• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Kisah Enam Anak Aceh yang Tertangkap saat Melaut: Kami Ingin Sekolah Lagi

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Sabtu, 18/07/2020 - 11:13 WIB
di BERITA
A A
Mawardi (baju cokelat) bersama lima nelayan anak di bawah umur lainnya saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 16 Juli 2020.

Mawardi (baju cokelat) bersama lima nelayan anak di bawah umur lainnya saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 16 Juli 2020.

Share on FacebookShare on Twitter

ACEHTREND.COM, Jakarta – Duduk melingkari meja kayu cokelat berbentuk oval, enam remaja itu terlihat tenang. Karena tak seperti biasanya, Jumat 17 Juli 2020 pagi itu, mereka berhadapan dengan orang nomor satu di Pemerintahan Aceh.

Walau tak terlihat senyuman, karena masker medis yang menutupi wajah mereka. Tapi gerak gerik para remaja itu tampak semangat. Timbul harapan baru dalam mata mereka, seolah ingin segera sampai ke kampung halaman.

Keenam nelayan anak di bawah umur ini, yang baru dipulangkan dari Thailand itu, diajak ngobrol oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT di ruang rapat lantai 2, Mess Aceh Indramayu, Jakarta.

Satu per satu mereka memperkenalkan diri. Ikbal (16) asal Kampung Leugeu Baru, Peureulak, Aceh Timur, yang duduk paling depan memulai menyebutkan namanya.

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com

Dosen Hukum Unsyiah Fasilitasi Nelayan Ulee Lheu Identifikasi Aturan Adat

25/07/2020 - 15:03 WIB
Pertemuan antara Panglima Laot dan anggota DPRA, Kamis (20/2/2020) @aceHTrend/Taufan Mustafa

Panglima Laot Adukan Nasib Keluarga Nelayan yang Ditangkap di Luar Negeri kepada DPRA

21/02/2020 - 09:05 WIB
Teuku Muttaqin Mansur (memakai topi Aceh) didampingi Pawang Imram, Mukim Rizani, dan Sekjen Kuala Rahmi Fajri menyerahkan donasi yang sekaligus digunakan untuk membayar boat yang dibeli dari warga setempat, Rabu (12/2/2020). @aceHTrend/Ihan Nurdin

Dosen Unsyiah Serahkan Donasi untuk Membeli Boat Nelayan Krueng Raya yang Rusak oleh Badai

13/02/2020 - 11:22 WIB
Anggota DPRA Fuadri (baju biru) saat meninjau kuala Lhok Meureubo, Aceh Barat @aceHTrend/Sudirman

Muara Dangkal Sebabkan Nelayan Lhok Meureubo Tak Bisa Melaut

13/12/2019 - 16:59 WIB

Lalu, diteruskan Mawardi (16) asal kampung Matang Bungong, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Abdul Aziz (16) asal Paya Seungat, Peureulak Barat, Aceh Timur.

Berikutnya, giliran Mustafa (18) asal Idi Cut, Aceh Timur, Hamdan (17) Peudawa Rayeuk, dan terakhir M Israkil Kasta (17) asal Pulo Blang Mangat, Syamtalira Bayu, Aceh Utara.

Sementara Mawardi yang ditangkap petugas keamanan Thailand bersama 32 nelayan lainnya di Perairan Andaman, pada 21 Januari 2020 lalu, dengan Kapal Motor (KM) Perkasa Mahera dan Vothus menceritakan kisahnya.

“Kami ditangkap saat hendak mau jemput boat kecil yang mengalami kerusakan mesin, hingga dibawa arus laut memasuki wilayah perairan laut Thailand,” ujarnya.

Apalagi, kapal kecil tersebut merupakan adik kandung sang pawang di kapal tempatnya bernaung. Sehingga berinisiatif untuk membantu menariknya. “Padahal saat itu kami sudah mau pulang ke darat. Namun, karena dihubungi dengan telek, kami balik lagi,” katanya.

Karena kejadian itu, mereka pun diamankan oleh petugas, karena sudah melewati perbatasan wilayah negara Thailand. “Padahal hanya 2 mil boat itu lewat ke perairan mereka,” kata Mawardi yang saat itu ditangkap sekitar pukul 06.00 pagi.

Mawardi bercerita, selama proses penahanan di Phang Ngah hingga persidangan, awalnya mereka dicampur dengan orang dewasa. “Kemudian kami bertiga yang masih anak-anak, dipindahkan ke tempat khusus anak,” sebut Mawardi.

Lain lagi dengan Musfata, lelaki yatim piatu ini diamankan pada 10 Maret 2020 bersama 23 nelayan dengan menggunakan KM Tuah Sulthan Baru, yang mengalami kerusakan mesin kapal mereka di tengah laut.

“Jadi malam itu mesin kapal rusak, telek juga rusak. Sehingga kita hanyut tiga hari tiga malam, dan masuk ke wilayah mereka (Thailand) tidak terlalu jauh, sekitar 20 mil saja,” kata Mustafa.

Namun, yang membuat mereka merasa bersalah adalah, jaring pukat yang dilabuhkan kapal mereka posisinya masih di dalam air laut. Sehingga mereka tidak bisa berbicara banyak.

“Di situlah salah kita sedikit. Waktu itu jaring pukatnya dalam air belum sempat diangkat, mesin boat sudah rusak. Kemudian saat itulah kami ditangkap, sekitar pukul 8 malam,” ujarnya.

Padahal tambahnya, hasil tangkapan mereka tidak banyak. Meskipun sudah menjelaskan bahwa mereka terbawa hanyut karena mesin perahu mereka rusak, namun apa dikata pihak hukum kelautan Thailand harus tetap menjalankan tugas mereka.

Sebelum dibawa ke kantor polisi di Phang Ngah, Mustafa berkisah, mereka terlebih dahulu diminta mengisi data nama mereka secara lengkap. Malam itu, dirinya bersama dua anak di bawah umur lainnya masih bersama puluhan ABK lain

“Namun, besoknya kita bertiga dipisahkan dan dibawa ke Phuket, lebih kurang 25 hari, kemudian dibawa ke pengadilan untuk persidangan,” katanya.

Dalam persidangan itu, ia mengetahui nelayan lainnya dihukum satu tahun penjara. Sedangkan Musfata dan dua rekan sebayanya tidak dihukum, karena masih di bawah umur.

Mustafa melanjutkan, setelah mengikuti persidangan, dirinya bersama dua anak lainnya dibawa ke tempat tahanan semula, hampir dua bulan dengan makan seadanya. Mereka sempat berpidah lagi ke tempat lain, yakni ke Phang Nga. “Di sanalah kami bertemua pula dengan tiga ABK lainnya yang seumuran kami, dari kapal KM Perkasa Mahera,” kata dia.

Mawardi maupun Mustafa, bisa bernapas lega mencium udara Jakarta saat keluar dari pintu pesawat Garuda. Dia dan keenam ABK di bawah umur tak dapat menahan harunya.

Di hadapan Plt Gubernur Aceh, keenam ABK ini mengaku menyesal dan tidak ingin melaut lagi. Penyesalan tersebut menjadi lucu karena diucapkan serentak dan membuat semua yang berada di dalam ruangan tertawa.

“Kami tidak ingin melaut lagi,” serempak sama-sama menjawab pertanyaan Plt Gubernur Aceh.

Mawardi beserta kelima ABK anak di bawah umur berharap, mereka masih punya harapan baru ketika sampai di Aceh. Mereka ingin melanjutkan sekolah mereka lagi. Hampir semua anak ini putus sekolah. Mereka hanya menyelesaikan sekolah dasar.

“Cuma, seandainya ada kesempatan untuk sekolahan lagi, dan pemerintah mau membantu agar kami bisa sekolah, kamu semua mau sekolah lagi,” kata Mawardi. Dia bercita-cita untuk menjadi “Brandweer”, atau PMK, pasukan yang bertugas memadamkan kebakaran.

Mereka bersyukur dan berterima kasih kepada pihak yang telah membantu pemulangan ini, terutama Pemerintah Aceh dan Pusat. “Kita juga berterimakasih kepada bapak Plt Gubernur, dan pihak lainnya yang telah membantu kami,” ujarnya.[]

Editor : Ihan Nurdin

Tag: nelayan acehnelayan aceh ditangkap
Share131TweetPinKirim
Sebelumnya

Kunker ke Pulau Banyak, Kadisdik Aceh Ingatkan Pentingnya Sekolah Punya Satgas Covid-19

Selanjutnya

Syamsuddin Terpilih Jadi Imum Mukim Gosong Telaga Singkil Utara

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com
BERITA

Prajurit TNI Bantu Mantan Kombatan dan Korban Konflik di Aceh Utara

Kamis, 21/01/2021 - 19:38 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Komisi VI DPRA Minta Anggaran Rp3,5 Triliun di Dinas Pendidikan Aceh Tepat Sasaran

Kamis, 21/01/2021 - 19:24 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Bupati Abdya Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al-Ikhlas Padang Panjang 

Kamis, 21/01/2021 - 18:46 WIB
Pemilik Waroeng Melayu sekaligus Owner Aplikasi Lapak Baroe, Rahmat Faizin. aceHTrend/Masrian Mizani.
BERITA

Waroeng Melayu Abdya Resmi Dibuka, Pemesanan Bisa Melalui Aplikasi Lapak Baroe

Kamis, 21/01/2021 - 16:40 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Pria yang Membunuh Ibu Kandung di Aceh Utara Divonis Penjara Seumur Hidup

Kamis, 21/01/2021 - 16:33 WIB
Anggota DPR RI asal Aceh, Nazaruddin Dek Gam
BERITA

Dek Gam Minta KPK Awasi Dana Otsus Aceh

Kamis, 21/01/2021 - 11:52 WIB
Wakil Wali Kota Langsa, Dr. H. Marzuki Hamid, MM, saat meninjau lokasi yang terjadi abrasi, Rabu (20/1/2021).
BERITA

Lagi, Pemko Langsa Relokasi 9 KK Warga Gampong Teungoh ke Huntara

Kamis, 21/01/2021 - 11:33 WIB
Ketua Pengprov Hapkido Aceh, Amal Hasan berserta Pengurus Hapkido lainnya saat melakukan Audiensi dengan Pengurus Koni Provinsi Aceh pada Rabu 20 Januari 2021 di Gedung Koni Aceh/FOTO/Hapkido.
Olahraga

Hapkido Aceh Bidik PON Papua 2021 dan PON Aceh 2024

Rabu, 20/01/2021 - 22:46 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Mantan Menteri Rokhmin Dahuri Dorong USK Menjadi Kampus Berbasis Riset

Rabu, 20/01/2021 - 18:54 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Tiga calon Imum Mukim Gosong Telaga, Singkil Utara, Aceh Singkil.

Syamsuddin Terpilih Jadi Imum Mukim Gosong Telaga Singkil Utara

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Salah satu hasil perundingan damai antara Moro Islamic Liberation Front (MILF) dengan Pemerintah Filipina, adalah lahirnya otonomi. Salah satunya adalah dibenarkannya bendera Bangsamoro berkibar di daerah otonomi tersebut. Foto/Ist kiriman Nur Djuli.

    Rayakan Otonomi, Bendera Bangsamoro Berkibar di Cotabato

    928 shares
    Share 928 Tweet 0
  • KIP Aceh Tetapkan Tahapan Pilkada 2022

    255 shares
    Share 255 Tweet 0
  • Politik Bendera dan Parlok Bangsamoro di Filipina

    16 shares
    Share 16 Tweet 0
  • Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
BERITA

Prajurit TNI Bantu Mantan Kombatan dan Korban Konflik di Aceh Utara

Mulyadi Pasee
21/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Komisi VI DPRA Minta Anggaran Rp3,5 Triliun di Dinas Pendidikan Aceh Tepat Sasaran

Ihan Nurdin
21/01/2021

Safrizal dan Siti Hilmi Amirulloh @ist
LIFE STYLE

Luncurkan Produk Terbaru, Yalsa Boutique Siap Kuasai Pasar Busana Muslim

Ihan Nurdin
21/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Bupati Abdya Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al-Ikhlas Padang Panjang 

Masrian Mizani
21/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.