• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Memahami Konsep Takdir

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Jumat, 17/07/2020 - 10:05 WIB
di Agama, SPECIAL
A A
Ilustrasi roda takdir

Ilustrasi roda takdir

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Tgk Helmi Abu Bakar El-Langkawi*

Kita sebagai manusia yang merupakan khalifah di muka bumi mempunyai kewajiban untuk menaati dan menjauhi segala larangan-Nya. Manusia sosok ahsani attaqwim yang dibekali akal dan kalbu untuk berusaha dan berikhtiar menjadi hamba yang terbaik di sisi-Nya.

Apa yang terjadi di muka bumi ini, tidak terlepas dari takdir Allah Swt. Keberadaan takdir merupakan konsep hidup dalam rukun iman keenam, yang menjadikan dasar berpegangnya kaum muslimin dan menjadi pondasi dalam kepercayaan beragama. Takdir adalah kadar dan ukuran, yakni ukuran batasan kemampuan yang diberikan Allah kepada manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada makhluknya.

Kita sebagai hamba-Nya berkewajiban dalam ikhtiar (usaha) namun mempunyai batasan dalam menjalani kehidupannya, entah itu batasan dalam melakukan suatu pekerjaan ataupun yang lainnya. Takdir ditempatkan di dalam rukun iman paling akhir adalah dikarenakan takdir merupakan ketentuan Allah yang bisa berubah dan bisa tetap.

BACAAN LAINNYA

Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

12/01/2021 - 11:16 WIB
Arianto Syahputra saat mengucapkan syahadat, Senin, 21 Desember 2020 @aceHTrend/Sadri Ondang Jaya

Seorang Penganut Kepercayaan Parmalim di Singkil Memeluk Islam

22/12/2020 - 11:12 WIB
Baron Ferison Pandiangan (kiri)

Tanpa Paksaan, Ada Umat Katolik Menundukkan Diri pada Hukum Syariah di Aceh

25/11/2020 - 11:54 WIB
Joe Biden. Foto/AP Photo/Paul Sancya.

Bila Menang, Joe Biden Janji Akan Perlakukan Islam Seperti Agama Lain di Amerika Serikat

07/11/2020 - 09:27 WIB

Memahami konsep ikhtiar dan takdir, Allah Swt berfirman dalam QS. Ali Imran: 26 yang artinya, “Katakanlah, wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Apa pun ketentuan yang terkait dengan kekuasaan dan apa saja yang terjadi itu semua ada di tangan Allah swt.

Percaya pada takdir yang baik dan buruk adalah suatu kewajiban tetapi jangan terus selalu merana bahwa hidup itu penuh dengan takdir buruk, takdir yang diberikan pastilah ada hikmah yang diberikan tetapi manusia terkadang tidak mau memikirkan hal yang itu sehingga yang dirasakan semua kehidupan penuh dengan kesusahan.

Tidak sedikit di antara yang mempunyai cita-cita dalam kehidupan ini, baik itu menjadi pemimpin, menjadi PNS, meraih beasiswa, kepala sebuah instansi dan lainnya termasuk merajut cinta meraih bidadari dan kita hanya mampu dalam ikhtiar. Namun, jika semua itu atau sebagiannya tidak terwujudkan, janganlah putus asa dan berkecil hati, tetapi hendaknya bisa menerima dalam konsep ridha terhadap hal yang telah ditetapkan Allah setelah kita mengusahakan dan berikhtiar.

Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah syair yang dilantunkan oleh seseorang bernama Al-Mutanabbi’ berbunyi:

لَيْسَ كُلُّ مَا يَتَمَنَّاهُ الْمَرْءُ يُدْرِكُهُ

تَجْرِي الرِّيَاحُ بِمَا لاَ تَشْتَهِي السُّفُنُ

Artinya: “Tidak setiap harapan seseorang dia dapatkan. (Sebagaimana) angin berhembus tidak sesuai dengan arah haluan kapal.”

Keikhlasan menerima takdir ada hikmah tersendiri, bisa jadi apa yang terjadi dan kita terima itu lebih baik untuk kita meskipun menyakitkan dalam pandangan pribadi. Allah lebih mengetahui yang lebih benar dan lebih baik bagi kita. Ini berdasarkan firman Allah Swt berbunyi:

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, Boleh jadi kalian menyukai sesuatu sedangkan hal itu buruk bagi kalian, dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui.” (QS al-Baqarah: 216)

Kita sebagai mukmin harus senantiasa berbaik sangka terhadap Allah, sedangkan kita hanya dapat melakukan tidak lebih sekadar berikhtiar. Sikap seorang mukmin tersebut merupakan respons positif dalam mengatasi sifat alamiah manusia yang umumnya mengeluh pada saat susah dan kikir saat mendapat anugerah.

Sikap tersebut merupakan modifikasi dari sifat alamiah-negatif menjadi progresif-positif dengan tujuan agar kaum muslimin tidak sampai bersedih hati dalam menghadapi masalah hingga berujung pada sikap putus asa.

Seorang muslim hendaknya senantiasa memiliki keyakinan kuat bahwa nasib dari perjalanan hidupnya adalah takdir Allah dan kewajiban dirinya adalah berikhtiar dengan sekuat tenaga dan sebaik-baiknya usaha dam kita harus memiliki prasangka baik terhadap Allah Swt atas takdir apa pun pada dirinya.

Kita berusaha untuk bersikap tawasut dalam keadaan apa pun dan terus berusaha menjadi lebih baik, sehingga tetap mampu berpikir normal dan kritis serta tidak terbawa oleh penderitaan atau terlena oleh kenikmatan. Juga harus memiliki visi untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan bersabar kala menerima cobaan serta yakin bahwa nikmat yang diberikan Allah jauh lebih banyak dari cobaan yang diterima.

Beranjak dari itu, kita harus ikhlas dan ridha terhadap takdir Allah Swt. Apa yang Allah takdir setelah kita berikhtiar sebagai kewajibannya, tentulah apa yang terjadi itu lebih baik untuk kita meskipun kita tidak menginginkannya. Yakinlah. Amin.[]

Penulis adalah guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan penggiat literasi

Editor : Ihan Nurdin

Tag: Islamtakdir
Share9TweetPinKirim
Sebelumnya

Turki akan Bangun TK AlQuran Pertama di Indonesia, Lokasinya di Banda Aceh

Selanjutnya

Tiga Tahun Abu Syiek, Wacana Glé Blang Laot Kiban Ka?

BACAAN LAINNYA

Santri kelas III akuntansi SMK Entrepreneur Darussalam, Minggu (16/1/2021), menanam jagung di lahan pertanian milik dayah. Foto/Ist.

Thalabah Dayah Entrepreneur Darussalam Tanam Jagung dan Sayuran di Lahan Percontohan

Sabtu, 16/01/2021 - 09:21 WIB
Sekretaris RPuK, Laila Juari. Foto/dok. Pribadi.
Surat Pembaca

RPuK Kutuk Pelecehan Seksual di Badan Reintegrasi Aceh

Sabtu, 09/01/2021 - 14:40 WIB
Syahrul, SH. [ist]
Surat Pembaca

Zalimi Korban Pencabulan Deputi II, Ketua BRA Harus Diganti

Jumat, 08/01/2021 - 00:58 WIB
aceHTrend.com
Basa Aceh

Keulabe Peng BUM Gampong, Incit Keuchik Alue Bukét Didrop Lé Jaksa

Kamis, 07/01/2021 - 17:12 WIB
ilustrasi
Basa Aceh

Hana Trép Lé, Turki Akan Tréi Vaksin Bak Tubôh Ureung Lam Nanggroe

Rabu, 06/01/2021 - 07:11 WIB
Fajar Wahyudi (11) curhat kepada H. Mukhlis, tentang kondisi ibunya di Malaysia. Bocah berusia 11 tahun itu berharap agar sang pengusaha bersedia membiayai pemulangan ibunya yang telah tiga bulan sakit di Malaysia. Foto/Screenshoot video amatir.
Perempuan

Ibunya Musibah di Malaysia, Bocah Asal Kutablang Curhat Kepada Mukhlis Takabeya

Rabu, 30/12/2020 - 07:19 WIB
Baina (22) walau cerdas, tapi harus mengubur impiannya karena ekonomi yang tidak mendukung. Foto/Ist.
Perempuan

Balada Baina, Perempuan Cerdas yang Hidup Miskin di Tepi Sungai Lae Soraya

Selasa, 29/12/2020 - 09:27 WIB
Ghazali Abbas Adan @ist
Surat Pembaca

Kapan Kapolda Aceh Usut Bantuan 650 Miliar untuk Pemberdayaan Ekonomi Mantan Kombatan?

Jumat, 18/12/2020 - 10:07 WIB
Dua droe ureung tuha, teungöh demo tulak HRS di Simpang Limöng, Banda Aceh, Rabu (16/12/2020). Foto/Ist.
Basa Aceh

Ngui Jas ‘Almamater’ Ureueng Tuha Demo Tulak Habieb Rizieq di Simpang Limöng

Kamis, 17/12/2020 - 02:10 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Mahzal Abdullah.

Tiga Tahun Abu Syiek, Wacana Glé Blang Laot Kiban Ka?

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • aceHTrend.com

    Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komisi VI DPRA Minta Anggaran Rp3,5 Triliun di Dinas Pendidikan Aceh Tepat Sasaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waroeng Melayu Abdya Resmi Dibuka, Pemesanan Bisa Melalui Aplikasi Lapak Baroe

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria yang Membunuh Ibu Kandung di Aceh Utara Divonis Penjara Seumur Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
BERITA

Prajurit TNI Bantu Mantan Kombatan dan Korban Konflik di Aceh Utara

Mulyadi Pasee
21/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Komisi VI DPRA Minta Anggaran Rp3,5 Triliun di Dinas Pendidikan Aceh Tepat Sasaran

Ihan Nurdin
21/01/2021

Safrizal dan Siti Hilmi Amirulloh @ist
LIFE STYLE

Luncurkan Produk Terbaru, Yalsa Boutique Siap Kuasai Pasar Busana Muslim

Ihan Nurdin
21/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Bupati Abdya Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al-Ikhlas Padang Panjang 

Masrian Mizani
21/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.