• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Bonus Demografi 2045 Bisa Menjadi Beban jika Stunting Tidak Diatasi

Ihan NurdinIhan Nurdin
Kamis, 03/09/2020 - 14:43 WIB
di BERITA, Kesehatan
A A
Ilustrasi anak-anak yang mengalami stunting @BBC

Ilustrasi anak-anak yang mengalami stunting @BBC

Share on FacebookShare on Twitter

BACAAN LAINNYA

Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati.

Seorang Bocah di Abdya Meninggal Diduga Akibat Keteledoran Petugas Puskesmas , Ini Penjelasan Kadinkes

27/01/2021 - 21:31 WIB
Bupati Akmal Ibrahim (tengah) bersama dengan Sekda Thamrin (kiri), Direktur RSUD Teungku Peukan Ismail Muhammad (dua diri kiri) dan para tenaga medis saat mengecek alat pemecah bantu ginjal di ruangan operasi. @aceHTrend/Masrian Mizani

Akmal Ibrahim: RSUD Teungku Peukan Boleh Kalah Dengan Status, Tapi Tidak dengan Kualitas

22/01/2021 - 20:42 WIB
@aceHTrend/Masrian Mizani

Bupati Akmal Luncurkan Alat Pemecah Batu Ginjal di RSUTP Abdya 

22/01/2021 - 17:05 WIB
Vaksin Sinovac @detik

Untuk Tahap Pertama akan Divaksin 1.400 Nakes di Langsa dan Forkopimda

15/01/2021 - 19:16 WIB

ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Idekonomi yang menaruh fokus pada kajian dan diskusi ekonomi mengangkat topik stunting dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, serta bagaimana kebijakan pemerintah dalam penyediaan fasilitas kesehatan bagi perempuan menjadi salah satu alternatif penting untuk menekan angka stunting di Indonesia.

Kegiatan yang dikemas dalam podcast tersebut menghadirkan Anda Sapardan, Co-Founder Sehati & TeleCTG, sebuah perusahaan teknologi di bidang kesehatan yang fokus menyediakan wadah untuk mendeteksi secara dini faktor resiko yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi, serta mencegah stunting sedari dini. Selain itu, Idekonomi juga menghadirkan Syarifah Liza Munira, Research Fellow di Bidang Ekonomi Kesehatan di Australian National University.

Anda menyampaikan bahwa stunting atau dalam bahasa Indonesia diistilahkan sebagai ‘tengkes’ merupakan terjadinya kegagalan pertumbuhan linear pada awal kehidupan anak karena kekurangan gizi.

“Stunting berbahaya karena meningkatkan morbiditas dan mortalitas, jadi ada penyakit dan kematian. (Stunting) juga menurunkan kapasitas fisik, pertumbuhan saraf, dan naiknya risiko penyakit metabolisme di saat dewasa nanti. Dan secara umum, stunting ini juga menunjukkan adanya ketimpangan pelayanan kesehatan anak,” kata Anda melalui siaran pers yang diterima aceHTrend Rabu (2/9/2020).

Pencegahan stunting perlu mempertimbangkan pentingnya menjaga kesehatan anak di 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Anda menyampaikan bahwa pencapaian 1000 HPK ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan peran perempuan.

“1000 HPK dimulai dari masa konsepsi, jadi bukan saat anak itu lahir, hingga umur 2 tahun. Menurut Pediatric International, 1000 HPK ini menjadi masa penting untuk melakukan intervensi. Misal, di saat kandungan itu (ibu hamil) dapat mendeteksi risiko-risiko yang menyebabkan anak itu stunting, itu akan sangat baik dan menjadi upaya preventif,” ujar Anda.

Anda melanjutkan dengan menyampaikan bahwa 40% dari pertumbuhan otak dan sel anak itu dimulai dalam rahim. Sehingga, kualitas manusia yang juga menjadi penting untuk pemanfaatan bonus demografi Indonesia juga penting untuk menjaga kualitas masa-masa 1000 HPK tersebut.

“Pada 2045, (baiknya) kita melihat bonus demografi ini juga sebagai dividen demografi. Sehingga itu bisa menjadi bonus atau bisa menjadi beban (bagi Indonesia). Kalau penduduknya banyak, tapi kualitasnya tidak baik, itu kan menjadi beban, ya,” menurut Anda.

Dengan begitu besarnya peran perempuan dalam menjaga kualitas 1.000 HPK tersebut, nyatanya banyak tantangan yang meliputi perempuan untuk menjaga kualitas di 1.000 HPK, atau dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Namun, Anda menyampaikan bahwa penyelesaian tantangan tersebut tidak hanya bisa diserahkan kepada perempuan.

“Anak itu kan bukan cuman Ibunya saja yang bertanggung jawab, karena bapak juga ikut membuat. Kalau menurut saya yang harus disadari pertama adalah bahwa keputusan memiliki anak itu merupakan sebuah investasi yang besar. Pada saat tersebut, orang tua sedang membuat ‘mahakarya’ di dalam perut ibu, sehingga butuh (dukungan) yang terbaik,” ujar Anda.

Tantangan-tantangan hadir secara internal, seperti kurangnya awareness dan juga banyaknya perempuan yang masih belum memiliki hak atas tubuhnya sendiri misalnya ditemukannya sebagian perempuan yang belum bisa mengambil keputusan karena ketergantungan finansial dari keluarganya atau juga dari aspek sosial budaya yang mendorong kehamilan di saat perempuan tersebut belum tentu ingin hamil. Semua ini dapat memengaruhi bagaimana cara perempuan tersebut menjaga kandungannya. Dari sisi eksternalnya, misal dari sisi regulasi yang belum sepenuhnya mendukung dan juga ditambah kurangnya support system dari suami atau mertua atau lingkungan dan adat istiadat.

Liza menambahkan bahwa tantangan-tantangan tersebut juga muncul dari perspektif ekonomi.

“Stunting itu merupakan isu multidimensi, karena ia erat kaitannya dengan kehadiran fasilitas kesehatan, ketahanan pangan, pendidikan, pertanian, industri makanan, sanitasi, dan lainnya. Sehingga, penting koordinasi yang baik antar sektor-sektor ini, then we’ll see a difference in stunting (prevalence) rate,” menurut Liza.

Liza menambahkan bahwa dari hasil survei Riskesdas, sekitar 1 dari 3 anak Indonesia (di bawah usia 5 tahun) mengalami stunting. Jika melihat jumlah populasi Indonesia yang sangat tinggi, maka perhatian pemerintah terhadap isu ini yang saat ini sudah sangat tinggi juga patut didukung lebih lanjut.

Dari perspektif perekonomian, menurut studi World Bank pada 2016, stunting dapat menghambat pertumbuhan produktivitas dan perekonomian serta dapat berpotensi menghilangkan pendapatan manusia dewasa. Di Indonesia, menurut Liza, dampak stunting juga penting dalam skala nasional.

“Anak yang stunted memiliki kondisi kognitif yang tidak optimal. Kemampuan (anak tersebut) dalam menyerap pendidikan di sekolah nantinya akan sulit (berkembang). Dan pada akhirnya (anak tersebut) akan tumbuh menjadi manusia Indonesia yang menjadi tenaga kerja yang tidak kompetitif. Kelompok populasi yang stunted juga akan mengalami banyak masalah kesehatan. Kelompok ini memiliki risiko obesitas dan penyakit kronis lainnya, sehingga beban-beban ini akan ditanggung oleh sektor kesehatan untuk negara secara keseluruhan,” menurut Liza.

Dengan berkaca pada kondisi tersebut, stunting pada akhirnya tidak jauh keterkaitannya dengan bonus demografi yang diprediksi akan dicapai pada 2045. Pada 2045, sekitar 15 persen penduduk diprediksi akan berusia 15 -24 tahun pada tahun tersebut yang akan lahir di tahun-tahun ini dan di tahun-tahun mendatang.

“Jika sepertiga dari kelompok penduduk tersebut stunted, mereka jadi tidak produktif dan malah menjadi beban bagi perekonomian di saat harusnya bisa menjadi bonus demografi. Kelompok-kelompok ini malah akan menambah beban di sektor kesehatan. Untuk itu, 2035 – 2045 itu perlu kita treat menjadi sebuah deadline bagi kita untuk mengatasi stunting,” menurut Liza.

Pemerintah dan pihak swasta serta masyarakat dapat bersama-sama menekan angka stunting di masa depan. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah pengoleksian data.

“Sebenarnya, kita harus terus mengukur berapa angka stunting kita, dimana daerah-daerah yang memiliki angka stunting. Dengan data yang baik dan juga (pemahaman mengenai) risiko ibu hamil dari trimester kehamilan yang pertama dan kita dapat melakukan intervensi di masa-masa tersebut, harapannya kita dapat melakukan sesuatu untuk mencegah (stunting),” menurut Anda.

Inisiatif dapat dimulai dari penyediaan fasilitas kesehatan dan teknologi kesehatan yang fokus untuk mencegah stunting. Menurut Anda, problematika di Indonesia saat ini berkaitan dengan hal tersebut adalah akses pelayanan kesehatan yang kurang, kegagalan ibu mendeteksi faktor risiko kehamilan, dan kompetensi dan persebaran tenaga kesehatan yang masih perlu ditingkatkan. Selain itu, Liza menambahkan contoh dimana posyandu dan bisnis seperti minimarket dapat saling berkolaborasi dengan memanfaatkan perilaku masyarakat.

“Atensi pemerintah sudah cukup kuat untuk isu (stunting) ini. Namun, kolaborasi lebih lanjut dapat memanfaatkan ruang kesempatan yang ada seperti misalnya pendirian posyandu sementara di minimarket pada hari-hari tertentu itu telah memanfaatkan perilaku masyarakat yang mungkin belum ada awareness untuk ke posyandu. Lalu, penting juga untuk memberdayagunakan kader-kader di RT, RW, dan tingkat pemerintahan lokal lainnya,” ujar Liza.

Dalam kacamata ekonomi, penting bagi suatu kebijakan itu memanfaatkan behavioral nudges seperti contoh sebelumnya. Pendistribusian buku pedoman menyusui di luar puskesmas juga menjadi salah satu alternatif bagi ibu hamil untuk mendistribusikan informasi kepada masyarakat luar.

“Informasi pedoman kehamilan dan ibu menyusui yang simpel, concise, dan diberikan di saat yang diperlukan seperti pada saat kunjungan antenatal agar ibu hamil dan keluarga dapat mendapatkan wawasan. Semua ini penting untuk mencegah stunting, karena kondisi stunting itu tidak bisa dihindari apabila sudah terjadi,” menurut Liza.[] 

Tag: bonus demografideviden demografiidekonomikesehatanStunting
Share3TweetPinKirim
Sebelumnya

Ingin Membuat Avatar Facebook dari Android dan iPhone iOS? Begini Caranya

Selanjutnya

Geram Unjuk Rasa Tuntut Plt Gubernur Aceh Berpihak pada Kepentingan Rakyat

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com
BERITA

Bupati Dulmusrid Dukung Pembangunan Pusat Pembinaan Mualaf NU di Aceh Singkil

Selasa, 02/03/2021 - 08:34 WIB
Kredit foto: Bea Cukai.

Bila Direspons Negatif, Investor Tak Akan Tanam Modal di Bidang Minuman Keras di Indonesia

Selasa, 02/03/2021 - 07:32 WIB
Ketua Umum Partai Emas Hasneni. Doc: PE
Politik

Bila KLB Partai Demokrat Digelar, Ketua Partai Emas Akan Maju Sebagai Caketum

Selasa, 02/03/2021 - 06:44 WIB
Dahlan Djamaluddin. {Ihan Nurdin/aceHTrend]

DPRA Minta USK Tunda Pembangunan Kampus

Selasa, 02/03/2021 - 06:05 WIB
Massa GERAM saat melakukan unjuk rasa, Senin (1/3/2021).
BERITA

Tolak Legalitas Industri Miras, GERAM Lakukan Unjuk Rasa

Senin, 01/03/2021 - 19:31 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Khairul Huda Pimpin GP Ansor Abdya 

Senin, 01/03/2021 - 19:16 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Ketua FKUB dan Mantan Kepala Kesbangpol Aceh Nasir Zalba Tutup Usia

Senin, 01/03/2021 - 17:48 WIB
Tim Jihandak Polda Aceh sedang melakukan olah TKP di Gampong Peunyeurat, Banda Raya, Banda Aceh. Foto/Humas Polda Aceh.

Duar! Benda Diduga Bom Meledak di Banda Aceh, Gerobak Pedagang Hancur Menjadi Puing

Senin, 01/03/2021 - 16:47 WIB
Wakil Wali Kota Langsa, Dr. H. Marzuki Hamid, MM, saat bergotong royong di Gampong Lhok Bani, Minggu (28/2/2021).
BERITA

Peringati HPSN, 66 Gampong di Langsa Gotong Royong Serentak

Senin, 01/03/2021 - 10:47 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Syakya Meirizal saat berorasi dalam unjuk rasa menuntut keberpihakan pemerintah kepada rakyat di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis, 3 September 2020. @aceHTrend/Hendra Keumala

Geram Unjuk Rasa Tuntut Plt Gubernur Aceh Berpihak pada Kepentingan Rakyat

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Rustam Efendi (berdiri dan memegang mic) saat berdialog dengan Surya Paloh, Jumat (11/5/2018). Foto: Masrian Mizani (aceHTrend).

    Pakar Ekonomi: Di Aceh, yang Dibangun Hanya Ekonomi Pejabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duar! Benda Diduga Bom Meledak di Banda Aceh, Gerobak Pedagang Hancur Menjadi Puing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berada di Jalur ke Tanah Suci, Fadhil Usulkan Aceh Masuk Paket Umrah Plus

    159 shares
    Share 159 Tweet 0
  • Tolak Legalitas Industri Miras, GERAM Lakukan Unjuk Rasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tu Sop: Banyak Pemuda Aceh Sibuk Dengan Game Online

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
BERITA

Bupati Dulmusrid Dukung Pembangunan Pusat Pembinaan Mualaf NU di Aceh Singkil

Sadri Ondang Jaya
02/03/2021

Nanda Suriani
OPINI

Menjadi Role Model Pendidikan

Redaksi aceHTrend
02/03/2021

Kredit foto: Bea Cukai.

Bila Direspons Negatif, Investor Tak Akan Tanam Modal di Bidang Minuman Keras di Indonesia

Redaksi aceHTrend
02/03/2021

Ketua Umum Partai Emas Hasneni. Doc: PE
Politik

Bila KLB Partai Demokrat Digelar, Ketua Partai Emas Akan Maju Sebagai Caketum

Redaksi aceHTrend
02/03/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.