ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan, saat ini koperasi sedang menghadapi tantangan berat seiring ketatnya persaingan akibat perdagangan bebas. Kondisi ini, mau tidak mau, menuntut koperasi harus berjuang keras membangun kembali kekuatannya. Untuk itu, ia menekankan ada empat langkah yang harus dilakukan oleh seluruh koperasi di Aceh dalam menghadapi kondisi tersebut.
“Pertama koperasi harus mampu memperbaiki citranya sebagai kumpulan pelaku ekonomi dan berusaha menghindari tuduhan sebagai lembaga pemburu fasilitas. Kedua, koperasi juga harus siap bersaing dengan swasta yang mulai banyak bergerak untuk usaha kecil,” kata Nova dalam pada puncak acara HUT Hari Koperasi ke-73 dan Hari UMKM ke-5, sekaligus peluncuran Galeri Produk UMKM Aceh yang diselenggarakan oleh Diskop UKM Aceh di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT-KUMKM), Minggu sore (16/8/2020).
Ia melanjutnya, koperasi juga harus sanggup berhadapan dengan perubahan sosial di masyarakat, terutama akibat meningkatnya semangat individualistis sehingga banyak yang menganggap koperasi sebagai bentuk ekonomi kuno yang tidak lagi sesuai perkembangan zaman. Terakhir, koperasi harus bisa memanfaatkan teknologi informasi dengan baik agar siap bersaing di pasar bebas.
“Dari empat langkah itu, yang pertama hingga ketiga mungkin sudah sering kita bahas bersama dalam berbagai pertemuan. Yang perlu perhatian kita adalah poin keempat, yakni mendorong koperasi agar mampu memanfaatkan teknologi seiring hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang berkembang saat ini,” kata Nova.
Koperasi, kata Nova, jika ingin bertahan, wajib menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Mungkin bisa diawali dengan hal yang sederhana, seperti memanfaatkan media sosial yang ada untuk memperkenalkan usaha yang dikelola. Dari situ, pasar akan semakin luas sehingga ruang untuk membangun kemitraan semakin terbuka lebar.
Nova menyebutkan, saat ini jumlah koperasi di Aceh tercatat lebih dari 6.400 unit, 59% di antaranya kategori aktif. Dari yang aktif itu, 90 unit sudah menerapkan sistem manajemen syariah, sedangkan sisanya masih menerapkan pola konvensional. Ia berharap semua koperasi itu secara bertahap dapat mengubah manajemennya ke sistem syariah, sehingga sejalan dengan hukum yang berlaku di Aceh.
“Meski usaha koperasi belum begitu berkembang di Aceh, namun faktanya, ada sejumlah koperasi yang sukses menembus pasar luar negeri. Di Aceh Taming, ada koperasi yang bergerak di bidang usaha kelapa sawit yang sudah mampu mendirikan klinik kesehatan. Di samping itu, secara individu, juga ada sejumlah pegiat koperasi Aceh yang mendapat pengakuan secara nasional,” kata Nova.
Hal ini katanya, menjadi bukti bahwa ruang bagi koperasi untuk mengembangkan usahanya masih terbuka luas. “Maka itu, saya meminta Dinas Koperasi dan UKM Aceh untuk dapat melahirkan program yang bisa merangsang bangkitnya kembali usaha koperasi di daerah kita ini. Stimulus untuk membangkit koperasi yang ada di Aceh harus diperkuat. Dengan demikian azas gotong royong dan tolong menolong dalam meningkatkan ekonomi rakyat dapat kita perkuat bersama.”
Berkaitan dengan semangat memperkuat koperasi itu, pada peringatan Hari Koperasi ke-73 tahun ini, secara khusus Pemerintah Aceh memberi penghargaan kepada 15 koperasi yang dianggap sukses menjalankan usahanya. Nova mengucapkan selamat kepada koperasi yang mendapat penghargaan tersebut. Ia meminta agar mereka terus berkarya agar usaha yang dikelola mampu bersaing di tingkat nasional dan global.
“Untuk selanjutnya saya berharap, agar pada tahun 2021 koperasi di Aceh telah melakukan konversi dari sistem konvensional ke sistem syariah, sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah,” kata Nova.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima belas koperasi di Aceh menerima Anugerah Koperasi Berprestasi 2020 dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Aceh.
Ke-15 koperasi tersebut, yaitu Primer Koperasi Kepolisian Resor Aceh Tamiang; Koperasi Serba Usaha Tunas Mandiri Pidie Jaya; Koperasi Pegawai Negeri Indakop Banda Aceh; Koperasi Konsumen Madrasah Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar; Primer Koperasi Kepolisian Resor Langsa; Koperasi Karyawan Bukopin Banda Aceh; Primer Koperasi Kartika Kapota Yudha Banda Aceh; dan Koperasi Kopi Wanita Gayo Aceh Tengah.
Selanjutnya Koperasi Primer Kartika Hesti Wira Sakti Banda Aceh; Koperasi Maritim Jaya Abadi Aceh Timur; Koperasi Pertanian Geunang Jaya Aceh Barat Daya; Koperasi Karyawan BRI Banda Aceh; Koperasi Karyawan PT Semen Andalas Indonesia Aceh Besar; dan Koperasi Konsumen Insan Cendekia Syariah Aceh Timur.[]