ACEHTREND.COM,Banda Aceh– Ketua Fraksi Partai Nanggroe Aceh (PNA) DPRA, Safrizal alias Gamgam, Selasa (31/8/2020) mengkritik kegiatan kegiatan gebrak masker yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh. Menurutnya, aksi tersebut tidak efisien dan sekadar menghambur-hamburkan anggaran daerah.
Dalam rilisnya yang diterima aceHTrend, Gamgam menilai kegiatan bagi-bagi masker ke seluruh Aceh dan melibatkan sumber daya ASN yang sangat besar, justru membuat kegiatan tersebut berat diongkos. Karena bergeraknya para pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Aceh ke 23 kabupaten dan kota, yang menyasar hingga ke kecamatan, akan berdampak besar pada penyerapan anggaran pada sektor tidak produktif. Padahal di tengah pandemi Covid-19, Aceh harus berhemat.
“Saya kira apa yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh selama ini, termasuk gebrak masker ke seluruh Aceh, dengan memanfaatkan sumber daya ASN di provinsi semakin menunjukkan bahwa leadership di Aceh sedang bermasalah. Kehilangan orientasi dan sekadar menyerap anggaran daerah,” kritik mantan kombatan GAM asal Barsela itu.
Bila semangat gebrak masker merupakan ikhtiar untuk memerangi Covid-19, menurut Gamgam, alangkah lebih elok bila Pemerintah Aceh bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota. Sehingga anggaran tidak habis untuk bensin, makan minum, dan hal-hal lain sebagai konsekuensi bergeraknya sumber daya ASN ke daerah dalam jumlah besar.
Dia juga mengatakan masker yang dibagi oleh Pemerintah Aceh melalui gebrak masker merupakan bantuan Pemerintah Pusat yang dibawa oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo saat meresmikan tol Sibanceh beberap waktu lalu.
Menanggapi kritik dari Safrizal, Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdul Gani (SAG) menyebutkan bila kegiatan Gerakan Bersama Pakai Masker (GEMA) sudah direncana dengan swadaya eselon III. Bantuan satu juta masker sangat membantu dan mempercepat GEMA itu dilakukan, karena masker sudah tersedia sebagai stimulan.
SAG menjelaskan juga bila gebrak masker bukan kegiatan bagi-bagi masker. Tapi lebih ditekankan pada sosialiasi protokol kesehatan yang berupa pembagian stiker, spanduk dan masker kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan SMA, pengurus masjid dan kantor camat di seluruh Aceh.
“Jadi ini bukan sekadar bagi-bagi masker. Karena kegiatan itu pernah dilakukan sebelumnya oleh Pemerintah Aceh. Tapi hasilnya tidak maksimal. Kali ini lebih kepada sosialisasi protokol kesehatan,” katanya.
Perihal pelibatan ASN Pemerintah Aceh secara langsung ke lapangan, menurut SAG sebagai upaya mempercepat sosialisasi ke masyarakat. “ASN di provinsi kan bisa digerakkan dengan cepat. Sehingga kegiatan ini bisa dengan cepat pula tiba ke masyarakat. Perihal kegiatannya tetap dengan menjalankan protokol kesehatan,” ujar SAG. []