Menyusui merupakan momen penting bagi perempuan yang baru melahirkan. Menyusui merupakan salah satu fitrah yang diberikan Allah Swt kepada kaum perempuan. Oleh karena itu, proses menyusui hendaknya dilakukan sampai usia bayi dua tahun dan ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
Dalam enam bulan pertama ini, ASI merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang belum mampu mengonsumsi makanan padat. Setelah mencapai usia enam bulan, bayi biasanya sudah mulai bisa diberikan makanan lain yang disebut makanan pendamping ASI (MPASI). Meskipun begitu, ASI tetap disarankan untuk lanjut diberikan hingga bayi mencapai usia dua tahun. Alasannya, kandungan ASI yang luar biasa. Semua komponen yang dibutuhkan bayi terdapat di dalam ASI yang berfungsi untuk proses tumbuh kembangnya.
Seberapa bagus pun kandungan susu formula yang banyak dijual bebas, tetap tidak ada yang mengalahkan kandungan gizi dan nutrisi dalam ASI. Sayangnya, banyak mitos tentang ASI masih berkembang di masyarakat yang membuat para ibu khawatir sehingga enggan untuk menyusui. Padahal sebagian besar mitos tersebut tidak benar. Berikut mitos tentang menyusui yang tidak terbukti kebenarannya.
- Bentuk Payudara Memengaruhi Produksi ASI
Setiap wanita memiliki ukuran dan bentuk payudara yang berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa bentuk payudara yang kecil hanya memproduksi jumlah ASI yang sedikit, sehingga ada yang enggan untuk menyusui bayinya dan beralih ke susu formula.
Hal ini tentu tidak benar. Pasalnya, besar kecilnya payudara tidak akan memengaruhi produksi ASI. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah, ukuran mulut, bibir, dan lidah bayi. Kesesuaian anatomis antara ibu dan bayi inilah yang membuat pengalaman menyusui menjadi menyenangkan sehingga terjadi perlekatan dengan baik.
Perlekatan merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui dengan benar. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat bayi menelan ASI. Posisi perlekatan yang baik ialah saat mulut bayi tidak hanya menempel pada puting saja, tapi juga pada area bawah puting (areola) sehingga mulut bayi terbuka selebar mungkin.
- Makanan Dapat Memengaruhi Rasa ASI
Seperti orang pada umumnya, ibu menyusui perlu makan makanan yang seimbang. Secara umum, ibu tidak perlu mengubah kebiasaan makan saat menyusui. Pasalnya, bayi sudah terbiasa terpapar makanan ibunya sejak berada di dalam kandungan. Jadi, tidak ada pantangan apa pun selama menyusui.
- Tidak Semua Wanita dapat Menghasilkan ASI yang Cukup
Hampir semua ibu memproduksi ASI dalam jumlah yang tepat untuk bayinya. Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi melekat pada payudara, frekuensi menyusui dan seberapa baik bayi mengeluarkan ASI setiap kali menyusui. Untuk mendukung pemberian ASI, ibu dapat membaca panduan menyusui dari penyedia layanan kesehatan, bantuan di rumah, serta makan dan minum yang baik.
- Ibu Tidak Boleh Menyusui saat Sakit
Hal ini tergantung pada jenis penyakitnya. Ibu sebenarnya dapat terus menyusui jika sedang sakit, meskipun begitu, ibu tetap harus mendapat perawatan yang tepat, istirahat yang cukup serta makan dan minum dengan baik.
Perlu diketahui bahwa antibodi yang dibuat dalam tubuh ibu untuk mengobati penyakit juga akan diteruskan ke bayi dan membangun pertahanan dirinya. Jadi, ibu tidak perlu khawatir bisa menularkan penyakit kepada bayinya lewat menyusui.
- Ibu yang Minum Obat Tidak Boleh Menyusui
Saat mengunjungi dokter, penting untuk memberi tahu dokter bahwa ibu sedang menyusui. Selain itu, ibu juga harus membaca petunjuk secara teliti saat memutuskan membeli obat yang dijual bebas tanpa resep. Namun, umumnya obat yang dijual bebas dan resep dari dokter aman untuk bayi, sehingga ibu tetap boleh menyusui.
- Minum Susu Menambah Produksi ASI
Faktanya, minum susu tidak ada hubungannya dengan produksi ASI. Bukan cuma susu, setiap ibu yang menyusui harus cukup terhidrasi melalui segala bentuk cairan apa pun dan mengonsumsi makanan yang sehat. Tubuh ibu otomatis akan menarik nutrisi yang diperlukan untuk ditambahkan ke ASI-nya.
Nah, itulah beberapa mitos seputar menyusui yang harus diketahui oleh para ibu. Jangan karena mitos yang berkembang di masyarakat secara turun-temurun membuat ibu menjadi stres dan akhirnya beralih ke susu formula. Jadi, tetap semangat menyusui dan meng-ASI-hi bayinya ya, para ibu.[]
Editor : Ihan Nurdin