• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Teriakan Kami Bukan Titipan Para Kanda

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Selasa, 02/06/2020 - 18:15 WIB
di Celoteh, OPINI
A A
Fuad Saputra, mahasiswa Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.

Fuad Saputra, mahasiswa Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Fuad Saputra

Ketika menonton film, adegan pagi hari seringkali diawali dengan ayam berkokok. Rupa ayamnya jelas sekali, yang masuk ke frame haruslah ayam besar dan dewasa, punya bulu yang bisa memantulkan silau cahaya matahari pagi; serta gagah. Kalau tidak seperti kriteria itu, sepertinya tidak layak untuk berkokok. Rupa ayamnya harus sama, senada dan seirama. Tidak boleh tidak.

Saya yakin ayam-ayam muda tidak pernah dilirik oleh sutradara film; keberadaan mereka seolah tiada. Padahal kokok ayam dewasa mungkin sudah fals, suara putus-putus melemah. Tapi atas nama pengalaman, mereka selalu mendapat tempat dan kesempatan.

Walaupun tidak bisa berkokok lantang, ayam-ayam muda punya nada kokokan baru. Mereka inovatif dan kreatif. Mereka melakukan sejumlah perubahan, agar kokokan ayam berabad-abad yang masih begitu-begitu saja, setidaknya mengalami perbedaan. Tapi sekali lagi, karena mereka masih muda; masih anak ayam yang kokokan tidak layak diperdengarkan. Mereka anak-anak ayam naif dan sering disangka diperalat oleh musang untuk menjatuhkan harkat dan martabat ayam dewasa.

BACAAN LAINNYA

Pedagang minuman beralkohol jenis bir di Pantai Kuta, Bali. Johannes P. Christo/Koran Tempo.

Perluas Bidang Usaha Terbuka, Investor Bisa Buka Usaha Produksi Miras di Empat Provinsi

28/02/2021 - 17:50 WIB
Isma  (33) divonis tiga bulan penjara karena melanggar UU ITE. Warga Lhok Puuk, Seunuddon, Aceh Utara tersebut mengupload video percekcokan keuchik setempat dengan ibunya Isma, ke media sosial. Foto/Ist.

Rekam Pertengkaran Keuchik dan Menguploadnya ke Facebook, Ibu Muda di Aceh Utara Dijebloskan ke Penjara

28/02/2021 - 07:24 WIB
Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata/FOTO/DisbudparJamaluddin, SE Ak

Asyik, Terapkan Prokes Ketat Disbudpar Aceh Gelar Festival Kopi Kutaraja

27/02/2021 - 18:52 WIB
Sufri alias Boing (kiri) saat melaporkan pengeroyokan terhadap dirinya, Kamis (25/2/2021). Foto/Ist.

Pidato Rusyidi Keluar Jalur, Munawar Memukul Meja, Boing Dikeroyok di depan Ketua DPRK Bireuen

26/02/2021 - 16:33 WIB

Anak muda juga merasakan hal sama seperti yang ayam-ayam muda rasakan. Terpinggirkan suaranya, kalau pun bersuara sering kali dituding titipan kanda. Yah, walaupun ada tapi kan tidak semua.

Lapangan dialektika selalu dipersepsikan milik mereka yang “tua”. Kenyang asam garam, walau kadang tanpa yodiumnya. Anak muda selalu menjadi anak gawang, diposisikan cuma sebagai pemungut bola saja. Tidak lebih.

Ban ceh bek le that pegah haba!

Sama seperti ketika anak ayam berkokok, itu bukanlah upaya untuk terlihat lebih hebat dari induknya. Tapi bagian dari dirinya, yang tumbuh, besar, dan akan selalu punya suara sendiri. Begitu pula anak muda. Tumbuh dan punya suara sendiri bukan upaya menggoyahkan orang “tua”. Suara mereka bukan pula titipan kanda-kanda yang sering disangka.

Anak muda sering menjadi korban prasangka. Hidup mereka kadang dilematis, ketika bersuara dituduh titipan. Ketika diam dituduh tidak berguna dan apatis. Semua serba salah, yang benar yang mereka yang berpengalaman.

Hai aneuk mit, bek le that ka peugah haba! Kajak sikula be get bek gadoh ka pike urusan ureung tuha!

Dalam kaitannya soal sosial dan politik, suara anak muda adalah suara yang jarang didengarkan. Padahal persentase suara mereka salah satu yang terbesar. Kalau suara mereka tidak boleh diperdengarkan, untuk apa anak usia 17 tahun diperbolehkan memilih? Sia-sia rupanya suara mereka. Dibutuhkan, tapi tidak layak didengarkan.

Ketika anak muda mengkritik pemerintah selalu dituding partisan atau titipan. Eskalasi ini makin tinggi menjelang politik elektoral. Dan senjata utamanya selalu adalah, anak muda tidak tahu apa-apa, mereka hanya mainan kubu seberang, dan cuma mencari eksistensi semata. Apakah ada jaminan, ketika yang “tua” bersuara mereka tidak partisan? Atau tudingan itu merupakan langkah memuluskan kekuasaan.

Semakin maju zaman, platform suara untuk anak muda makin banyak. Tapi kalau telinga masih juga disumbat, tidak ada guna juga pada akhirnya. Jadi tolong, sumbat telinganya dibuka, jauhkan prasangka, dan bukankah tidak ada salah bila anak muda punya suara sendiri. Punya pendirian sendiri, punya idealisme sendiri yang mungkin berbeda.
Pun anak ayam berkokok bukan agar terlihat lebih hebat dari induknya.

Penulis adalah lelaki asal Aceh, mahasiswa tingkat akhir program studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.

Tag: #Headlinebukan titipanpemuda Indonesia
Share140TweetPinKirim
Sebelumnya

RSUD Sabang Siapkan Tiga Ruang Isolasi Suspect Covid-19

Selanjutnya

Pemkab Abdya Perpanjang Masa Siswa Belajar di Rumah

BACAAN LAINNYA

Ilustrasi potret kemiskinan Aceh/FOTO/Hasan Basri M.Nur/aceHTrend.
Artikel

APBA 2021 Tidak Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan?

Jumat, 26/02/2021 - 07:32 WIB
Marthunis M.A.
OPINI

Anggaran, Kemiskinan, dan Investasi Pendidikan Aceh

Kamis, 25/02/2021 - 12:26 WIB
Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Rabu, 24/02/2021 - 13:10 WIB
aceHTrend.com
Artikel

Aceh & Hikayat Som Gasien, Peuleumah Hebat

Senin, 22/02/2021 - 17:41 WIB
Dwi Wulandary
OPINI

Melek Teknologi dengan Mengenali Vektor Versus Raster

Senin, 22/02/2021 - 08:38 WIB
Ilustrasi Kemiskinan/FOTO/Media Indonesia.
Artikel

Aceh Tidak Miskin, Aceh Dimiskinkan!

Minggu, 21/02/2021 - 20:01 WIB
Muhajir Juli
Jambo Muhajir

Rokok Rakyat dan Cerutu Pejabat

Sabtu, 20/02/2021 - 16:57 WIB
Ilustrasi: FOTO/Jawapos.
Artikel

Gurita Korupsi Di Aceh, Siapa Peduli?

Jumat, 19/02/2021 - 12:18 WIB
Saiful Akmal
OPINI

Aceh Meutimphan: antara Kemiskinan dan Politik Peu Maop Gop

Jumat, 19/02/2021 - 09:37 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abdya, Jauhari. @aceHTrend/Masrian Mizani

Pemkab Abdya Perpanjang Masa Siswa Belajar di Rumah

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Isma  (33) divonis tiga bulan penjara karena melanggar UU ITE. Warga Lhok Puuk, Seunuddon, Aceh Utara tersebut mengupload video percekcokan keuchik setempat dengan ibunya Isma, ke media sosial. Foto/Ist.

    Rekam Pertengkaran Keuchik dan Menguploadnya ke Facebook, Ibu Muda di Aceh Utara Dijebloskan ke Penjara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bermaksud Bertamu, M. Ali Temukan Adiknya Telah Menjadi Mayat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dek Gam Dukung Langkah Mahfud MD Usut Dugaan Penyalahgunaan Dana Otsus Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pidato Rusyidi Keluar Jalur, Munawar Memukul Meja, Boing Dikeroyok di depan Ketua DPRK Bireuen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duga Banyak Penyimpangan, Warga Gampong Jijiem Kembali Segel Kantor Desa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Pedagang minuman beralkohol jenis bir di Pantai Kuta, Bali. Johannes P. Christo/Koran Tempo.
Nasional

Perluas Bidang Usaha Terbuka, Investor Bisa Buka Usaha Produksi Miras di Empat Provinsi

Redaksi aceHTrend
28/02/2021

Warga Gampong Jijiem, Keumala, Pidie, Sabtu (27/2/2021) malam menyegel kantor keuchik setempat. Foto/Ist untuk acehtrend.
Daerah

Duga Banyak Penyimpangan, Warga Gampong Jijiem Kembali Segel Kantor Desa

Muhajir Juli
28/02/2021

Nasya
BUDAYA

Puisi-Puisi Nasya Febrila

Redaksi aceHTrend
28/02/2021

Alya Amira Asshifa
BUDAYA

Puisi Alya Amira Asshifa

Redaksi aceHTrend
28/02/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.