WIB
Saiful Akmal
OPINI

Aceh Meutimphan: antara Kemiskinan dan Politik Peu Maop Gop

Jumat, 19/02/2021 - 09:37 WIB
Fauzan Hidayat.
OPINI

Mengapa UEA Alih Investasi dari Singkil ke Sabang?

Kamis, 18/02/2021 - 16:31 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Truk-truk militer Italia memindahkan peti mati pasien corona ke provinsi-provinsi tetangga dari kota episentrum penyebaran virus corona di Bergamo, Italia, Rabu,18 Maret 2020. Pemindahan ini dilakukan karena layanan pemakaman di Bergamo kewalahan menguburkan korban. Sergio Agazzi.Fotogramma via REUTERS

Lawan Corona Bukan Dengan Darurat Sipil

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Massa AGAH melakukan unjuk rasa di depan Dinas Perhubungan Aceh, Kamis (25/2/2021). Mereka menduga bila 3 unit KMP Aceh Hebat dibangun dari kapal bekas pakai. Foto/Ist.

    Tuding Kapal Aceh Hebat Dibangun dari ‘Rongsokan’, Massa Demo Dishub Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pidato Rusyidi Keluar Jalur, Munawar Memukul Meja, Boing Dikeroyok di depan Ketua DPRK Bireuen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Balada Rumah Dinas Dosen, dan Rencana Pembangunan Kampus USK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Babah Lhung Blangpidie Temukan Bayi Dalam Goodie Bag di Warungnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Subulussalam, Zulkarnain diabadikan di Gapura Selamat Datang Kota Subulussalam tepatnya berada di perbatasan antara Kota Subulussalam, Provinsi Aceh dengan Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara.@ist
BERITA

Genjot Kepariwisataan, Pemko Subulussalam Adakan Uji Sertifikasi Kompetensi Pramuwisata

Redaksi aceHTrend
26/02/2021

Koordinator MaTA, Alfian.
BERITA

MaTA Mendukung Polda Aceh Usut Dugaan Penyelewengan Pembangunan Wastafel di Ratusan SMA

Muhajir Juli
26/02/2021

Kakanwil Kemenag Aceh, Dr Iqbal Muhammad (tengah) didampingi Kabid Madrasah, H Mukhlis, menjelaskan kondisi perpustakaan madrasah di Aceh kepada pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia, Jumat (26/2/21).
BERITA

Kakannwil Kemenag Aceh Ajak IPI Benahi Perpustakaan Madrasah

Redaksi aceHTrend
26/02/2021

Bupati Akmal dan anggota DPRK Abdya saat melakukan penolakan perpanjangan HGU PT CA di depan Istana Presiden RI.
BERITA

Dewan Abdya Minta Bupati Akmal Bagikan Lahan Plasma HGU PT CA

Masrian Mizani
26/02/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.