Di tengah pandemi Covid-19, Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek (PUI) Universitas Syiah Kuala terus berinovasi, setelah sebelumnya menghasilkan sejumlah produk berbahan dasar nilam, kini ARC kembali memperkenalkan sejumlah produk-produk baru turunan dari minyak nilam tersebut. Secara resmi produk-produk tersebut diluncurkan ke publik secara virtual dari kantor ARC Unsyiah oleh Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal pada Kamis (13/8/2020).
Baca: Koperasi Berbasis Riset Penyokong Industri Atsiri Indonesia
Adapun produk inovasi terbaru tersebut, yaitu Parfume Neelam dengan varian Janna dan Jeumpa. Untuk varian jeumpa atau cempaka menggunakan racikan minyak murni bunga jeumpa yang menjadi bunga identitas Provinsi Aceh. Selain itu juga ada produk hand sanitizer U-Hansa yang sebelumnya telah beredar, hand and body wash, Alkina care medicated oil, dan body butter.
Samsul Rizal dalam sambutannya mengatakan, Unsyiah sangat bangga atas keberhasilan sejumlah produk inovasi dari ARC ini. Mengingat untuk menghasilkan sebuah produk tentu membutuhkan waktu dan penelitian yang panjang. Kerja keras ARC selama ini juga secara tidak langsung turut mengenalkan Unsyiah baik di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk itulah, Samsul berharap kehadiran produk inovasi ini menjadi pertanda dari kebangkitan kembali nilam Aceh seperti yang pernah terjadi pada masa lalu.

“Inilah komitmen kita bersama, agar nilam Aceh bisa berkembang lagi dengan kerja sama pada semua pihak. Sehingga bisa memutus mata rantai kemiskinan di Aceh,” ucap Samsul.
Sementara itu Ketua ARC Unsyiah Dr Syaifullah Muhammad menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir ini ARC Unsyiah telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahkan di tahun 2020 ini, meskipun dalam kondisi pandemi, tetapi ARC berhasil meraih beberapa pencapaian penting.
Baca: Tiga Pejuang Nilam Aceh Terima Award Nilam Heritage 2019
Ia menjabarkan, di antaranya, ARC berhasil meraih grant Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) untuk tahun kedua. Lalu grant Prioritas Riset Nasional (PRN) untuk komponen antioksidan dan antiaging dari minyak nilam.
“Saat ini ARC juga sedang menjalankan dua program bersama Bank Indonesia yaitu program local economic development di Ranto Sabon, Aceh Jaya dan penyusunan road map untuk akselerasi bisnis nilam Aceh,” ucapnya.
Selain itu, ungkap Syaifullah, mulai kemarin ARC telah berhasil mendapatkan izin edar produknya dari Kementerian Kesehatan. Proses pengurusan perizinan ini telah berlangsung lama dengan berbagai persyaratan dan birokrasi yang tidak mudah.
“Dengan keluarnya izin edar ini, maka tidak perlu lagi ada keraguan baik untuk handsanitizer dan disinfektan dari ARC. ARC siap mensuply hand sanitizer dan desinfektan untuk seluruh Aceh. Karena telah memiliki mesin produksi yang memadai. Sehingga terpenuhi kuantitas dan kualitas yang diinginkan,” pungkas Syaifullah.
Syaifullah mengatakan, semua produk yang diluncurkan di atas memiliki keunggulannya tersendiri. Misalnya Parfume Neelam dengan kandungan hi-grade patchouli oil dan wanginya mampu bertahan selama 12 jam. Begitu pula U-Hansa, yang telah terformulasi dengan standar WHO dan BPOM. Produk hand sanitizer dan desinfektan ini memiliki kandungan etanol food grade.
Sementara produk butter, sangat cocok untuk kulit kering sebab produk ini memiliki kandungan sodium PCA sebagai antiaging dan vitamin E sebagai antioksidan.
“Sama seperti U Hansa, produk butter ini dibuat dengan bahan baku minyak nilam yang telah difraksinasi menjadi komponen antibacterial,” katanya.[]