ACEHTREND.COM, Subulussalam – Dagangan bakso goreng milik Aswah pernah hampir tidak laku selama sepekan setelah salah satu warga desanya terindikasi positif Covid-19. Masyarakat semakin waspada terhadap keselamatan diri yang berimbas kepada pedagang kecil seperti Aswah.
Aswah menjadikan halaman rumahnya yang sederhana di Gampong Belegen Mulia, Simpang Kiri, Subulussalam sebagai lapak menjual dagangannya. Hari biasanya, anak-anak sekolah mampir membeli bakso goreng.
“Anak sekolah mampir ke sini untuk jajan. Sekarang sekolah libur, pendapatan saya menurun drastis,” katanya awal Juni 2020.
Padahal ia dan suaminya sangat membutuhkan biaya selain untuk menopang hidup keluarga sederhananya., juga biaya membawa anaknya berumur 10 bulan operasi katarak dan paru-paru akibat terjangkit virus rubela. Meskipun ekonomi keluarga ditopang dirinya bersama suaminya yang bekerja sebagai pengatur sound system masjid, kebutuhan biaya tetap saja jauh dari kata cukup.
Berbagai kondisi tersebut memaksa Aswah menggunakan modal usahanya untuk menafkahi keluarga. Ia sadar jika modal habis tidak tersisa, usahanya kemungkinan besar gulung tikar.
Kabar baik menyapa Aswah. Melalui program sedekah modal dalam program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (UMI) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, Aswah dapat kembali menjalankan usahanya dengan modal yang diberikan melalui Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Subulussalam.
Modal tersebut diberikan kepada kaum ibu pengusaha mikro penopang ekonomi keluarga. Sehingga mereka bisa terus menjalankan usahanya di tengah kondisi sulit akibat pandemi covid-19. Modal tersebut disalurkan mencakup di seluruh wilayah Aceh melalui tim MRI setempat.
Tak hanya Aswah, di Aceh Barat Daya ada Hasmiati, ibu empat anak yang juga menafkahi keluarganya seorang diri dengan berjualan gorengan. Suaminya telah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dulu ia berjualan di sekolah sehingga usahanya jauh lebih hidup dibandingkan sekarang. Kini sekolah diliburkan akibat pandemi.
Warga Gampong Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya ini mulai berjualan sejak pagi hingga sore dibantu anaknya berumur 18 tahun. Terkadang para tetangga meringankan beban ekonomi Hasmiati dengan menyapanya sambil memberikan bantuan maupun santunan anak yatim. Hasmiati juga salah satu penerima bantuan UMI ACT.
Sedangkan di Aceh Barat ada Halimatun Sa’diah yang seketika menjadi satu-satunya tulang punggung ekonomi keluarga setelah suaminya yang bekerja sebagai sopir truk pengangkut pasir tidak lagi menerima orderan akibat pandemi Covid-19. Ia membuka kios kecil-kecilan di depan rumahnya di Gampong Gampa, Johan Pahlawan, Aceh Barat.
Usaha kecil-kecilannya hanya mampu menutupi kebutuhan sehari-hari saja. Ia begitu sedih karena di momentum Idulfitri kemarin tidak mampu membelikan baju baru untuk anak-anaknya. “Tapi kami bersyukur karena anak-anak tidak protes dan mengerti keadaan kami sekarang,” ucapnya.
Ia berencana menambah jumlah barang di kios dari bantuan sedekah modal usaha Sahabat UMI yang disalurkan oleh MRI Aceh Barat. Dari wajahnya masih terpancar semangat memperjuangkan ekonomi keluarga meskipun kondisi sekarang tidak menentu.
Sementara itu di Banda Aceh, suami Hafni tidak bisa bersamanya untuk menafkahi keluarganya. Tapi, Hafni tidak patah arang. Dengan segala daya dan upayanya, Hafni kembali membangun kepercayaan dirinya. Ia sudah pernah menjalankan usaha kecil menjual sayur-sayuran meskipun tidak laku.
Ia tidak memiliki latar belakang pengusaha. Sehari-hari ia menyediakan jasa menyetrika baju di rumah warga. Pendapatan tergolong kecil, hanya Rp80 ribu per minggu. Berbisnis kecil-kecilan merupakan harapan besarnya untuk menafkahi satu orang buah hatinya.
Namun, kini jasanya kurang dibutuhkan imbas Covid-19. Katanya, dulu ibu-ibu menggunakan jasa penyetrika baju karena kesibukan mengurus anaknya sekolah. Pakaian kotor pun bertambah. “Sekarang kondisinya sudah berbeda,” ucapnya.
Usaha menjual makanan berupa ikan dan kuah siap saji menjadi pilihan usahanya sekarang. Modalnya berasal dari program sedekah modal Sahabat UMI yang disalurkan MRI Banda Aceh. Ia menggelar lapak kecil di depan rumahnya di Gampong Doy, Ulee Kareng, Banda Aceh. “Mudah-mudahan usaha kecil-kecilan saya berjalan lancar,” harapnya.[]
Editor : Ihan Nurdin
Komentar