ACEHTREND.COM,Banda Aceh- Komitmen Plt Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah kepada Pimpinan DPRA, akan menghentikan seluruh tender proyek yang bersumber dari APBA, hingga kini belum terlaksana. Situs LPSE Aceh masih menayangkan paket kegiatan (proyek) yang ditender pada tahun anggaran 2020. Komitmen Nova Iriansyah kala itu, pembiayaan untuk proyek-proyek tersebut akan dialihkan untuk antisipasi wabah covid-19 di Aceh.
Nurchalis, yang pernah menjadi Kepala ULP Aceh, Sabtu (4/4/2020) mengatakan apa yang terjadi–belum kunjungnya dihentikan tender di situs LPSE Aceh, membuktikan ada ketidaksingkronan komunikasi antara Nova Iriansyah dengan jajaran Sekretariat Aceh yang dipimpin oleh Sekda Aceh Taqwallah.
Menurut Nurchalis, bila komunikasi berjalan dengan baik, maka begitu komitmen tersebut disampaikan oleh Nova Iriansyah, maka Sekda memerintahkan Plt Kepala ULP untuk segera menjalankan. Ini untuk menjaga marwah pemimpin, sekaligus menunjukkan garis koordinasi dan intruksi berjalan dengan semestinya.
“Sebenarnya di saat adanya komitmen penghentian tender tersebut, penayangan lelang proyek di LPSE sudah bisa dibatalkan,” kata Nurchalis.
Tokoh muda Aceh tersebut, yang mengundurkan diri dari PNS karena memilih terjun ke dunia wira usaha, mengatakan dia curiga bila komitmen Plt Gubernur di depan Pimpinan DPRA, tidak ditindaklanjuti dengan surat tertulis. Idealnya, Sekda Aceh sebagai penyelenggara administrasi melakukan kerja jemput bola. Agar pernyataan-pernyataan populis Plt Gubernur menjadi kenyataan.
“Saya khawatir belum ada intruksi tertulis. Kalau ada intruksi secara tertulis atau kedinasan, ini [tentu] sudah segera dihentikan walaupun sudah ditayangkan. Dalam Perpres diatur boleh membatalkan kontrak yang sudah ditandatangani kalau itu sudah menjadi kebijakan,” ungkap Nurchalis.
Kondisi Pemerintah Aceh sekarang, menurut Nurchalis, seumpama manajemen auto pilot. Tidak ada pengendali utama. Semua berjalan dengan langkah masing-masing. Kebijakan populis pemimpin tertinggi hanya diviralkan untuk menghibur rakyat yang sedang menanti keajaiban. Tapi tidak ditindaklanjuti ke dalam aksi nyata dan terukur.
“Dalam konteks ini susah menjadi tolok ukur bila tidak ada yang menindaklanjuti intruksi Plt Gubernur Aceh. Sehingga mereka [ULP] seolah-olah tidak ada intruksi apapun. Kan kita tahu Pak Gubernur tidak hanya memikirkan itu, semestinya yang di bawah ini cepat tanggap. Kalaupun tidak diintruksikan, perlu ditanya. Perlu kerja jemput bola,” papar Nurchalis, yang menilai ada upaya dari bawahan untuk mempermalukan Plt Gubernur Aceh.
“Jika dilihat kondisi seperti ini seakan-akan ada upaya dari bawahan yang ingin mempermalukan Plt gubernur di hadapan masyarakat Aceh,” katanya.
Sebagai rakyat Aceh dan mengerti secara penuh proses tender pemerintah, Nurchalis meminta Pemerintah Aceh sesegera mungkin membatalkan seluruh tender proyek di APBA 2020 yang saat ini sedang dilakukan. Alihkan semua sumber daya keuangan tersebut untuk menangani wabah covid-19.
“Saya ingin sampaikan demi kemanusian ini dihentikan dulu. Untuk apa pekerjaan proyek di lapangan, bila masyarakat lapar. Inilah saatnya Pemerintah Aceh memberikan senyuman kepada rakyat. Tali kasih kepada rakyat. Tidak masalah habis Rp1 triliun asal dinikmati oleh rakyat, karena negara pun sudah memberikan payung hukum kepada daerah-daerah untuk masalah ini,” imbuh Nurchalis.
Amatan aceHTrend di situs LPSE Aceh, hingga pukul 11.29 WIB, Minggu (5/4/2020) ULP Aceh masih menayangkan paket-paket proyek yang ditender oleh Pemerintah Aceh. Termasuk pengadaan mesin cuci, pendingin udara dan lain sebagainya. []