ACEHTREND.COM, Beijing- Pemerintah China mendesak negara-negara di dunia untuk tidak memberikan dukungan pada upaya Amerika Serikat yang terus mencoba memberikan sanksi kepada Iran. Desakan tersebut semakin menguat karena hubungan antara Beijing dan Washington berada di titik terendah dalam beberapa dekade.
Dilansir South China Morning Post, Selasa (14/7/2020), disebutkan bahwa saat ini Pemerintah China dan Teheran sedang merundingkan investasi berjangka 25 tahun serta kesepakatan keamanan yang berpeluang dibiayai oleh China senilai US $400 miliar ke dalam 100 proyek di Timur Tengah.
Kesepakatan jangka panjang China dengan Iran termasuk perbankan, telekomunikasi, pelabuhan, perkeretaapian dan proyek-proyek lain. The New York Times melaporkan pada hari Sabtu, mengutip draft perjanjian setebal 18 halaman, kerjasama itu juga akan memberikan China sumber minyak dan gas yang aman, dan termasuk kerja sama militer.
Li Shaoxian, Direktur Institut Penelitian Cina-Arab di Universitas Ningxia, mengatakan ada keuntungan besar bagi Beijing dalam kesepakatan itu, dengan atau tanpa meningkatnya ketegangan dengan Washington.
Bila terus berjalan, kerjasama tersebut akan menjadi pemicu dorongan ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Iran, yang telah babak belur oleh sanksi yang diberlakukan kembali oleh Pemerintah Amerika Serikat di bawah kendali Presiden Donald Trump. Sanksi tersebut diberlakukan oleh AS setelah mereka menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Teheran.
Seruan sanksi terhadap Iran dilakukan oleh Amerika Serikat karena Pemerintah Teheran menolak permintaan AS untuk menghentikan pengayaan semua uranium. AS juga meminta Iran menghentikan dukungannya kepada kelompok-kelompok militan di kawasan itu. Sikap Teheran sendiri dipicu oleh ulah Trump yang menarik diri dari perjanjian nuklir.
Amerika Serikat mengajak negara-negara di dunia untuk menghentikan kerjasama pembelian minyak Iran serta memboikot penjualan senjata api, yang sejatinya boikot tersebut berakhir pada Oktober 2020. Akan tetapi kembali diperpanjang oleh AS. Dua negara yang berdiri paling depan menolak seruan AS adalah China dan Rusia. [SCMP]
Editor: Muhajir