Oleh Muhammad Afdha*
Semenjak keluar Surat Ederan Direktur Jendral Pendidikan Islam tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 (Corona)” di lingkungan perguruan tinggi Islam, maka proses perkuliahan semester genap tahun akademik 2019/2020 dilakukan dalam jaringan (daring).
Mahasiswa UIN Ar-Raniry melakukan perkuliahan daring guna melaksanakan aturan yang telah ditetapkan oleh Direktur Jendral Pendidikan Islam. Dalam situasi demikian banyak hal yang dapat kita lakukan ketika berada di rumah dan sudah berpartisipasi dalam memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.
Pemerintah Aceh juga telah mengimbau masyarakat agar tetap berada di rumah masing-masing, jaga jarak ketika berada dalam kerumunan orang, dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah agar tubuh tetap sehat. Tahun lalu Pemerintah Aceh telah melakukan gebrakan program Bersih Rapi Indah dan Estetis (BEREH) yang dikampanyekan untuk diselenggarakan di tempat layanan publik. Program BEREH telah berdampak besar pada kebersihan instansi-instansi pemerintah, tempat pelayanan kesehatan, dan sekolah-sekolah. Program BEREH yang kemudian dikampanyekan Sekda Aceh Dr. Taqwallah, M.Kes, ke seluruh Aceh itu merupakan senjata ampuh untuk antisipasi penyebaran virus corona (humas.acehprov.go.id).
Setelah keluar Surat Edaran Rektor UIN Ar-Raniry mengenai perkuliahandaring, hal ini menjadi suatu yang relevan. Zaman yang beranjak menuju Revolusi 4.0 menjadikan alat bagi mahasiswa untuk memulainya, jaringan internet yang menghubungkan komunikator, komunikan, bahkan massa terasa kita sudah memulai tantangan tersebut. Meski banyak yang tidak paham mengenai kuliah daring disebakan pengetahuan kurang memadai, ekonomi yang terbatas menyebabkan hal ini tidak efektif bagi sebagian mahasiswa. Solusi dari penulis jangan rendah hati, berusaha agar kita dapat memecahkan permasalahan ini dan berdoa agar virus corona dapat menghilang di Indonesia.
Banyak hal positif yang dapat kita lakukan ketika berada di rumah, penulis mengutarakan berapa aktivitas yang dapat kita lakukan semenjak di rumah.
- Membaca buku
Membaca bukan hal buruk bagi mahasiswa, ini merupakan waktu yang tepat bagi kita, yang sudah bersumpah tidak akan membaca buku dapat ditarik lagi sumpahnya. Memperkaya wawasan, mengasah otak dan berretorika dengan membaca bukulah kita dapat menemukan semua itu. Seperti pepatah mengatakan “membaca adalah jendela dunia”, penulis sepakat dengan pepatah tersebut, dengan membaca kita tahu keadaan negara luar, ekonomi, dan politiknya.
- Mengobrol dengan Orang Tua
Tidak semua orang punya orang tua, bahkan sebelum kita lahir orang tua dari kita sudah terlebih dulu meninggalkan kita. Pandemi covid-19 membuat kehangatan keluarga lebih terasa, bercengkerama di sudut ruangan dapat dinikmati dengan suara anak-anak yang bermain, curhatan mereka tanpa kenal lelah.
- Konsumsi Makanan Bergizi
Memperbanyak makan-makanan bergizi dapat membuat daya imun kita kuat. Seolah-olah sayur dan buah-buahan memanggil kita untuk mengonsumsi mereka. Ini hal bagus bagi masyarakat pedesaan yang dapat akses sayur dan buah-buahan segar setiap harinya. Jangan mengonsumsi makanan yang kurang bergizi di tengah virus corona, dengan begitu daya tubuh kita lemah dan dapat dimanfaatkan oleh penyakit-penyakit bandel.
- Main Game
Dirjen WHO mengatakan, untuk menghindari stress, ada baiknya warga banyak main game di rumah selama wabah corona. Dari pernyataan tersebut, tidak mengapa kita bermain game dengan syarat tidak melalaikan. Hal mubah dalam duniawi seperti game banyak digunakan manusia untuk menghilangkan kebosanan, rasa stress memang terganggu dari bentuk tetap di rumah saja, psikologi manusia berbeda-beda, ada yang bahagia ketika berada di rumah dan sebaliknya bagi yang tidak suka berada di rumah.
- Memperbanyak Ibadah
Bentuk ibadah yang mudah kita lakukan di rumah yakni salat. Salat adalah penyejuk hati dan penghibur jiwa, salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Ini merupakan penangkal yang sakral bagi wabah Covid-19. Penghuni rumah yang berlindung kepada Sang Pencipta akan selamat selama tidak melakukan dosa-dosa besar.
Hal positif masih banyak yang dapat kita lakukan selama berada di rumah. Penulis cuman bisa memaparkan lima aktivitas di atas. Yang bersangkutan dengan pandemi Covid-19 sekarang ini dapat kita ubah dengan pola pikir sehat kita. Stop menyebarkan informasi hoaks tentang corona, banyak informasi hoaks selama pandemi corona, data yang tidak bisa dipertanggungjawabkan disebar seenaknya saja.
Work from home atau bekerja dari rumah menjadi akses kekuatan bagi tenaga pekerja di instansi pemerintahan dan swasta. Saling gotong royong menjadikan alat perekat yang kuat. Pemerintah sudah berusaha untuk menangani virus corona ini dengan memberlakukan jam malam di Aceh untuk menghindari keramaian massal. Dan beberapa hari setelahnya jam malam sudah dicabut oleh Pemerintah Aceh. Plt Gubernur Aceh menyampaikan, “Dengan dicabutnya jam malam bukan artinya masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti biasa, jam malam sesuai dengan aturan yang telah diimbau, jaga jarak, hindari kontak langsung dan menjaga kebersihan diri.”
Bagi kita yang berada di rumah agar selalu di rumah, dengan demikian kita telah bekerja membantu tenaga medis, mereka tidak mau kita sakit, penyebab tertular virus corona salah satunya sakit. Penulis menyarankan agar kita jangan sampai sakit, bagaimana pun itu kita jangan sakit, tetap lakukan aktivitas kecil-kecilan, olahraga ringan, dan menjaga imun tubuh.
Optimalkan masa-masa seperti ini untuk selalu beribadah kepada Sang Pencipta, ikhtiar dengan doa, perbanyak zikir, mencuci tangan ketika setelah bepergian, manfaatkan waktu untuk hobi yang ditekuni, jaga jarak dengan masyarakat sekitar, saling tegur sapa, gotong-royong, dan jangan panik.
Ibnu Sina mengatakan “kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan dari kesembuhan”. Dari perkataan Ibnu Sina dapat kita ambil ibrah jangan panik, kuatkan iman dan imun untuk melawan Covid-19.[]
Penulis adalah mahasiswa UIN Ar-Raniry, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Sekjend HMP KPI. Email: afdha.muhammad79@gmail.com
Editor : Ihan Nurdin
Program ini terselenggara berkat kerja sama antara aceHTrend dengan KPI UIN Ar-Raniry, Gramedia, dan PT Trans Continent