• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Menyoalkan Pembelajaran Daring

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Selasa, 28/07/2020 - 08:32 WIB
di Artikel, OPINI
A A
Saifuddin Bantasyam. @ist

Saifuddin Bantasyam. @ist

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Saifuddin Bantasyam*

Saat tahun ajaran 2019/2020 berakhir pada Juni lalu, muncul harapan semoga proses belajar mengajar (PBM) tidak lagi melalui daring, tetapi dilakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Bagi  anak-anak kelas I, atau kelas VII, dan kelas X, PTM ini sangat penting karena mereka dapat mengenal secara langsung lingkungan sekolah dan para gurunya, dan juga teman-teman baru mereka.

Namun, sebulan sebelum tahun ajaran baru 2020/21 dimulai (pada 13 Juli), keluar Keputusan Bersama Kemendikbud, Kemenag, Kemenkes, dan Kemendagri berisi panduan penyelenggaraan pembelajaran tahun akademik baru di masa pandemi Covid-19. Intinya, untuk daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan PTM, melainkan tetap melanjutkan belajar dari rumah (BDR) atau secara daring (online) sebagaimana sudah berlangsung mulai Maret lalu.

Jika PTM ingin dilaksanakan, maka daerah itu harus terlebih dahulu sudah berstatus zona hijau, ada izin dari pemerintah daerah (dinas pendidikan, kanwil kemenag), satuan pendidikan mampu memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan PTM, dan para orang tua memberi persetujuan untuk PTM tersebut. Adapun urutan tahap dimulainya PTM didasarkan pada pertimbangan kemampuan peserta didik menerapkan protokol kesehatan (prokes).

BACAAN LAINNYA

Mukhlis Puna

Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

20/01/2021 - 11:46 WIB
aceHTrend.com

Politik Bendera dan Parlok Bangsamoro di Filipina

20/01/2021 - 07:19 WIB
KIP Aceh menetapkan tahapan Pilkada 2022. Keputusan tersebut dibuat pada Selasa (19/1/2021) di Banda Aceh.

KIP Aceh Tetapkan Tahapan Pilkada 2022

19/01/2021 - 22:08 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

19/01/2021 - 18:48 WIB

Namun, untuk sekolah dan madrasah berasrama di zona hijau, PTM tetap dilarang dalam masa transisi selama dua bulan. Setelah itu, baru PTM boleh dilakukan secara bertahap. Tahapan  ini pun berbeda antara sekolah dan  madrasah yang memiliki kurang 100 peserta didik dengan yang memiliki di atas 100 peserta didik.  

Saya sempat mengidentifikasi sejumlah perbincangan publik tentang metode daring ini. Misalnya, ada orang tua yang khawatir metode daring tak efektif.  Ada juga orang tua yang mengalami kendala secara ekonomi, khususnya yang memiliki lebih dari satu anak (harus membeli HP android dan menyediakan kuota internet yang cukup).  Berikutnya adalah keluhan tentang banyaknya tugas yang diberikan oleh guru kepada anak-anak sehingga mereka dan orang tuanya menjadi kewalahan. Ada juga keluhan tentang koneksi internet yang tak stabil. Di beberapa kawasan di Aceh, bahkan ada yang tak dapat mengakses internet sama sekali.

Selesai? Belum. Ada guru yang tak menguasai dengan baik teknologi dan tak mampu mengelola PBM daring dengan cara yang menarik. Juga ada guru yang ternyata merasa bosan dengan PBM secara online. Mereka ini merindukan suasana ruang kelas dengan berbagai ritual yang menyertainya.

Muncul pula kekhawatiran bahwa belajar secara virtual akan menghilangkan filosofi mendidik yang sebenarnya. Pembelajaran secara tradisional adalah PTM, face-to-face interaction, di ruang kelas. Dengan PTM, ruang interaksi bersifat fisik, terlihat dan terasakan langsung. Dengan PTM, lingkungan sekolah, tata krama, menjadi sumber pembelajaran tersendiri.

Tetapi kemudian semua keistimewaan tadi tersedot ke ruang virtual yang pada titik tertentu dapat memengaruhi karakter atau tumbuh kembang anak. Karena itu, di medsos, ada status berbunyi,  “Pak, segera tatap muka, Pak!” Hanya saja, keinginan tersebut bertentangan dengan aturan pemerintah seperti sudah disebut di awal tulisan ini.

Di internet, ada banyak bahasan tentang metode daring termasuk hasil-hasil riset. Ada pakar yang mengatakan bahwa PBM secara daring sangat efektif (Nguyen, 2015). Ada juga yang mengatakan PTM dan daring sama-sama efektif (Charlotte Neuhauser, 2010), dan pakar lainnya (misalnya Charles L. Karr dkk) mengatakan bahwa kedua metode itu tak berpengaruh banyak kepada daya serap peserta didik.

Dengan kata lain, metode daring itu ada plus-minusnya. Sisi plusnya, sebagai misal, metode daring bisa berlangsung di mana saja dan kapan saja, serta ada kemudahan mengakses berbagai literatur pendukung. Belajar secara daring juga menciptakan suasana yang lebih santai dan menyenangkan, serta fleksibel, efisien, singkat, praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat tenaga, dan hemat waktu. Siswa juga menjadi lebih kreatif, apalagi jika gurunya piawai dalam mengaplikasikan teknik mengajar secara daring.  

Tetapi secara ekonomi, untuk keluarga tertentu, metode daring memang satu hal yang memberatkan. Kekurangan lain, jaringan internet tak tersedia di semua wilayah, atau tersedia tetapi dengan bandwith kecil sehingga menghambat atau membatasi realisasi hak anak atas pendidikan. Belajar secara online juga membatasi feedback yang dapat diberikan oleh anak didik dan  menyebabkan siswa terisolasi secara sosial. Metode tersebut juga mensyaratkan motivasi diri dan “management skills” yang kuat, yang secara asumtif belum tentu dimiliki secara merata oleh anak didik dari latar belakang atau status sosial tertentu.

Hal lain yang menjadi korban dari metode daring itu adalah tak berkembangnya kecakapan komunikasi interpersonal anak didik. Mereka kehilangan kawan-kawannya untuk berinteraksi, juga kehilangan ritual saat memulai kelas bersama dengan guru mereka. Berikutnya, untuk sebagian anak didik, ada masalah dengan penguasaan teknologi. Di samping itu, terkoneksi dengan guru dan kawan-kawan melalui layar HP atau komputer bukanlah sesuatu yang nyaman.

Tetapi dengan perkembangan angka-angka yang terinfeksi  dan yang meninggal secara nasional dan daerah (Provinsi Aceh) karena Covid-19 yang terus meningkat, maka PBM secara daring adalah pilihan terbaik. Memang ada berbagai kekurangan, namun hal tersebut bukan akhir dari segalanya. Beberapa hari lalu, diberitakan bahwa calon vaksin sudah ada dan akan segera dilakukan uji coba kepada sekitar 1.500 relawan di Indonesia. Jika aman, maka vaksin itu akan diproduksi massal.

Hanya saja, untuk Aceh, Dinas Pendidikan Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh hendaknya sudah memiliki data tentang seberapa banyak guru dan siswa yang terkendala dalam melaksanakan PJJ atau PBM secara daring. Dengan ada data ini maka kualitas PBM tersebut dapat segera diintervensi. Kendala tersebut bisa beragam bentuknya. Semisal ketiadaan handphone pintar, ketidakcakapan menggunakan teknologi untuk metode daring, atau ketiadaan atau keterbatasan bandwith internet dan buruknya koneksi. 

Demikian juga mengenai kurikulum, saat metode daring digunakan, harus dipastikan tercapai tujuannya, disertai dengan akses terhadap literatur, dan pelaksaan evaluasi yang terukur. Perlu juga dipantau kegairahan (passion) para guru saat mengajar. Guru “yang asal saja” atau yang kurang memiliki rasa tanggung jawab, haruslah dibina bahkan diberi sanksi jika dimungkinkan secara aturan.

Dengan beberapa catatan di atas, mari kita “sambut” metode daring ini. Tanpa kita sadari, belajar secara daring ini bahkan menjadi satu strategi yang sangat bagus dalam menekan penyebaran Covid-19. Belajar daring adalah cara kita melindungi diri sendiri dan juga melindungi orang lain.  Ini sangat sesuai dengan prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19, yaitu kesehatan dan keselamatan guru, siswa, keluarga dan masyarakat. Kita tak berharap sekolah dan asrama menjadi klaster baru dan besar dalam kaitannya dengan pandemi korona tersebut. Artinya, PTM baru bisa jika kita betul-betul sudah siap.[]

*Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

Editor : Ihan Nurdin

Tag: #Headlinebelajar daringopini acehtrendSaifuddin bantasyam
Share110TweetPinKirim
Sebelumnya

Bupati Aceh Besar Minta Tol Sibanceh segera Dioperasikan dan Tanpa Tarif

Selanjutnya

DPRA Desak Dinas Pendidikan Aceh Fasilitasi Siswa Belajar Daring

BACAAN LAINNYA

Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Senin, 18/01/2021 - 10:52 WIB
Sadri Ondang Jaya. Foto/Ist.

Sadri Ondang Jaya dan Singkel

Sabtu, 16/01/2021 - 23:47 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Liza Faradilla
OPINI

Kelas Online: Kesenjangan Baru Sosial Ekonomi

Senin, 11/01/2021 - 07:00 WIB
Sayuti.
Celoteh

Reshuffle Kabinet dan Kemenangan Nalar

Sabtu, 09/01/2021 - 11:15 WIB
Zulfadhli Kawom. [Ist]

Lheuh keu Saman Gop

Jumat, 08/01/2021 - 15:46 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Ketua Komisi VI DRA Tgk H Irawan Abdullah.

DPRA Desak Dinas Pendidikan Aceh Fasilitasi Siswa Belajar Daring

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Salah satu hasil perundingan damai antara Moro Islamic Liberation Front (MILF) dengan Pemerintah Filipina, adalah lahirnya otonomi. Salah satunya adalah dibenarkannya bendera Bangsamoro berkibar di daerah otonomi tersebut. Foto/Ist kiriman Nur Djuli.

    Rayakan Otonomi, Bendera Bangsamoro Berkibar di Cotabato

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KIP Aceh Tetapkan Tahapan Pilkada 2022

    255 shares
    Share 255 Tweet 0
  • Politik Bendera dan Parlok Bangsamoro di Filipina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mualem Apresiasi Gerakan Yayasan Herry Center Abdya 

    63 shares
    Share 63 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

    95 shares
    Share 95 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Ketua Pengprov Hapkido Aceh, Amal Hasan berserta Pengurus Hapkido lainnya saat melakukan Audiensi dengan Pengurus Koni Provinsi Aceh pada Rabu 20 Januari 2021 di Gedung Koni Aceh/FOTO/Hapkido.
Olahraga

Hapkido Aceh Bidik PON Papua 2021 dan PON Aceh 2024

Redaksi aceHTrend
20/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Mantan Menteri Rokhmin Dahuri Dorong USK Menjadi Kampus Berbasis Riset

Redaksi aceHTrend
20/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

Sadri Ondang Jaya
20/01/2021

aceHTrend.com
BERITA

Dinas Sosial Aceh Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Pidie

Redaksi aceHTrend
20/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.