ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Syiah Kuala University Press (Unsyiah Press) Banda Aceh kembali menerbitkan buku berjudul Politik Hukum dan Bencana di Indonesia. Buku ini ditulis oleh tiga orang pakar hukum, praktisi, dan akademisi, yaitu HT Ahmad Dadek SH MH, Dr Yanis Rinaldi SH M Hum, dan Dr Sulaiman SH MH.
Ahmad Dadek sebagai penulis pertama dikenal sebagai penulis karya sastra yang sudah dikenal di tingkat nasional, yang kali ini menulis buku ilmiah sesuai latar belakang pendidikan formalnya. Ia juga praktisi atau pejabat yang banyak berhubungan dengan layanan pembangunan masyarakat dan kebencanaan (mantan kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh dan saat ini menjabat sebagai Asisten Setwilda Aceh Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
Sedangkan penulis kedua dan ketiga masing-masing merupakan akademisi dan peneliti bidang hukum dari Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala.
Kepala Unsyiah Press, Dr Taufiq A Gani, S Kom, M Eng.Sc mengatakan, buku ini hadir pada saat yang tepat di mana saat ini semua orang sedang menghadapi bencana mahadahsyat yaitu pandemi Covid-19. Di samping buku ini juga dapat berguna untuk bencana yang lebih umum, yang kerap terjadi hampir semua wilayah di Indonesia.
“Buku ini diterbitkan sebagai perwujudan misi dan tujuan strategis Universitas Syiah Kuala dalam mendisseminasikan ilmu pengetahuan terutama yang memiliki relevansi dengan kebutuhan bangsa, negara Indonesia, dan Provinsi Aceh,” ujarnya kepada aceHTrend, Sabtu (15/8/2020).
Sementara itu, Ahmad Dadek mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan yang diberikan dalam penulisan dan penerbitan buku ini.
“Buku ini ditulis tidak lepas dari dukungan dan kontribusi berbagai pihak yang mendorong saya terus menulis dari hasil pembelajaran yang saya jalani baik lewat pendidikan di formal universitas di UGM dan Unsyiah, maupun sebagai ASN yang diberikan amanah atas tugas-tugas tertentu berkaitan dengan kebencanaan. Pandemi Covid-19 adalah sebuah bencana yang mahadahsyat juga. Penanganannya memerlukan peran serta berbagai macam pihak. Salah satu yang penting adalah aspek hukum dan politik yang menjadi dasar bagi negara dan pemerintah dalam pengambilan kebijakan,” kata Dadek.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Samsul Rizal, M.Eng menyambut gembira penerbitan buku ini sebagai salah satu perwujudan visi misi Unsyiah yang relevan dengan kebutuhan berbagai pihak.
“Sebagai pimpinan kami selalu mendorong Unsyiah Press untuk menerbitkan buku-buku ilmiah (nonfiksi) dan fiksi untuk mendorong terbentuknya masyarakat literasi sebagai sumbangsih Unsyiah menjaga relevansinya dengan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut Samsul mengatakan, buku ini merupakan hasil percampuran antara praktisi dan intelektual, yaitu birokrat dan akademisi yang bertemu dalam bahasan hukum dan bencana yang dikemas dalam buku ilmiah.
Pandemi Covid-19 juga mengajarkan betapa instrumen hukum lebih menekankan kepada bencana fisik daripada wabah penyakit atau bencana nonfisik. Ini adalah menjadi kewajiban semua pihak untuk memberikan landasan yang kuat dalam penanganan kebencanaan secara lebih luas.
Bagi Universitas Syiah Kuala buku ini adalah sebuah fakta akademis, bahwa proses belajar dan mengajar terutama di Fakultas Hukum Unsyiah baik dengan output sebuah tesis hasil penelitian yang didampingi oleh dua dosen senior (Yanis Rinaldi dan Sulaiman) telah mengubah dan mengembangkan tesis tersebut menjadi buku referensi yang termasuk buku referensi awal tentang Politik Bencana Indonesia.
Sebagaimana yang dikatakan filsuf bahwa ada empat budaya dasar yang harus dimiliki tiap-tiap individu, yaitu budaya berbicara, mendengar, membaca, dan menulis. Kehadiran buku ini diharapkan menambah daftar literasi terkait kebencanaan di Aceh.[]