ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA) melakukan silaturahmi dengan Forum Jurnalis Aceh (FJA) di Rumoh Aceh, Gampong Tibang, Banda Aceh, Kamis (03/09/2020).
Dalam pertemuan itu, FPMPA diterima secara langsung oleh Ketua Umum FJA, Muhammad Saleh, didampingi oleh Sekjend FJA, Ahmad Mirza Safwandy, Bendahara Umum, Saifullah Hayati, dan Ketua Bidang Organisasi, Kompetensi dan Perusahaan Pers, Munawardi Ismail, serta Sekretariat Hantrini.
Dari FPMPA diwakili oleh T Irvani (Ketua Harian), Jhon Jasdi (Wasekjen), Zeary Saputra (Wasekjen), Fathria Ath Thahiry (Ketua Korwil Timur Raya) dan Ikhwan Kartiwan (Ketua Korwil Tengah Raya). Teuku Irvani memberikan ucapan selamat atas berdirinya lembaga FJA sebagai organisasi profesi jurnalis Aceh.
“Kami secara kelembagaan pada kesempatan ini mengucapkan selamat kepada Kakanda Muhammad Saleh atas kepercayaan kongres menjadi Ketua Umum FJA, dan selamat atas lahirnya organisasi profesi FJA melalui Deklarasi Rumoh Aceh,” ucapnya.

Ketua Umum FJA Muhammad Saleh mengatakan, organisasi yang dipimpinnya sangat terbuka dengan berbagai lembaga di Aceh. “FJA adalah lembaga yang inklusif, sangat terbuka dengan berbagai lembaga, banyak hal yang dapat dikolaborasikan dengan paguyuban mahasiswa,” ujar Muhammad Saleh yang juga pemilik Modus Aceh .
Jhon Jhasdi dari FPMA di hadapan pengurus FJA mengeluhkan bahwa selama ini pihaknya merasa belum terakomodir di media. “Selama ini kami kesulitan mendapatkan akses pemberitaan di media,” keluh Jhon Jhasdi.

Menurutnya, sering kali pihaknya mengirimkan rilis tetapi tidak kunjung dimuat di media, untuk itu dirinya menanyakan tips agar media bersedia memuat pemberitaan mahasiswa.
Muhammad Saleh menjawab, ada beberapa hal yang penting diperhatikan agar media memilih untuk memuat sebuah rilis. “Kadang kala ada hal yang esensi yang terluput penglihatan pengirim rilis, seperti sikap, misalnya mengirim dengan alamat media resmi, kirim ke email jangan cuma melalui whatshapp, karena editor ngeceknya ke email redaksi,” pungkasnya.
Menurut jurnalis senior itu, teknis seperti rumus 5W 1H harus dapat dikuasai oleh seorang penulis berita, hal itu untuk efisiensi kerja awak media, pun media jadi paham kontruksi beritanya seperti apa. “Rumus sederhana 5W 1H harus dikuasai, jangan pula pengirim rilis sendiri yang bingung bacanya, lalu membagi kebingungan kepada editor, nah ini bangunan berita itu harus jelas,” terang Muhammad Saleh sambil tersenyum.
Namun, Muhammad Saleh berpesan, andai ingin menulis berita, tulislah dengan tujuan yang tidak memiliki tendensi pribadi. “Kalau teman-teman yang menulis yang disorot itu kepentingan publik, bukan karena kepentingan pribadi, tentu konten itu akan menarik perhatian media. Jadi, konten yang dikirim tersebut, tujuannya untuk mengkritisi kebijakan publik dan berdampak luas bagi masyarakat,” imbuhnya.
Audiensi tersebut berlangsung santai dan dalam suasana diskusi yang hangat. Bahkan FPMPA menyampaikan kondisi di kabupaten / kota yang selama ini belum tersorot. Dalam kesempatan tersebut juga membahas pendidikan jurnalistik yang nantinya akan diselenggarakan oleh FPMPA bekerja sama dengan FJA. []
Editor: Ihan Nurdin
Komentar