ACEHTREND.COM, Lhoksukon – Gerakan pemuda dan tokoh masyarakat Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara melakukan gerakan meuripe atau pantungan untuk memperbaiki jalan rusak yang menghubungkan antara Kecamatan Meurah Mulia dan Samudera di kawasan Gampong Teumpok Teungku, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara.
“Perbaikan itu dilakukan mengingat sudah bertahun-tahun jalan itu dalam kondisi rusak parah. Maka itu, pemuda dan tokoh masyarakat berinisiatif melakukan gerakan meuripe bersama-sama dari berbagai elemen khususnya dari warga Kecamatan Meurah Mulia,” kata Koordinator Gerakan Pemuda Meurah Mulia, Zulfadhli, melalui keterang tertulis yang diterima aceHTrend, Senin (22/6/2020).
Dia mengatakan, aksi ini bentuk kepedulian terhadap para pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut, agar tidak terjadi kecelakaan dan memakan korban jiwa. Gerakan ini juga didukung penuh oleh muspika dan seluruh elemen masyarakat Meurah Mulia, juga melibatkan elemen mahasiswa yang ada di kecamatan setempat.
Menurut Zulfadhli, jalan itu rusak sudah lama dengan panjang diperkirakan sekitar 250 meter lebih, bahkan kondisi rusak parah sudah bertahun-tahun. Ketika musim penghujan lintasan itu tampak berlumpur serta tergenang air di lubang jalan hingga berhari-hari.
“Jalan itu merupakan jalur penghubung antara Kecamatan Meurah Mulia dan Samudera, Aceh Utara serta beberapa kecamatan lainnya seperti Geureudong Pase dan Nibong. Jadi sangat perlu penanganan cepat agar tidak kembali terjadi kecelakaan, karena sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan saat pengguna jalan yang melintas kawasan itu,” katanya.
Lanjutnya, dengan melihat kondisi jalan seperti ini para pemuda maupun tokoh masyarakat kecamatan bermusyawarah bagaimana baiknya untuk melakukan perbaikan jalan dimaksud. Dia menyebutkan, dari hasil berdiskusi kita berinisiatif bergerak dengan cara ‘meuripe-ripe’ dari berbagai elemen.
Anggaran perbaikan jalan dari gerakan patungan itu mendapat donasi dari beberapa anggota DPRK Aceh Utara, DPRA, birokrat, pengusaha baik lokal maupun di luar daerah, muspika, kepala sekolah dan dewan guru, para geuchik (kepala desa), akademisi, pelaku usaha dalam dan luar Kecamatan Meurah Mulia, dan berbagai elemen masyarakat setempat lainnya.
“Jalan ini juga berfungsi mendukung perekonomian masyarakat kawasan itu dan terlebih bagi para petani,” katanya. Mengingat kondisi jalan sudah tidak memungkinkan lagi, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak Pemkab Aceh Utara meminta bantuan untuk pinjam pakai berupa alat berat berupa beko, compact, dan grader sebagai alat pengerjaan.
“Sampai saat ini kita terus berupaya berkoordinasi dengan para pihak untuk menggalang atau meuripe sumbangan dari tokoh kecamatan maupun pihak lainnya, karena masih membutuhkan biaya dalam proses pengerjaan perbaikan jalan tersebut,” ungkapnya.[]
Editor : Ihan Nurdin