ACEHTREND.COM, Singkil — Dalam sepekan ini Covid-19 semakin mengganas di Aceh. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah warga Aceh yang terinfeksi virus yang membahayakan itu.
Menurut data terakhir, warga yang positif terinfeksi virus korona di Aceh mencapai 400-an orang. Malah di beberapa kabupaten termasuk Kabupaten Nagan Raya seorang pelajar telah positif terpapar Covid-19.
Menyadari hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, Khalilullah ketika aceHTrend mintai tanggapannya, Selasa (4/8/2020) menegaskan, meskipun Covid-19 semakin merebak di Aceh, siswa-siswi tingkat SMP di Aceh Singkil tetap belajar tatap muka seperti biasa di sekolah.
Belum ada rencana untuk mengevaluasinya. Hanya kepada warga sekolah diharapkan tetap menaati protokoler kesehatan, seperti mencuci tangan, jaga jarak, mengenakan masker, dan melakukan rapid tes jika mengalami gejala.
Disdikbud Aceh Singkil, ungkap Khalilullah, mengimbau kepada orang tua siswa yang anaknya bepergian jauh semasa libur, supaya melaksanakan karantina atau berdiam di rumah dulu selama 14 hari.
“Kepada sekolah diingatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Kemudian apabila ada anak yang dalam liburan Iduladha bepergian keluar Aceh Singkil agar segera diidentifikasi dan sebaiknya tidak masuk ke sekolah dulu dan mengisolasi diri di rumahnya,” ucap Khalil.
Khalil menjelaskan, khusus peserta didik tingkat SD di Aceh Singkil masih belajar di rumah dengan belajar sistem daring di bawah bimbingan guru dan pengawasan dari orang tua.
“Meskipun Aceh Singkil zona hijau, rencananya belajar tatap muka untuk peserta didik tingkat SD paling cepat dibuka September. Namun, rencana itu tampaknya terancam gagal seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Aceh,” ungkap Khalilullah.
Sementara itu, beberapa wali siswa yang aceHTrend hubungi, Selasa (4/8/2020) sangat mengkhawatirkan anak-anak mereka yang belajar sistem tatap muka di SMP. Mereka meminta kepada pemerintah supaya siswa-siswi SMP di Aceh Singkil belajar saja di rumah dengan sistem daring.
“Karena situasi Covid-19 semakin tak menentu, saya berharap agar pemerintah menyetop belajar sistem tatap muka dan menggantinya belajar di rumah saja,” ucap Mardiah, seorang ibu di Singkil Utara.
Warga lainnya Sujudi mengungkapkan, untuk mencegah dan menekan laju banyaknya orang yang positif Covid-19, perlu dilakukan pembatasan aktivitas warga.
“Saya sangat prihatin kasus terinfeksi Covid-19 di Aceh dalam sepekan ini melonjak signifikan. Karena itu, perlu pembatasan aktivitas di pasar, mal, tempat wisata dan lain-lain. Jika tidak dibatasi korban semakin banyak,” paparnya.[]
Editor : Ihan Nurdin
Komentar