ACEHTREND.COM, Banda Aceh– Sekda Aceh dr. Taqwallah, M. Kes., dalam surat tanggal 7 Agustus 2020 menyurati 10 bupati/walikota di Aceh, agar berkenan memfasilitasi pengamanan sepanjang rute perjalanan touring pihak Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) yang akan menggelar Tour Hari Damai Aceh ke-15, yang digelar mulai 12 hingga 14 Agustus 2020.
Ihwal munculnya surat Sekda Aceh kepada 10 bupati/walikota mulai Aceh Tamiang hingga Kota Lhokseumawe, berdasarkan surat yang diajukan oleh Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Nomor: 028/290/2020, tanggal 5 Juni 2020. Di dalam surat tersebut Ketua BRA Fakrurrazi menyebutkan pihaknya menggelar Tour Hari Damai Aceh, bekerjasama dengan IMBI.
Surat Sekda Aceh tersebut, pun beredar di media sosial. Di Facebook, netizen ramai-ramai menyayangkan sikap Pemerintah Aceh yang menggelar tour tersebut di tengah pandemi Covid-19. Tour yang dibiayai dengan anggaran senilai Rp305 juta atau tepatnya Rp305.663.796, juga dianggap belum tepat karena hingga tahun ke -15 perdamaian antara GAM dan RI, masih banyak sekali persoalan mulai dari penegakan hukum, hingga pemenuhan hak-hak korban konflik, yang belum mampu diselesaikan.
Ketua BRA Fakrurrazi, Rabu (12/8/2020) kepada aceHTrend mengatakan, munculnya kegiatan touring bekerjasama dengan pihak IMBI, setelah terjadinya refocusing APBA 2020. Pihak BRA sendiri, sebelum terjadinya pengalihan APBA akibat pandemi Covid-19, tidak mengusulkan kegiatan tersebut.
“Itu [Tour Hari Damai Aceh] bukan usulan kegiatan dari BRA. Kami tidak pernah mengusulkan sebelumnya. Kegiatan itu muncul setelah terjadinya refocusing APBA. Kegiatan itu dititipkan ke BRA dan kami harus melaksanakannya,” ujar Fakrurrazi.
Pun demikian, Fakrurrazi menjelaskan, pihak BRA tetap melakukan rasionaliasi. Dari usulan 2000 peserta, diminta untuk dikurangi, dengan alasan demi efisiensi dan memenuhi protocol Covid-19. “Kan tidak mungkin 2000 peserta untuk tour tersebut. Akan berpotensi melanggar protokol kesehatan,” katanya.
Terkait urgensi Tour Hari Damai Aceh ke-15, Fakrurrazi menyebutkan bila tour yang start dari Aceh Tamiang itu, mengemban misi mengampanyekan bahwa Aceh sudah sangat aman dan layak investasi.
“Tujuannya itu. Kan bicara damai Aceh semua orang punya kapasitas. Punya hak yang sama. Tujuan kegiatan untuk menginformasikan keluar bila Aceh sudah sangat aman dan nyaman untuk investasi,” kata Fakrurrazi. []