ACEHTREND.COM, Meulaboh – Proses penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) dana desa (DD) di Gampong Ujong Tanoh Darat (UTD), Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Senin siang (15/6/2020) terpaksa dihentikan lantaran mendapat aksi protes dari warga yang tidak masuk dalam daftar penerima BLT.
Ratusan warga yang ikut dalam aksi juga berhasil menyegel kantor desa setempat. Menurut pengakuan warga, proses yang dilalui hingga sampai ke tahap penyaluran BLT di desa itu belum dilakukan secara transparan sehingga diklaim masih banyak warga lain yang mestinya masuk sebagai penerima manfaat bantuan tersebut, tetapi tidak terdaftar.
Menurut pengakuan salah satu warga, Samin S, sebelumnya ia pernah masuk dalam daftar penerima BLT yang tertempel di kios-kios, namun beberapa hari kemudian daftar itu dicabut, dan menjelang hari pembagian ia melihat namanya sudah tidak ada.
“Bukan hanya saya saja. Ada beberapa warga lain yang namanya di awal sudah masuk sebagai penerima bantuan yang ditempel-tempel di tempat umum, tapi tidak tahu kenapa, kertas tertempel itu tiba-tiba dicabut dan nama kami sudah hilang. Saya bukan lagi salah satu penerima. Padahal kondisi saya sekarang sangat membutuhkan karena sudah tua begini, tidak lagi bekerja dan belum pernah dapat bantuan,” jelas Samin dengan aura sedih.
Itulah sebabnya menurut Samin, sehingga banyak warga lain yang mengalami nasib sama menunggu hari pembagian BLT dan banyak yang hadir untuk mempertanyakan secara terbuka kepada pihak desa dan aparatnya kenapa bisa demikian.
Selain Samin, ada warga lain juga mengaku, bahwa rapat-rapat terkait BLT di desa itu selama ini tidak lagi dilakukan di balai desa. Tapi lebih sering berlangsung di rumah oknum tertentu sehingga menimbulkan kecurigaan yang meluas.
“Kalau rapat harus dilakukan di balai desa, jangan di tempat lain. Dan data yang sudah akurat jangan diubah-ubah lagi. Maka inilah akibatnya,” teriak salah satu warga saat mendampingi wawancara dengan sejumlah wartawan.
Pantauan aceHTrend, selain aparat desa, pertemuan yang dari awal direncanakan untuk membagikan bantuan BLT, juga dihadiri sejumlah Muspika Kecamatan Meureubo, serta pandamping kecamatan.
Setelah melalui proses mediasi oleh pihak kecamatan dengan perwakilan warga, terlihat peserta aksi pulang ke rumah masing-masing setelah memutuskan bahwa pembagian BLT harus ditunda sementara. Sedangkan untuk data penerima BLT diverifikasi kembali dalam musyawarah secara terbuka.
Kepala Desa Ujong Tanoh Darat, Sulaiman S, menjelaskan, pembagian BLT terpaksa dibatalkan sementara karena ada gejolak warga. Ia menjelaskan dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar musyawarah kembali untuk memverifikasi ulang terkait data penerima BLT.
“Jumlah penerima BLT yang belum pernah mendapat bantuan dan selain anggota PKH dan BPNT ada sebanyak 178 KK. Kemudian dilakukan verifikasi lagi hingga 99 KK. Terakhir setelah diperiksa lagi jadi 63 KK yang ditetapkan sebagai penerima BLT. Ini memang beda-beda tipis, maka timbul sedikit gejolak,” kata Sulaiman.
Sulaiman mengaku khawatir dengan masalah tersebut, karena selain harus mempertimbangkan tuntutan warga, ia juga harus menyesuaikan dengan regulasi yang ada.
“Saya ada sedikit khawatir, kalau warga meminta agar dibagi rata, nanti bisa menyalahi aturan atau dananya tidak cukup. Yang pastinya kami akan musyawarah ulang. Sekitar hari Senin depan kita harapkan sudah terang semua,” ujar Sulaiman.
Penyalurah BLT Aceh Barat Tahap Satu Belum Tuntas
Sementara itu, menurut data dari Tenaga Ahli Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD), realisasi BLT DD Aceh Barat hingga Sabtu (13 Juni 2020), belum menuntaskan penyaluran tahap satu.
Disebutkan, dari total sebanyak 322 desa, Aceh Barat baru menyalurkan sebanyak 262 desa. Dengan jumlah penerima 10.317 KK, demikian juga total anggaran Rp6,1 miliar lebih.
“Data laporan resmi dari masing-masing kecamatan, ada 262 desa yang sudah menyalurkan BLT. Ini data diperbaharui hari Sabtu 13 Juni 2020,” kata Said Juni, salah seorang Tenaga Ahli P3MD Aceh Barat, saat dikonfirmasi Senin malam (15/6/2020) di Meulaboh.[]
Editor : Ihan Nurdin