ACEHTREND.COM,Lhoksukon– Menjadi rakyat Aceh di tengah limpahan Dana Otonomi Khusus, kerap dibayangkan oleh orang luar, bahwa rakyat di sini hidup dalam kesejahteraan. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bila penduduk Aceh kaya raya. Apalagi baru beberapa hari lalu, ratusan ribu stiker BBM subsidi dibagikan kepada pemilik kendaraan yang dalam skema perlindungan sosial tidak layak mendapatkan “bantuan sosial” dari pemerintah.
Masih banyak rakyat Aceh yang hidup secara tidak pantas. Pendapatan minim,fasilitas hidup buruk, serta berpuluh tahun tak kunjung dapat keluar dari perangkap kemiskinan. Salah satunya Nurjanifah (51) istri Agus Tarmizi (54) warga Gampong Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara.
Untuk menyambung hidup, walaupun sakit-sakitan, Nurjanifah tetap harus turun tangan bekerja di sebuah industri pembuatan batu bata di kampungnya. Setiap hari dia bekerja memotong batu bata dari pagi hingga sore. Tidak banyak yang dapat dia potong. Per hari hanya 200 butir saja. Per butir diupah Rp10. Setiap hari ia hanya mendapatkan “gaji” Rp10.000. Kondisi kesehatannya yang buruk membuat dirinya tidak bisa memacu daya produksi.
“Ayahnya si Agam hanya buruh tani. Penghasilan tidak menentu. Untuk menambah pendapatan, tiap malam beliau mencari ikan lele di irigasi. Ikan itu dijual ke pasar,” kata perempuan, Senin (24/8/2020) yang kini berusia setengah abad dan memiliki satu putera berusia 20 tahun.
Sehari-hari mereka menetap di dalam gubuk buruk rupa berukuran 4×5 meter, berdinding tepas bambu, papan kayu lapuk dan berlubang. Begitu pun tiang-tiang penyangga rumah yang terbuat dari kayu.
Jika hujan turun, air masuk ke dalam gubuk karena atapnya yang sudah bocor. Untuk tidur pun, mereka seringkali harus pindah ke sebuah rangkang (dangau) yang berada di pabrik batu bata di depan gubuk mereka.
Terkait status tanah tempat gubuk itu dibangun, Nurjanifah mengatakan bila tanah itu milik mereka. “Alhamdulillah kami punya tanah. Yang belum ada rumah. Kami baru mampu membangun gubuk,” katanya. []
Laporan: Mulyadi Pasee