Sebagian orang sering menganggap orang yang mengalami perubahan suasana hati (mood swing) mengidap gangguan bipolar. Bahkan kita sendiri merasakan hal demikian ketika mengalami perubahan suasana hati. Namun, benarkah hal tersebut merupakan ciri dari gangguan bipolar?
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. Seseorang yang menderita bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk) secara bergantian dalam satu waktu, bahkan bisa juga dalam hitungan jam.
Memang benar bahwa salah satu gejala dari gangguan bipolar adalah mood swing, tapi tidak semua orang yang mengalami mood swing menderita gangguan bipolar. Orang yang mengalami gangguan bipolar memiliki gejala mood swing yang signifikan dengan tanda utamanya, yaitu, perubahan mood secara berkala, perputaran suasana hati yang cepat, dan psikosis (kelainan jiwa).
Orang dengan gangguan bipolar yang episodenya parah, mania dan/atau depresi mungkin akan mengalami psikosis yang didefinisikan sebagai pelepasan dari kenyataan. Gejala psikosis mungkin termasuk keyakinan salah (waham), delusi, dan halusinasi sehingga bisa melihat, mendengar, mencium, dan merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Mereka tidak bisa lagi membedakan antara khayalan dan kenyataan sehingga mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari.
Sedangkan Mood swing adalah perubahan suasana hati yang biasanya tidak mengganggu kehidupan. Jadi, bila kamu mengalami sedikit ups and down tapi masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, itu adalah hal yang lumrah. Sedangkan pada gangguan bipolar, mood swing yang terjadi bisa mengganggu kualitas hidup.
Terkadang, perubahan suasana hati atau mood swing adalah gejala penyakit mental. Ini juga bisa menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang terjadi di tubuh. Mood swing yang serius dapat mengancam kualitas hidup dan perlu mendapatkan penanganan medis, seperti halnya dengan gangguan bipolar yang harus ditangani secara medis, yaitu dengan melakukan terapi perilaku dan obat-obatan.
Namun, bila kondisi mood swing tidak terlalu parah maka kamu bisa mengatasinya dengan menerapkan pola hidup sehat, meditasi, pernapasan dalam, dan yoga yang terbukti dapat membantu mengelola mood swing.
Stres dan kecemasan terkadang dapat memicu seseorang mengalami mood swing. Selain itu, kurang tidur juga dapat memicu terjadinya mood swing. Untuk gangguan mood swing biasa, cara penanganannya adalah dengan perubahan gaya hidup. Ini bisa dimulai dari olahraga teratur. Aktivitas fisik yang rutin sangat bagus untuk kesehatan fisik dan mental, sehingga membantu kamu mengatasi dan menghindari perubahan mood.
Saat berolahraga, tubuh menghasilkan hormon endorfin yang dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, menghindari kafein, alkohol, dan gula juga dapat membantu mengatasi mood swing.
Kafein bisa membantu mengurangi lelah tetapi bisa memperparah kecemasan dan kegugupan. Alkohol juga dapat memperburuk suasana hati yang dan membuat kamu berperilaku tidak rasional. Begitu juga dengan makanan manis, meski lezat, bisa menyebabkan perubahan kadar gula darah. Fluktuasi ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan gejala lainnya.
Makan dalam porsi kecil dapat menstabilkan suasana hati. Seperti yang disinggung sebelumnya, perubahan gula darah setelah makan besar dapat berkontribusi pada perubahan emosi. Makanan yang lebih kecil dan dibagi sepanjang hari, dapat membantu menstabilkan gula darah untuk menjaga agar perubahan suasana hati yang ekstrem ini tidak terjadi.
Nah, itulah yang perlu kamu ketahui tentang bipolar dan mood swing. Jadi, jangan langsung menghakimi seseorang atau diri sendiri menderita gangguan bipolar ketika mengalami perubahan suasana hati.[]
Laporan Yelli Sustarina
Editor : Ihan Nurdin