ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Hujan deras yang melanda kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh sejak dua hari terakhir, menyebabkan kawasan Ujong Pancu, Kecamatan Peukan Bada mendapat kiriman limpahan air yang sangat besar. Salah satu jembatan kecil terpaksa dibongkar untuk melancarkan aliran air ke laut.
Satu jembatan kecil untuk saluran pembuang yang dekat dengan tempat penampungan ikan (TPI) di kawasan Lamteungoh, terpaksa harus dibobol untuk memperlancar pembuangan air yang sudah meluap hingga menutupi semua tambak ikan di kawasan tersebut.
“Kalau tidak dibobol akan membuat air semakin meluap sehingga atas keputusan bersama antara panglima laot, keuchik, camat, koramil, dan polsek, saluran tersebut langsung dibobol sejak pagi, dan baru saja bisa dilintasi,” kata Panglima Laot Lhok Lamteungoh Peukan Bada, Aceh Besar, Afrizal, saat ditemui aceHTrend di lokasi, Sabtu sore (10/5/2020).
Menurutnya, luapan air hujan tersebut merupakan kiriman dari beberapa gampong di Kecamatan Peukan Bada, sehingga pihaknya melakukan koordinasi bersama untuk membobol saluran pembuangan yang sempit, agar airnya lancar mengalir.
“Setelah melakukan musyawarah bersama, akhirnya dilakukan pembongkaran, kami juga membuat jembatan darurat agar warga bisa melintasi jalur penghubung tersebut,” katanya.
Bila tidak dibongkar, akibatnya akan lebih parah. Karena dekat dengan laut, kemudian air di areal ini terus bertambah dari beberapa gampong, kalau terus meluap akan lebih berbahaya bila dilintasi oleh masyarakat.
“Kami berharap setelah ada pembongkaran ini, mudah-mudahan pemerintah khususnya Dinas PU yang menangani jembatan penghubung, supaya bisa segera memprioritaskan, lebih lagi karena jalan tersebut merupakan jalur evakuasi bencana seperti tsunami,” katanya.
Amatan aceHTrend, puluhan kendaraan warga yang ingin melintasi jalan tersebut, sempat terhenti beberapa saat ketika dilakukan pembongkaran menggunakan ekskavator. Selesai pembuatan jembatan darurat menggunakan batang kelapa dan papan kayu, setengah jam menjelang berbuka puasa, barulah jalan tersebut bisa dilintasi kembali oleh penduduk setempat.[]
Editor : Ihan Nurdin
Komentar