ACEHTREND.COM, Meulaboh – Setalah melakukan berbagai upaya kesiapan di sekolah-sekolah, pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Barat menyatakan kesiapan untuk memberlakukan sekolah dengan sistem tatap muda tahun ajaran 2020/2021 mulai 13 Juli 2020 mendatang.
Kepala Kemenag Aceh Barat, Khairul Azhar, mengatakan kesiapan dengan sistem tatap muka tersebut setelah mendapat respons dan dukungan terutama dari wali murid melalui mekanisme survei. Hasil survei tersebut menunjukkan lebih 80 persen wali murid di Aceh Barat mendukung pelaksanaan sekolah dengan sistem tatap muda.
“Setelah disurvei ternyata keinginan dari wali murid lebih banyak yang mendukung dan setuju diberlakukan sistem tatap muka. Hanya 18 persen yang belum setuju. Jika dipilah lagi, dari 18 persen yang belum setuju tersebut ada sekitar 60 persen di wilayah kota, yakni Kecamatan Johan Pahlawan. Sisanya wali murid yang berada di Kecamatan Meureubo dan Samatiga,” jelas Khairul Azhar, Rabu (17/6/2020).
Khairul menjelaskan, kemungkinan ke depan akan muncul dua model sekolah, sistem daring dan tatap muka, karena masih ada sebagian wali murid yang masih menginginkan sistem sekolah daring.
Sebelum dimulainya sekolah tatap muda nantinya juga akan dilakukan pertemuan kembali dengan seluruh walid murid untuk mempertegas kejelasan hal-hal yang menyangkut ketentuan protokoler kesehatan. Termasuk melahirkan surat pernyataan persetujuan dari wali murid.
“Selama ini banyak orang wali murid yang mengaku jenuh dengan sekolah sistem daring, selain mengeluarkan biaya, juga belajar kurang efektif. Apalagi di wilayah kecamatan yang jauh dari pusat kota, fasilitas teknologi juga masih serba kurang,” jelasnya.
Selain itu, Aceh Barat juga termasuk daerah katogori zona hijau terhadap penyebaran Covid-19. Seiring berjalan dalam beberapa hari ini, pihak Kemenag juga akan melihat kembali apakah dalam sistem tatap muka nantinya perlu dilakukan sistem shift atau sekali jalan. Jika jumlah siswanya banyak, besar kemungkinan akan diberlakukan sistem shift.
“Jika siswa dengan rombongan belajar sampai 40 siswa akan diberlakukan sistem shift, tapi kalau hanya 15 siswa bisa langsung dalam satu kelas tidak perlu shift. Ini untuk mengikuti protokoler kesehatan,” ujarnya.
Terkait kesiapan lainnya, Kemenag mengaku sudah berkoordinasi dengan Tim Gugus Covid-19 Aceh Barat, termasuk rencana penyemprotan disinfektan di sekolah-sekolah supaya lebih aman. Selain itu juga fasilitas kesehatan lainnya seperti masker, alat cuci tangan, dan lain-lain kebutuhan sesuai dengan standar protokoler kesehatan dengan menggunakan dana BOS.
Menurut data dari Kemenag, jumlah siswa aktif d ibawah naungan Kemenag Aceh Barat, raudatul athfal (RA) setingkat TK berjumlah 284 siswa, madrasah ibtidaiyah (MI) 5.924 siswa, madrasah tsanawiyah (MTs) 3.962 siswa, dan madrasah aliyah (MA) 1.491 siswa.[]
Editor : Ihan Nurdin
Komentar