ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Rustam Effendi, menyarankan agar Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, memanggil pihak PT Trans Continent dan berbicara dari hati ke hati, agar pihak perusahaan mengurungkan niatnya untuk angkat kaki dari Kawasan Industri Aceh (KIA) di Ladong, Aceh Besar.
“Saya rasa Plt Gubernur harus mencegah dan meminta agar pihak PT Trans Continent tidak hengkang dari KIA Ladong, apa pun caranya, bagaimana pun bentuk pendekatannya harus dilakukan agar tetap di situ,” kata Rustam Effendi saat aceHTrend meminta pandangannya selaku akademisi serta pengamat ekonomi dan pembangunan, Minggu (17/5/2020).
Plt Gubernur perlu memanggil pengelola PT Trans Continent dan berbicara baik-baik dari hati ke hati agar PT Trans Continent selaku investor pertama meminta jangan hengkang dari KIA Ladong.
“Jika mungkin ini terjadi, saya ingin ada pihak yang bisa bertindak sebagai mediator antara Pemerintah Aceh dengan pihak perusahaan tersebut,” katanya.
Rustam Efendi mengatakan, jika masih memungkinkan untuk direnegosiasi lagi atau di-rescheduling, maka harus dibicarakan kembali scara lebih konkret. “Kita pun meminta untuk semua pihak di Aceh harus berpikir konstruktif serta tidak memperkeruh suasana,” pintanya.
Baca: Ombudsman: Dari Awal KIA Ladong Belum Layak
“Saya rasa pihak Plt Gubernur harus mencegah dan meminta agar pihak PT Trans Continent tidak meninggalkan KIA Ladong dan kita juga berharap jangan dulu tinggalkan kawasan industri tersebut,” harapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, investor pertama yang bersedia masuk ke KIA Ladong, PT Trans Continent, sejak Jumat (14/5/2020) mulai mengeluarkan alat berat dan sejumlah barang lainnya yang sejak enam bulan lalu ditempatkan di sana. Sejak ground breaking pada Agustus 2019, total investasi Trans Continent di KIA Ladong mencapai Rp30 miliar. Setiap bulan mereka harus menanggung kerugian mencapai 600 juta rupiah.
Dampak minus yang dialami oleh Trans Continent karena PT PEMA yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Aceh di KIA Ladong, tidak memiliki kemajuan kinerja apapun. Sejak perusahaan besar tersebut masuk, hingga saat ini, fasilitas utama KIA Ladong yang harus disediakan oleh pengelola belum tersedia.
CEO PT Trans Continent Ismail Rasyid mengatakan, Sabtu (16/5/2020) mereka sedari awal memiliki komitmen tinggi untuk menghidupkan KIA Ladong. Sebagai putra daerah ia ingin berpartisipasi serius membangun ekonomi Aceh yang tidak kunjung bangkit. Tapi di KIA Ladong ternyata dia diperlakukan buruk. Jangankan bicara fasilitas dasar Kawasan Industri (KI) seperti energi liatri, pagar, air bersih, keamanan, bahkan urusan sewa-menyewa lahan saja hingga kini belum selesai. PEMA sebagai operator KIA, tidak menawarkan konsep apapun kepada Trans Continent.
Baca: PT Trans Continent Hengkang dari KIA Ladong, Dirut PEMA: Biar Jubir yang Bicara
“Mereka berjanji semua itu akan seleaai pada Juni 2020. Tapi ketika kami survey dua hari lalu, tidak ada progres apapun di sana. Akhirnya kami memilih mundur ketimbang harus semakin banyak mendulang kerugian,” ujar Ismail.
Sementara itu Direktur Utama PT PEMA Zubir Sahim, ketika dimintai keterangannya, menolak berkomentar. Dia mengarahkan aceHTrend menghubungi Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani. Tapi beberapa kali dihibungi, SAG tidak mengangkat telepon.[]
Editor : Ihan Nurdin