ACEHTREND.COM, Lhokseumawe — Dalam tiga hari terakhir, tiga imigran Rohingya yang menempati Gedung BLK Lhokseumawe telah meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara.
Sebelumnya dua orang meninggal dunia karena sesak napas yakni Nur Khalimah (22) dan Hilal (21) di RSU Cut Meutia. Informasi diterima aceHTrend, hari ini, Jumat (11/9/2020) dikabarkan satu lagi warga Rohingya bernama Senowara (19) meninggal di rumah sakit yang sama dengan gejala mengalami sesak napas dan demam tinggi.
Kabag Humas Pemko Lhokseumawe, Marzuki, kepada awak media menyebutkan, Senowara dirawat dengan keluhan sesak napas dan demam tinggi. Namun, sempat dikabarkan kemarin malam kondisinya sudah membaik dan ternyata dini hari tadi meninggal dunia.
Dia menyebutkan hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah Senowara terpapar virus Covid-19. Tapi sampel swab sudah diambil dan hasilnya pun belum keluar.
“Untuk pemakaman juga akan dilakukan di TPU Gampong Kuta Blang,” katanya.
Dia menyebutkan, untuk biaya pengobatan Rohingya tersebut seluruhnya ditanggung lembaga pengungsi dunia UNHCR. Termasuk biaya makanan dan lain sebagainya, sedangkan Pemko Lhokseumawe hanya memfasilitasi tempat saja.
Hingga saat ini, sambung Marzuki, masih ada empat warga Rohingya yang dirawat di rumah sakit milik Pemkab Aceh Utara itu. Mereka semua mengeluh sesak napas dan demam tinggi.
“Terkait berapa lama ratusan Rohingya itu akan ditampung di Gedung Balai Latihan Kerja Lhokseumawe, kita menunggu keputusan pemerintah pusat bersama UNHCR.”
“Kita tunggu keputusan UNHCR dan pemerintah pusat. Itu kewenangan ada di pemerintah pusat,” pungkasnya. []
Editor : Ihan Nurdin