ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Sejumlah event di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang telah dirancang untuk tahun ini terpaksa ditunda akibat mewabahnya Covid-19.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin, mengatakan, sebelumnya Pemerintah Aceh melalui Disbudpar sudah menggelar soft launching Calendar of Event tahun 2020. Ada seratusan event yang direncanakan akan digelar sepanjang tahun 2020.
Namun, akibat terjadi penyebaran virus corona (Covid-19), sesuai instruksi Plt Gubernur Aceh, pihaknya pun membatalkan sejumlah event yang sudah direncanakan tersebut. Sebagian anggaran dialihkan untuk penanganan Covid-19.
“Dengan kondisi Covid-19 ini, tentu ada perubahan dan penyesuaian, tentunya pemerintah sekarang fokus pada penanganan Covid-19. Anggaran untuk event kita alihkan ke kegiatan penanganan Covid, khusus tiga hal utama seperti kesehatan, social safety net, dan perekonomian di Pemerintah Aceh,” kata Jamaluddin, Jumat (17/4/2020).
Ia berpesan kepada wisatawan agar menghindari keramaian untuk saat ini, karena pariwisata itu identik dengan keramaian.
“Kita harus menghindari keramaian, karena tempat-tempat wisata adalah tempat yang dikunjungi oleh banyak orang. Sementara waktu sesuai dengan instruksi Pak Gubernur kita tutup sementara sampai dengan melihat bagaimana perkembangan wabah ini,” kata Jamaluddin.
Namun, Jamaluddin tidak bisa memprediksi sampai kapan penundaan event dan penutupan tempat wisata, hal ini sangat tergantung perkembangan Covid-19.
“Kita mendoakan wabah ini cepat berlalu, sehingga aktivitas bisa kembali normal, karena wabah Covid-19 ini tidak bisa diprediksi kapan berakhir,” katanya.
Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, menambahkan, pihaknya berharap agar wabah Covid-19 ini cepat berakhir, sehingga bisa melakukan kegiatan recovery dan normalisasi.
“Harapan kita corona itu berakhir, dengan berakhir corona ini kita akan melakukan kegiatan recovery dan normalisasi industri pariwisata di Aceh, tentu di sini recovery dapat dilakukan dengan berbagai aspek kegiatan, apakah dalam bentuk fisik, prasarana dan sarana dasar, tapi juga ada kegiatan yang bersifat event-event berskala kecil lebih kepada upaya kita membangun semangat dan komitmen bersama untuk bangkit kembali pariwisata Aceh pascacorona,” kata Rahmadhani.
Ia mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai program dan event-event untuk dilakukan setelah wabah Covid-19 berakhir, seperti kegiatan yang bersifat silaturahmi, pertemuan, seperti gathering, dan lain-lain.
“Kita ingin membangun semangat masyarakat pelaku pariwisata itu melalui diskusi, sehingga bisa mendapatkan masukan-masukan penting, untuk mendukung pemerintah melalui Disbudpar Aceh untuk melakukan percepatan recovery pariwisata Aceh,” kata Rahmadhani.
“Harapan kita dalam kondisi kevakuman ini pelaku pariwisata bisa melakukan berbagai upaya perbaikan-perbaikan, baik prasarana maupun sarana, termasuk juga melakukan kampanye sadar kesehatan. Walaupun belum ada wisatawan, kita optimis semua ini akan berakhir,” ujarnya.
Ia menambahkan, penanganan Covid-19 ini tidak terlepas dari perilaku hidup hari ini, yaitu tetap berada di rumah, jaga kesehatan dan kebersihan, dan yang paling penting adalah memakai masker.
“Kita bangga pelaku pariwisata hari ini tidak hanya melakukan kegiatan perekonomian, tetapi mereka juga promosi,” ujarnya.
Refocussing Rp61 Miliar Lebih untuk Penanganan Covid-19
Sementara itu, Disbudpar Aceh sudah mengalokasi Rp61 miliar lebih untuk penanganan virus corona yang selanjutnya dikelola oleh Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Aceh.
“Kita sudah memangkas Rp61 miliar lebih anggaran Disbudpar untuk penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh. Sehingga, sejumlah event yang sudah kita rencanakan juga sudah kita batalkan,” kata Kepala Disburpar, Jamaluddin.
Selain itu, ia menjelaskan, bahwa pihaknya juga terlibat dalam penanganan gugus tugas Covid-19, salah satu tugasnya adalah pendataan untuk dimasukkan dalam program Social Safety Net nantinya.
“Kita terlibat dalam penanganan gugus tugas Covid-19. Kami juga terlibat. Salah satu tugas kita adalah menyiapkan data- yang berdampak terhadap Covid-19 untuk kita serahkan kepada Pemerintah Aceh,” kata Jamaluddin.[]
Editor : Ihan Nurdin